Home / Romansa / JODOH TAK TERDUGA / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of JODOH TAK TERDUGA: Chapter 81 - Chapter 90

145 Chapters

BAB 81 : Farewell Party

Berita Arin dan Citra yang akan resign sudah terdengar di seluruh SFC. Lina sudah out duluan dari SFC per-tanggal 1 Januari kemarin. Lina sudah ada di Bogor sekarang dan tengah disibukkan dengan keperluan pernikahannya.Divisi HR sedang disibukkan dengan proses recruitment dadakan. Hari ini, pengganti Arin dan Citra akan tiba. Meskipun Arin dan Citra resign di tanggal 1 Januari, tapi mereka benar-benar keluar dari SFC per-tanggal 1 Februari. Semua itu dikarenakan mereka harus membereskan seluruh pekerjaannya dalam satu bulan itu, dan juga mereka harus mengajari karyawan baru perihal jobdesk mereka.Tiara menghampiri kubikel Arin bersama seorang wanita muda yang Arin yakini dia penggantinya di SFC ini.“Rin, ini Ririn karyawan baru yang bakal isi posisi kamu nanti. Ririn, ini Arin” Tiara memperkenalkan Ririn pada Arin. Arin berdiri lalu menyalami Ririn sambil tersenyum.“Arin.”“Ririn.”“Ya udah kalau gitu Arin bisa langsung ajari Ririn ya.” perintah Tiara.“Siap bu.”Tiara pergi menuj
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

BAB 82 : Mama Dewa itu Ambar

Mobil box yang dimaksud Citra semalam sudah datang dan saat ini Arin dan Lili sedang membantu bapak-bapak sopir yang mengangkut barang-barang Arin dan Lili ke dalam mobil. Arin dan Lili bulak-balik hingga ke depan gang. Tidak banyak yang diangkut hanya box baju dan peralatan dapur serta karpet dan kasur lipat. Jika kasur dan lemari itu milik si pemilik kontrakan sedangkan sofa Arin berikan ke tetangga sebelah. Untuk motor Arin, mereka dibantu oleh tetangga yang lain untuk dinaikkan ke atas mobil box. Datang mobil Citra. Citra keluar dari mobil dan memarkirnya di cafe dekat sana. “Masih ada lagi?” “Udah selesai, Cit.” “Gimana ceritanya itu motor ada di atas mobil?” Citra melongo melihat motor Arin ada diatas mobil. Arin terkekeh, “Dibantuin sama tetangga yang lain.” Sopir itu menghampiri Arin
last updateLast Updated : 2022-08-09
Read more

BAB 83 : Perjalanan Bincang-Bincang

Ambar memeluk Arin, Citra dan Lili bergantian. Dewa sudah merentangkan tangannya menunggu dipeluk Ambar. Tidak sesuai harapan, Ambar justru menepis tangan Dewa. “Ma. Aku juga pengen dipeluk.” “Mama yang ngga mau.” ogah Ambar. “Mama peluk mereka. Yang anak mama itu Dewa bukan mereka.” rajuk Dewa sambil memanyunkan bibirnya. “Kalo kamu emang anak mama setidaknya pulang ke rumah. Ini ngga pulang-pulang.” sindir Ambar. Memang benar yang dikatakan Ambar. Sudah 2 tahun ini Dewa tidak pulang ke rumah. Bukan karena dia bermasalah dengan anggota keluarga yang lain, Dewa hanya tidak ingin dibandingkan dengan kedua saudaranya. Abang dan Adik Dewa sangat penurut pada mama dan papanya. Berbeda dengan Dewa yang selalu seenaknya. Makanya Dewa sering bertengkar dengan abangnya itu. Tapi lihatlah Dewa bisa bekerja dan menghasilk
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

BAB 84 : Bertahap Kasus Mulai Terpecahkan

Mereka semua tercekat mendengar pertanyaan Lili. Arin tersadar. Ia ingat berkas yang pak Cakra beri padanya. Arin selama ini memang tidak tahu nama perusahaan tempat ayahnya bekerja. Ia tidak menyangka jika ayahnya mengamankan berkas haram. Dewa terdiam. Ia menyimpulkan jika ayah Arin dan Lili dibunuh atau dibakar karena mengamankan berkas haram itu. “Kalau memang ayah terlibat kasus kenapa dia yang di teror?” gumam Arin heran. Dewa mengangguk setuju. “Rin. Mau kan ketemu bos Dariel?” tanya Dewa tiba-tiba. Arin melotot. “Bukan apa, Rin. Biar dia yang beresin. Mas cuman pegawainya. Mas bisa bantu cari orangnya, tapi yang punya keputusan itu Dariel karena ini berhubungan sama perusahaannya.” Mungkin untuk kali ini ia akan menurunkan egonya demi mengetahui pembunuh kedua orang tuanya d
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

BAB 85 : Press Conference

Saat memesan makan di rest area, Dewa mengirim chat pada Dariel. [19.34] Dewa : Bos, gue tau berkas haram PT Jujur Karya ada dimana. [19.34] Dewa : Nanti gue telepon. Gue mau makan dulu. Dariel menghela napas lega. Dia seharian ini terus bersama Richard dan beberapa tim audit yang kebagian menangani PT Jujur Karya. Jujur saja dia pusing. Hanya tinggal 1 perusahaan lagi maka semua tugasnya selesai. Selama dua minggu ini Dariel disibukkan dengan pencarian berkas haram PT Jujur Karya. Semua berkas dari seluruh perusahaan sudah ia kantongi, tinggal 1 saja yang belum ada. Dia tidak ingin hal ini menjadi batu sandungan dan meleset dari jadwal yang sudah direncanakan. Makanya pesan dari Dewa seolah angin segar baginya. “Halo! Sean…” ‘Yo Bro.’ “Lo besok free, kan?” 
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

BAB 86 : Bertemu

Ting tong… Ting Tong… Lili menuju pintu dan mengecek interkom. Disana Dewa sudah datang. “Kak, Mbak. Mas Dewa udah dateng.” “Iya bentar lagi selesai.” teriak Arin dari dalam kamar. Lili sudah siap dari tadi. Ia heran dengan Arin dan Citra yang terlalu banyak dandan, bahkan tadi mereka membicarakan pakaian yang akan mereka kenakan. Padahal tadi mereka masuk ke dalam kamar dan mandi di waktu yang sama, tapi Lili yang selesai duluan, bahkan Lili sudah merapikan berkas haram itu karena kemarin acak-acakan setelah di cek oleh Dewa di rest area. Lili membuka pintu. Dewa tersenyum pada Lili, “Hai, Li. Udah pada siap?”, tanya Dewa. Lili meringis lalu menggeleng, “Belum, mas. Kak Arin sama mbak Citra masih dandan.” Dewa mengerutkan keningnya. Dewa heran tumben sekali Citra lama dandan, padahal dulu kalau De
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

BAB 87 : Waspada

“Jaminkan keamanan buat kita semua dan cari siapa pembunuh ayah sama ibu.” Arin menoleh kaget pada Lili. Apa yang mau dilakukan Lili dengan pembunuh itu? Arin sendiri sudah mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Ini semua takdir bagi Arin. Tapi Arin tidak menyangka jika Lili ingin menemukan pembunuh kedua orang tuanya. “Easy for me. Emang udah niat saya seperti itu. Jadi tanpa kamu minta pun saya sudah akan  mencarinya dan melindungi kalian berdua.” ucap Dariel enteng. “Kalo udah ketemu jangan langsung jeblosin ke penjara. Aku pengen ketemu dulu.” pinta Lili lagi Arin tidak habis pikir dengan jalan pikiran Lili. Dia menggeleng pasrah saja dengan keinginan Lili. “Emang kalo udah ketemu mau apa?” tanya Dewa. “Mau aku hajar!” sengit Lili. Lili mengepalkan tangannya ke udara lalu menubrukkan ke
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

BAB 88 : Beli Kasur

Di dalam mobil Dewa, disana ada Joni yang duduk di depan di samping kemudi Dewa, ada juga Arin, Lili dan Citra yang duduk di kursi belakang.“Mulai malem ini lo tidur di rumah.” perintah Joni pada Dewa.“Ogah.”“Lo ngga denger tadi. Diantara kita semua cuman lo doang yang tinggal sendiri. Jadi ada kemungkinan lo duluan yang dibunuh.”“Sumpah bang, Lo ngomong gitu berasa lo lagi doain gue cepet mati. Sangat to the point sekali.”“Sampai kasus ini selesai aja, Wa.”“Ngga ah.”“Kalo gitu gue yang tidur di tempat lo.””Kasur gue cuman 1.”“Gue beli entar.” geram Joni.Arin, Lili dan Citra yang mendengarkan perdebatan kakak-beradik ini hanya diam saja, beberapa kali terkekeh. Menarik juga.Citra mencoba menengahi, “Biar bang Joni nginep di tempat mas. Bener juga kata pak Dariel, mas itu sasaran empuk soalnya tinggal sendiri.”“Ngga sayang… Lagian bang Joni mau tidur dimana coba.”“Kalo mas ngga ada yang temenin aku yang khawatir loh, mas. Tau bakalan gini mending ngga usah pindah Jakarta a
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

BAB 89 : Waffle

“Buat saya. Well, dia bukan adik saya. Dia calon istri saya.” ucap Joni sambil tersenyum. Lili terkaget mendengar jawaban Joni, jadi Joni sudah tau jika mereka dijodohkan oleh Ambar. Mendengar Joni berkata seperti itu membuat Lili jadi salah tingkah. Dia tersenyum paksa pada pramuniaga itu. Mau meledek pramuniaga itu tapi malu ada Joni disana. Lili puas melihat ekspresi wajah pramuniaga itu yang seketika kicep. Setelah memutuskan membeli airbed pilihan Lili, mereka langsung menuju kasir. Joni membayar airbed yang dibelinya itu. Ia tidak hanya membeli airbed saja tapi bantal juga sekalian. Mereka sedang berdiri diluar toko tadi. Joni mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Dewa. ‘Ya. Halo.’ “Masih lama?” ‘Tinggal pilih sayur.’ “Ya udah kita kesana.”&nbs
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

BAB 90 : Janji Joni

Setelah selesai membayar belanjaan, mereka bertiga segera menuju lobby mall. Ini semua karena Arin khawatir dengan adiknya, makanya mereka buru-buru belanjanya. Namun tidak disangka, dari kejauhan setelah mereka sampai di lobby mall tempat janjian Dewa dan Joni tadi justru sekarang Lili sedang bermanja-manjaan dengan Joni. “Kayaknya emang ngga ada yang perlu dikhawatirkan deh.” ucap Citra. “Nyesel aku udah khawatir.” ucap Arin menghela napas antara menyesal dan lega. Menyesal karena khawatir dan lega karena tidak terjadi apa-apa dengan Lili. Dewa terkekeh. Hebat juga kakaknya itu. Udah main tancap gas aja. Mereka bertiga berjalan mendekati Joni dan Lili. “Ada apa nih? Ditinggal bentar aja sekarang malah udah manja-manjaan.” ledek Dewa. Joni dan Lili langsung memperbaiki duduk mereka. Sekarang mereka dud
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status