Beranda / Urban / Terjebak Pesona Bos / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Terjebak Pesona Bos: Bab 81 - Bab 90

118 Bab

Adit - 9

Bab 10Aku terbangun saat aroma wangi masakan menyusup ke hidungku. Mataku mengerjap pelan melihat pandangan yang sedikit asing di mataku.Lalu setelahnya aku terduduk. Melihat kondisiku yang masih telanjang bulat dan Joni tergeletak di sebelahku membuat ingatanku kembali ke malam tadi.Aku tersenyum kecil setelahnya.Siapa sangka, wanita yang sudah membuatku terangsang begitu aku sampai bisa ku nikmati sesuka hatiku.Sepertinya aku harus berterimakasih pada pak Roni karena hadiah yang luar biasa ini."Sudah bangun den?" Sapa pak Supri yang baru keluar dari dapur. Dia hanya mengenakan kolor bola yang sangat pendek tanpa selesai baju pun di atasnya. Di tangannya membawa secangkir kopi.Aku tersenyum, mengingat kejadian semalam sungguh luar biasa. Apalagi pak Supri dan Joni yang luar biasa gila. Wajar aku benar-benar menikmatinya."Sudah pak. Jam berapa yah pak?" Tanyaku lagi sembari melihat jam di dinding.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

bab 10

Bab 11Setelah kejadian tadi pagi di dapur, kini kami melanjutkan aktivitas sarapan yang sudah di siapkan bik Sri sebelumnya.Aku terdiam menatap masakan bik Sri yang cukup banyak, ada beberapa yang di sajikan, tidak seperti yang bik Sri katakan tadi. Nyatanya yang katanya bik Sri tidak memiliki sayuran banyak, malah ini lebih banyak dari bayangan ku.Ada sambal dencis, tumis buncis, ikan asin goreng dan ikan bakar. Ini sih sudah seperti menu restoran saja."Ayo den di makan!" Kata pak Supri sembari meraih piring dan mengisinya dengan nasi, lalu di susul Joni yang duduk tepat di sebelahku. Kami makan dengan posisi lesehan, dan kami melingkari makanan yang di sajikan.Pagi itu Joni hanya mengenakan boxer saja. Sedangkan pak Supri sudah lengkap dengan baju basahan. Sepertinya pak Supri sudah siap akan pergi ke lahan.Bik Sri masih di dapur, menyiapkan minum untuk kami.Aku segera mengambil nasi setelah Joni mengambil nasin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

adit 11

Bab 12Pagi itu setelah sarapan dan olahraga pagi. Aku memilih duduk di teras depan rumah pak Supri. Duduk di temani secangkir kopi dan pisang goreng sembari melihat para pekerja pergi ke area. Walau hari Minggu, aktifitas panen masih berjalan, dan para mandor pun masih bekerja di akhir pekan. Berbeda dengan aku yang bisa duduk santai sembari menikmati pagi cerah yang walau sudah pukul 8 pagi tadi cuaca sudah membuat tubuhku gerah.Aku hanya duduk mengenakan celana boxer pendek milik Joni. Membiarkan badan polos ku terekspos."Pagi pak. Wah pagi-pagi udah makan pisang goreng aja nih." Sapa seorang pekerja sembari memikul egrek, alat panen berupa arit besar dan galah yang memiliki panjang 4 meter."Pagi pak, iya nih lagi nyantai aja." Jawabku sembari terkekeh kecil."Wih enak yah jadi bos, hari Minggu bisa libur." Gurau sang bapak.Aku segera mengangkat piring berisi pisang goreng. "Pisang pak." Kataku."Wah makasih pak,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Adit 12

Bab 13Cukup lama Jumirah berpikir. Dengan menimbang-nimbang segala kemungkinan yang terjadi. Lalu setelahnya dia menatapku."300rb tapi kasih saya uang mingguan ya pak, itung-itung uang sayuran saya, gimana?""Hem..." Aku berpikir, sebenernya untuk uang segitu tidak menjadi masalah untukku, jika di total, mungkin aku mengeluarkan uang 500 ribu dengan uang belanja mingguan Jumirah."Saya cuma bisa kasih 50 perminggu." Putuskan kemudian."Tapi bener kasih saya 10 juta ya pak?""Gampang, 10 juta langsung kalo ibu mau.""Ya udah deh saya setuju pak." Jawab Jumirah."Jadi udah ada kesepakatan nih?" Tanya bik Sri."Iya sri, dari pada aku di siksa, mending aku ambil deh.""Waduh. Kami jadi madu ku dong Jum?""Iya sri, kita kontrak sama bapak yang sama, kaya sebelumnya juga gitu kan?""Hihi nggak papa sih Jum. Asal jangan embat jatahku.""Heleh! Kamu tuh yang embat jatahku."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Adit 13

Bab 14Siang itu setelah kejadian pagi tadi, aku akhirnya kembali ke rumah dengan tubuh yang benar-benar letih.Bayangkan saja dalam waktu 24 jam aku sudah mengeluarkan sperma sebanyak itu. Bahkan untuk berdiri saja rasanya sungguh melelahkan.Jujur saja, aku masih tidak percaya bahwa aku sudah mendapatkan dua wanita di desa ini, walau harus merogoh dompet yang lumayan setidaknya itu tidak membuatku rugi.Aku masih berbaring di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit. Mengingat kejadian tadi setelah bertemu dengan pak Hartono. Tepat setelah aku bermain di teras bersama dengan bik Sri dan Jumirah. Pak Hartono datang dalam kondisi mabuk, dia marah saat melihat istrinya ku tunggangi. Namun suasana hatinya berubah seketika saat aku menjanjikan yang sebesar 10juta untuk kontrak satu tahun. Dan juga aku memberikan uang 100rb cash sebagai jaminan.Bukan memberikan sih. Tepatnya dia meminta untuk tambah uang mabuk siang itu. Setelah mendapat a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Adit 14

Aku merentagkan tangan begitu pekerjaan ku hari ini telah siap. Ku lihat Adi masih sibuk input data dan Rudi entah kemana dengan motor crfnya. "Mau makan apa lu?" Tanyaku sembari beranjak dari kursi dan menghampiri Adi. Dia mengangkat kepalanya seraya tersenyum. "Mau nyusu aja kayaknya." Aku memincingkan mata seraya berdecih. "Susu aja mau lu! Sementang ada susu nganggur!" Yah sudah jelas susu yang di maksud Adi adalah payudara bik Sri. Semenjak kemarin sekarang Adi selalu ketagihan dengan payudara besar itu. Tidak heran karena jujur saja aku pun ikut ketagihan oleh payudara jumbo itu. "Ya gimana, lagian kita udah sepakat kan?" "Iya sih. Tapi lu udah TF gue kan?" "Aman! Tadi malam kan udah gue TF." Mengingat kejadian semalam, saat dimana kami di rumah pak Kadus. Kami yang memang sebelum berangkat sudah sepakat untuk melakukan pembayaran yang akan aku lakukan untuk Jumirah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Adit 15

Hari berlalu tanpa terasa. Aku mengerang pelan saat merasa sekujur tubuhku terasa begitu letih. Terbesit untuk segera kembali ke rumah dan menikmati makanan yang di sajikan oleh bik Sri, dan tentu saja lebihan dari apa yang disajikan oleh bik Sri.Namun, seketika aku termenung, bayangan masa lalu kembali menyusup secara perlahan. Bayangan yang selalu membuatku takut dan yang membuatku hingga detik ini tidak berani untuk berkeluarga. Yah, apa yang kudapatkan sejak kecil yang membuatku menjadi seperti sekarang ini.Korban kekerasan rumah tangga. Korban kebejatan ayah, bayangan itu kembali hadir membuat napasku tercekat pelan. Tanganku kembali bergetar saat ingatan itu membawaku ke dalam rasa sakit yang diberikan oleh ayah.Aku mematung untuk sesaat, membayangkan segala hal yang harus segera aku singkirkan, aku tak ingin seperti dirinya. Aku tak ingin mengikuti jejaknya! Namun! Tanpa sadar, apa yang ku lakukan sekarang tidak lebih buruk dari apa yang ayahku l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Adit 16

Bab 17Pagi itu pikiran Adit benar-benar tidak bisa di ajak kompromi. Hampir semua pekerjaan yang dia lakukan tidak pernah beres.Pikirannya masih melalang buana tatkala memori kelam itu kembali lagi. Ada rasa benci yang menyeruak saat kenangan masalalu itu kembali muncul."Huahhhh!"Brak!Satu tumpuk map berisi berkas yang harus dia periksa berserakan saat Adit membanting tangannya dan menyepak semua berkas itu.Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ingin rasanya dia memakai. Namun itu semua tidak akan menyelesaikan masalah.Di ambilnya asbak di atas meja lalu dilemparkannya ke arah dindingPyar!Seketika asbak kaca itu pecah dan berhamburan kemana-mana. Pagi masih buta. Tapi Adit sudah meluapkan emosinya dengan gegabah. Napasnya tersengal."Anjing!" Pekiknya keras.Lalu tak lama berselang bik Sri yang baru datang terkejut melihat suasana kantor yang berantakan."Ade
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Adit - 17

Bab 18Sejak pagi itu Adit menjadi sosok pendiam. Sudah satu Minggu berlalu dan Adit sama sekali tidak keluar kamar dan hanya keluar ketika di kantor saja. Bik Sri yang melihat perilaku Adit sangat terpukul. Bahkan sejak pengakuan Adit hari itu bik Sri menolak berhubungan dengan Adi walau pemuda itu berkali-kali mengajak dan memancing dirinya. Sebisa mungkin bik Sri menolak ajakannya dengan halus. Dia tidak mau membuat Adit berpikir macam-macam, apalagi saat tuannya itu memohon agar dia tidak meninggalkan dirinya."Permisi den...." Ucap bik Sri sembari mengetuk pintu kamar adit. Sore itu sejak pulang kerja Adit sama sekali belum makan dan langsung mengurung diri di kamar. Bik Sri berniat membawakan makanan untuk Adit karena bagaimanapun juga bik Sri khawatir dengan kondisi Adit."Iya bik masuk aja." Jawab Adit dari dalam.Bik Sri perlahan mendorong pintu dan melangkah masuk. Dilihatnya Adit yang masih berusaha mengenakan celana pendek dan terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Adit 18

Bab 19Saat perjalanan pulang Adit meminta pak Supri untuk mampir di toko pakaian, Adit memilih beberapa pakaian yang sekiranya cocok untuk Jumirah sekeluarga, dan bik Sri sekeluarga."Mang, coba pilih yang bagus untuk Joni sama mamang, kalo bisa sekalian pilihkan untuk pak Hartono pak." Ujar Adit sembari melihat-lihat isi di dalam toko itu. "Nggak papa nih den? Padahal saya udah banyak ngerepotin Aden loh, udah dilunasi hutang segitu banyaknya, ehh masih dibelanjain juga.""Udah nggak papa, hitung-hitungan hadiah dari saya." Ujar Adit lagi. "Pilih aja yang bapak mau dan kelihatan bagus, atau kalo nggak biar nanti saya yang pilihkan.""Ehh nggak usah den, biar saya aja." Kata pak Supri sembari lalu.Adit melangkah menyusuri koridor melihat-lihat beberapa pakaian yang mungkin saja cocok untuk dirinya. Yah untuk seukuran toko yang terletak di sudut kota. Bisa dibilang toko ini cukup lengkap, ada beberapa pakaian anak-anak dan juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status