Home / Urban / Terjebak Pesona Bos / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjebak Pesona Bos: Chapter 101 - Chapter 110

118 Chapters

Adit 27.2

“masss…” dia membuka percakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia. “mas bakal tanggung jawab kan?” “mas mau menikahi Retno kan?” parau suaranya terdengar. Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia akan langsung mengatakan itu. Padahal ku pikir kami hanya terikat kontrak saja, melakukan hal yang seharusnya kami lakukan. Tapi Retno seolah ingin lebih, aku menatapnya parau, jujur aku juha tidak tega jika harus melihat kondisinya yang sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Jujur saja di satu sisi aku juga ingin memilikinya seutuhnya, hanya untukku dan tidak untuk yang lain. Namun di sisi lain, aku masih memiliki sisi buruk yang belum bisa aku tinggalkan, lantas apa yang akan terjadi jika aku punya anak nanti. "Kami yakin? Kamu tahu kan sayang, mas ini terikat kontrak bukan hanya pada satu wanita saja, bahkan ibumu...." aku tak mampu melanjutkan kali
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

bab 28

Suara erangan Sarah terdengar sayup sayup di bedeng di tengah hutan pinus. Tampak tubuh telanjangnya sedang terlentang mengangkang. Seorang pria kurus sedang memajumundurkan kontolnya di dalam vagina Sarah sementara 2 pria lainnya menontoni mereka berdua.Mamat : oukhh enak banget nih heunceut amoy uhh (cplok cplok bunyi kelamin basah mereka yabg beradu)Dindin : buruan Mat, gantian, udah ga tahan iniSarah : oohh ohh aah pe…pelaan bang oohhMamat : bentaar…bentar lagi gue buntingin nih amoy hoh hohTak lama, si Mamat mengisi vagina Sarah dengan spermanya. Memang beda rasanya mengentoti amoy macam Sarah. Dindin segera mengambil giliran, kontolnya langsung menembus vagina Sarah yang sedang menungging. Kembali suara gesekan kedua kelamin dan erangan Sarah sayup sayup menggema di hutan pinus itu.Sehari sebelumnya…Sarah dan teman2nya sedang berlibur ke Bandung selama seminggu. Mereka bertujuh adalah pasutri, hanya Sarah yang pergi s
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

bab 29

"Gimana den?" Tanya bik Sri begitu aku kembali ke kantor dan duduk di kursi panjang yang ada di teras kantor."Ya nggak gimana-gimana bik, ya gitu aja, aku tadi coba lerai dan usir mereka. Terus berhasil, tapi ya gitu mereka besok bakal balik lagi katanya. Dan kalo misal besok balik. Aku dah nggak bisa berbuat apa-apa bik.""Kok bibik jadi kasihan yah... Padahal pak bagus orangnya baik loh. Bu Isti juga, ramah dan baik...." Bik Sri menoleh menatapku. "Aden nggak bisa bantu gitu? Kayak kek Trisno. Aden kan bisa bantu.""Gimana ya bik. Bukan nggak mau bantu. Tapi aku juga lagi butuh uang." Ku tarik tangan bik Sri agar duduk di pangkuanku. "Terus masalahnya, kata pak Supri bu Isti itu punya prinsip yang kuat dan nggak aneh-aneh kayak yang lain. Makanya aku nggak berani jamin kasih uang ke mereka. Terlebih mereka masih muda dan belum seusia kek Trisno. Jadi biar mereka usaha aja dulu bik." Kataku malas. Aku masih kecewa dengan pilihan Bu Isti tadi. Terlebih ra
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

bab 30

Aku mengikuti langkah Bu Isti yang ada di depanku, dia masih menunduk malu-malu dan berjalan mendahuluiku. Sedangkan pak bagus sudah pergi ke mushola dan rencana untuk tidur di sana.Melihat tingkah bu Isti Aku hanya bisa terkekeh kecil karena dilihat dari manapun, dia terlihat seperti anak kecil yang malu-malu meong saat mengajak pria pulang ke rumah.Bahkan saat sampai di rumah pun Bu Isti langsung bergegas ke kamar dan membuka pintu kamar lebar-lebar seolah memberi kode aku untuk segera menyusulnya."Tutup pintunya pak." Ujar Bu Isti dengan nada pelan. Dengan tubuh yang sudah rebahan di atas tempat tidur dengan posisi membelakangi tubuhku.Aku menuruti saja keinginan Bu Isti, ku tutup pintu kamar lalu menyusul dirinya untuk tiduran di tempat tidur.Aku menoleh ke arahnya yang masih membelakangi tubuhku.Sungguh apakah memang selucu ini? Melihat tingkahnya yang malu sama seperti gadis yang baru saja tidur dengan pria. Malu malu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

bab 31

"Jangan tidur dulu Bu, saya belum selesai loh." Aku tersenyum saat melihat tubuh lemas Bu Isti yang seakan ingin terlelap di sana."Saya capek pak...." Jawab Bu Isti lemas."Masa capek si Bu, saya baru mulai loh." Aku menyeringai. Lalu ku bantu Bu Isti berdiri dan ku papah ke kamar. Di sana ku dudukan Bu Isti di atas ranjang. "Waktu masih panjang Bu.... Mari kita nikmati permainan gila ini." Aku tersenyum puas melihat ekspresi Bu Isti."Tap... tapi .... Pak...."Aku tersenyum, ku elus wajah mulusnya itu dengan lembut. "Nggak ada tapi-tapian, saya sangek banget liat body itu." Bisikku lembut di telinganya. Lalu Ki jilat telinga Bu Isti dengan semangat."Akhhh.... Sshhh....." Desis Bu Isti berusaha menolak, tapi ku tahan. Ku jilat rongga telinga Bu Isti membuat dia mengejang keenakan."Kenapa Bu? Enak...." Ku pancing Bu Isti. Dia masih malu-malu, tapi dia mengangguk pelan. Aku terkekeh pelan, tanganku beranjak turun meremas payudar
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

bab 32

Cukup lelah memang, memiliki 5 orang wanita secara terang-terangan, yang mana aku bisa memilih kapan saja akan meminta jatah pada mereka. Seperti halnya malam tadi, aku benar-benar menghajar Bu Isti dengan ganas. Bahkan seluruh fantasi ku selama ini terbayar tuntas malam tadi.Seorang wanita berhijab yang memberikan seluruh tubuhnya di sentuh hanya olehku. Walau ada sedikit paksaan tapi rasanya itu sepadan, mungkin dia malu karena itu adalah pengalaman pertama baginya bersetubuh dengan pria lain selain suaminya sendiri.Membayangkannya saja masih membuat ku geli. Aku masih tak menyangka ada wanita polos dengan tubuh mulus tanpa cacat sedikitpun. Seolah dia benar-benar merawat tubuhnya untuk suaminya sendiri.Siapa sangka, aku adalah orang yang beruntung, setelah mendapatkan keperawanan Retno, aku juga mendapatkan Bu Isti yang bahkan belum pernah dijamah siapapun. Mereka Berdua seolah berlian yang terkubur di dalam lumpur. Memiliki sisi indah dan mematikan
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

bab 33

"Anak-anak jaman sekarang udah pada dewasa belum pada waktunya ya?" Ujarku sembari melihat Aldi yang baru saja pergi bersama dengan putri. "Hihi. Bukan cuma anak-anak, tapi dia juga makin besar aja." Kata Bik Sri memberi kode pada selangkanganku. "Yah kalo itu sih, aku juga bingung bik, kenapa coba bisa sebesar itu?" "Hihi, kayaknya bibik tau deh den. Tapi ya udah lah ya, kan lumayan bisa makin besar gitu." "Tetep aja penasaran bik." Bik Sri hanya terkekeh. Dan parahnya dia malah beranjak turun dan langsung berlutut tepat di hadapan selangkangan ku. Dengan santainya dia memainkan penisku yang membuatku hanya bisa terkekeh kecil. "Belum puas bik? Padahal.bsru.maim sama Aldi,..." Aku mendesis saat bik Sri tiba-tiba saja memasukkan penisku ke dalam mulutnya. "Jangan ngejek ya den... Burung kecil gitu mana bisa bikin puas, orang yang ini aja kadang belum bisa bikin puas!" Jawab bik S
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

bab 34

"begadang Lo?" Tanya Adi saat melihat ku berkali-kali menguap saat pertemuan akhir bulan di kantor.Aku mengangguk kecil sebagai jawaban. Malam tadi aku memang menghabiskan waktuku dengan empat wanitaku, dan kami melakukan itu hingga menjelang subuh. Bahkan saat ini, Bu Tini Jumirah dan Retno masih terlelap, sedangkan bik Sri dia seperti wanita pada umumnya, yang mana akan bangun pada jam empat pagi dan menyiapkan segalanya, walau terlihat masih mengantuk memang."Gila sih lu! Kopong lama-lama tuh dengkul!" Balas Rudi yang membuat Adi tergelak."Ya gimana lagi, kalian tau sendiri gimana gue!" Balasku dengan lesu."Ya udah sih nggak papa, lagian nggak ada masalah juga kan di pekerjaan, pertemuan kali ini juga nggak ada yang perlu di bahas, cuma lu ya harus wajib ke kota buat laporan. Paling lu kasih arahan ke mandor yang lain. Bisa lah itu nanti gue koordinasi!" Lanjut Adi."Males gue! Sumpah aja! Apa lagi harus ke kota, rasanya capek sebe
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

bab 35

Sesampainya di hotel. Aku langsung mendorong tubuh Bu Isti ke atas ranjang. Ku kurung dia dengan kedua tanganku."Pak...." Desah Bu Isti yang ku balas dengan seringai nakal."Aku udah nggak tahan Bu." Kataku lagi sembari mengecup bibirnya. Sedikit sentuhan setelahnya aku menjauhkan wajahku dan menatap wajah sayu yang begitu ayu di sana.Aku terkekeh. Tanganku mulai nakal menyusuri tiap inci kulit mulusnya. Wajah yang ditutup jilbab hitam itu makin menajamkan kulit putih yang begitu lembut dan halus."Kenapa ibu terlihat begitu cantik malam ini." Kataku merayu sembari membelai wajahnya. Bu Isti seolah memancarkan kecantikan yang menggugah gairah dalam diriku. Melihatnya saja sudah tidak bisa membuatku tenang. Dadaku bergemuruh.Melihat tubuh montok yang terbalut gamis seolah membuatku ingin mewujudkan semua fantasi dalam diriku.Tanganku mulai merayap, masuk ke dalam gamisnya melalui belahan dada Bu Isti. Setelahnya tanganku seger
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

bab 36

"pak! Apa ini nggak terlalu ketat, saya malu kalo harus pake pakaian ini untuk pergi!" Ujar Bu Isti yang tengah protes karena aku menyuruhnya memakai legging panjang yang sangat ketat hingga pres bodi. Yang membuat pantat bulatnya itu terbentuk dengan sempurna, belum lagi bagian atas yang hanya mengenakan kaos lengan panjang yang begitu ketat dengan atasan hijab.Dia terlihat tidak nyaman dan berusaha menutupi bagian intim seperti selangkangan dan juga buah dadanya.Aku terkekeh pelan lalu berjalan menghampirinya. "Nggak papa Bu! Ibu cantik pake baju kayak gini.""Tapi ini terlalu ketat! Saya malu pak!""Kenapa harus malu Bu? Badan ibu bagus. Wajah ibu cantik. Pasti orang akan suka melihat kecantikan ibu, apalagi ibu sangat cantik ketika mengenakan pakaian ini."Dia memandangi wajahku lekat lalu berkata lirih. "Baju ini sama sekali nggak menutupi tubuhku pak, malah terlihat seperti telanjang!"Aku terkekeh pelan. "Nggak papa Bu.
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status