Home / Urban / Terjebak Pesona Bos / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Terjebak Pesona Bos: Chapter 91 - Chapter 100

118 Chapters

Adit 19

Bab 20"loh bibik mau ke mana?" Tanya Adit saat melihat bik Sri membawa satu baskom pakaian kotor dengan tubuh yang hanya di lilit handuk pendek.Setelah permainan dengan Joni tadi, kini bik Sri malah terlihat sibuk, padahal niat hati Adit mau minta jatah. Tapi apa daya, sepertinya pekerjaan bik Sri tak bisa lagi menunggu."Ini den mau nyuci di sungai sekalian mandi." Jawab bik Sri. "Aden mau ikut?""Emm... Rame nggak bik?""Ya kalo hari Minggu gini pasti rame den. Banyak yang nyuci dan ngambil air juga.""Woke boleh deh. Tunggu sebentar saya ambil handuk dulu.""Pake handuk Joni aja den.""Baiklah."Setelahnya Adit dan bik Sri berjalan ke arah belakang kamp, tempat sungai berada. Melihat bik Sri yang terlihat kesulitan membawa baskom berukuran besar, Adit langsung meminta dan membantu membawakan baskom itu.Tak lama mereka sampai, suara ramai tawa anak kecil langsung terdengar dan benar saja s
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Adit 20

Agung menyusul kakaknya yang sudah terlebih dahulu memulai star."Kak! Aku mau mulutnya!" Kata agung yang kini sudah berdiri di hadapan bik Sri."Ehh jangan dulu, bibik masih nyuci loh ini." Tolak bik Sri karena memang dirinya tengah mengucek pakaian."Yah.... Terus gimana. Kakak udah dapat memek bibik, masa aku nggak dapat?" Jawab agung dengan lesu.Bik Sri tersenyum kecil. "Katanya tadi kangen nenen bibik. Kenapa nggak nenen aja?""Posisi bibik susah kalo sambil nenen.""Hihi nggak kok. Bibi kan nungging, tuh nenen bibi aja bergelantungan bebas."Akhirnya dengan wajah lesu agung mengalah. Dia bergerak turun dan segera memposisikan tubuhnya di bawah tubuh bik Sri. Setelahnya dia langsung memainkan payudara bik Sri. Menjilat dan mengenyot sembari meremas dengan kedua tangannya.Di sisi lain kakak agung yang ada di belakang tubuh bik Sri langsung menjilati vagina bik Sri, lidahnya bergerak liar mencari itil bibik
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

bab 21

Adit benar-benar tidak percaya melihat apa yang terjadi. Seorang anak berusia 10 tahun bisa melakukan hal segila itu. Bahkan fantasi mereka benar-benar di luar nalar yang tak pernah bisa dia pikirkan sebelumnya.Tidak sampai di sana, bahkan setelah Toni dan agung terkapar setelah mendapat klimaksnya. Anak-anak yang bermain bersama mereka tadi sudah berbaris rapih di belakang mereka."Gung, ton, kali udah gantian geh. Kami juga pengen nih, mumpung bik Sri nganggur?" Ujar salah seorang anak yang lebih besar dari agung dan Toni. Dia dan anak-anak yang lain. Ada total lima orang anak yang berbaris di belakang tubuh anak itu.Aait tidak percaya jika hampir semua anak-anak di sini sudah mengetahui tentang sex dan parahnya lagi pengalaman mereka bahkan lebih gila dari pada pengalaman Adit sendiri."Ya udah sih. Tinggal pake aja, aku masih capek!" Balas agung yang tergeletak di atas semen pinggiran sungai. Sungai di pemandian ini memang sudah di
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

bab 22

POV Adit.Aku benar-benar tak percaya melihat suasana di sungai ini. Seperti aku tengah ada di dalam sekte sesat yang bisa berbuat sesuka hati untuk melakukan sex. Tua muda semua berbaur menjadi satu, nenek-nenek bahkan menjadi gila hanya karena suasana ini.Entah apa yang akan terjadi kedepannya, aku tidak peduli, saat ini aku hanya ingin menikmati suasana yang ada. Bagaimana Desi menjilati penisku yang tengah keluar masuk di vagina Ratna. Menjilat setiap tetes cairan yang keluar dari permainan kami."Shhhh.... Ohhhh .... Mentokkk pakk...." Lenguh Ratna membuat lamunanku terhenti. Ratna mempercepat goyangannya, sesekali pantatnya berputar ke kanan dan ke kiri."Oghhhh iyahhh... akuhh... aakk.... akuhuu keluaarrrhhhh...." Aku menatap tubuhnya yang mengejang dia berhenti bergerak dan duduk di atas selangkanganku, penisku rasanya mentok ke rahimnya dan ku rasakan otot vagina Ratna mengencang menandakan dia mencapai orgasmenya, tubuhnya men
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

bab 23

POV Adit.Aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, bahkan tubuhku masih begitu lemas tak berdaya, aku keluar sangat banyak hingga membuat setiap sendi ku rasanya ingin copot.Tak habis pikir, aku berhubungan dengan nenek-nenek yang sama sekali tak pernah terbesit di kepalaku."Gimana pak? Mantep kan?" Tanya Desi sembari tersenyum di selangkangan ku, dia masih asik memainkan penisku seolah itu adalah mainan yang begitu menarik perhatiannya.Aku tak menjawab pertanyaan, seolah tak ada tenaga lagi untuk berbicara, aku menoleh setelahnya. Melihat kondisi Bik Sri yang masih dikerubungi anak-anak yang menunggu giliran mereka. Aku mengabaikannya, ku tatap langit siang yang begitu cerah itu. Ada banyak hal di luar nalar yang terjadi di desa ini, bahkan aku tidak berpikir akan mendapat banyak pengalaman di desa ini."Woy lah! Gue cari-cari kirain ke mana! Malah asik di sini!" Pekik seorang yang suaranya sangat kukenal,
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

bab 24

"kakek nggak papa?" Aku segera membantu kakek itu duduk, ku lihat wajahnya penuh lebam. Dan tangannya sedari tadi hanya memegangi perutnya. mungkin masih sakit karena tendangan dari pria kurang aja tadi.Sial! Mengingatnya saja sudah membuat ku muak."Nggak papa nak, maaf kakek malah ngerepotin kamu..." Ujar kakek dengan suara terbata.Aku melihat sekilas seolah melihat mendiang kakek ku dulu. Walau wajahnya tidak mirip tapi nasib kakek hampir sama dengan mendiang kakek ku. Terlilit hutang dan sampai sulit untuk membayar, jadi walau dia bukan siapa-siapa dan mungkin aku tidak mendapatkan keuntungan darinya. Aku tidak masalah, toh aku bisa mendapatkan dari desa ini sendiri. Jadi aku sudah menganggap semua orang di desa ini adalah keluarga."Nggak usah terlalu dipikirkan kek, pelan-pelan aja jalannya, biar saya bantu ke rumah kakek!" Kataku pelan sembari memapah sang kakek. "Rumah kakek di mana?" Tanyaku kemudian."Si sebelah sana nak." Ka
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

bab 25

Setelah menempuh hampir 6 jam perjalanan, dan hari sudah mulai gelap. akhirnya aku dan Retno sampai di kota. Aku segera mencari hotel terdekat untuk tempat kami menginap, rencananya kami akan menginap selama dua hari jika tidak ada masalah. Setelah memutuskan hotel yang tepat dengan jarak ke kantor pusat dekat."Kita pesen satu kamar aja nggak papa kan?" Tanyaku pada Retno saat kami turun dari mobil."Nggak papa, pak..." Jawab Retno."Kok pak sih?" Protesku."Eh iya mas..."Aku tersenyum saat aku dipanggil mas oleh Retno, aku merasa ada sesuatu yang membuncah dalam perutku saat wanita secantik Retno memanggil ku dengan sebutan mas."Ya udah kalo gitu. Yuk cari kamar." Kataku lagi lalu kami masuk ke dalam hotel dan memesan kamar. Setelah mendapatkan kamar aku dan Retno masuk sembari membawa barang bawaan kami, tidak banyak hanya satu tas gendong yang berisi pakaian ku dan Retno yang aku jadikan satu.Setelah itu kami masu
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

bab 26

Ini adalah malam kedua kami di kota, aku dan Retno baru saja kembali dari kantor pusat dengan wajah yang sudah lecek karena kelelahan."Capek?" Tanyaku pada Retno.Dia mengangguk pelan. "Capeknya enggak, tapi bosen mas, duduk Mulu dari tadi."Aku terkekeh pelan, "kan udah mas pinjemin hp tadi....""Ya tetep aja bosen." Kata Retno sembari membuka pintu kamar kami dan duduk di sisi ranjang."Nggak mandi dulu biar ilang capeknya?" Tanyaku pada Retno."Nanti lah." Retno merebahkan dirinya dengan pakaian lengkap, hari itu Retno memakai kemeja dan rok dibawah lututn yang aku belikan kemarin dan penampilannya sungguh luar biasa cantik.Aku bergerak mendekati, lalu ikut tiduran di sebelahnya. Tanganku dengan iseng melingkari pinggangnya, dan Retno tidak mengelak sedikitpun. Bahkan saat ku ciumi kulit halusnya dia tetap diam. Aku semakin gencar, ku ciumi setiap inci tubuhnya dengan rakus membuat Retno menggeliat kegelian.
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Adit 26 part 2

Ku pandangi wanita yang kini masih memejamkan mata dengan napas yang masih tersengal. Setelah aku menggodanya tadi. Rasanya aku ingin menyelesaikan hasrat dalam diri untuk segera menuntaskan semuanya. Tapi melihat Retno yang masih melayang di awan kenikmatan, aku hanya bisa menunggu. Ku pandangi kedua payudara besar itu dan ku arahkan kepalaku ke arahnya, ku jilati dan ku cumbu setiap inci kulit mulus Retno. Lidahku berjalan setiap inci kulitnya hingga sampai di piring merah muda yang mengacung tegak. Ku kecup puting itu dan sedot kuat-kuat, tak lupa ku berikan gigitan kecil di sana yang membuat Retno melenguh panjang. "Masshhhhh...." Aku terkekeh pelan, dia seolah menolak karena ingin menikah sensasi orgasmenya, tangannya berusaha mendorong wajahku, walau hal itu tentu tidak akan berguna, tenagaku lebih besar dari tenaganya, terlebih dia seolah tidak niat untuk mendorong tubuhku. "Kenapa sayang..." Aku bertanya sembari me
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Adit 27

Pagi itu aku baru saja selesai sarapan di rumah Bik Sri bersama keluarga pak Supri dan juga pak Hartono, tentu saja ada Jumirah yang membantu bik Sri sedari petang tadi. Kegiatan malam tadi membuat kami benar-benar kelelahan yang membuat kami menginap di rumah Bik sri, dan karena itu jadilah pagi ini kami sarapan bersama. Hal yang mungkin saja umum untuk orang di sini, tapi tidak untukku. Aku yang sedari dulu melakukan semuanya sendiri dan tidak pernah merasakan kehangatan keluarga tentu saja merasa bahagia ketika mereka menyambut ku dengan baik di sini."Capek saya pak, dengkul saya rasanya mau copot!" Kata pak Supri sembari menyesap asap rokok dalam-dalam, dia duduk di lantai depan pintu sembari bersandar pada kusen kayu."Halah, baru segitu aja udah loyo kamu no, pantes aja sijum suka main sama orang lain, lawong suaminya aja loyo!" Ledek pak Supri Sembari tertawa puas."Ya gimana lagi mas, kalo nurutin kemauan jumirah mah nggak ada selesainya, yang ada
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status