Home / Romansa / JODOH TAK TERDUGA / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of JODOH TAK TERDUGA: Chapter 111 - Chapter 120

145 Chapters

BAB 111 : Rokok, Lapar, Bimbang

“Kok mbak ngga bilang kalo temen kuliahnya pak Sean?” tanya Saskia sewot. “Kan kamu ngga nanya.” balas Arin polos. Saskia memajukan bibirnya. Dia duduk di kursi kerjanya sambil menopang dagunya dan Arin dibiarkan begitu saja. Saskia senyum-senyum sendiri seperti orang kasmaran. Tapi memang Saskia sedang kasmaran. Arin menggeleng melihat tingkah Saskia. Akhirnya dia meninggalkan Saskia yang bertingkah aneh itu. Dia harus buru-buru pergi ke lapas. Daripada nanti keburu siang karena saat jam istirahat jalanan pasti macet. * “Disuruh Dariel kesini?” tanya Frans sambil menyalakan rokok miliknya. “Iya. Katanya dia udah pegang berkas punya Jenifer.” jawab Sean. Sean bukan perokok seperti Dariel dan Frans. Bahkan karena Sean tidak merokok dulu Sean sampai diledek habis-habisan oleh Dariel kalau Sean
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

BAB 112 : Cerita Arin (1)

Tok Tok Tok. Pintu ruangan Dariel terdengar ada yang mengetuk dari luar. Dariel, Sean, Dewa dan Richard yang sedang menyantap menu makan siang pun jadi terhenti. Dewa yang paling dekat dengan pintu, dia berdiri tanpa disuruh dan membuka pintu tersebut. Saat pintu terbuka, ternyata ada Arin yang sudah berdiri di depan pintu sambil tersenyum pada Dewa. Arin menyapa Dewa, “Hai! Mas.” Fatma yang duduk di kursi kerjanya sekali-kali menatap pada Arin lalu pada Dewa. Mendengar sapaan akrab Arin pada Dewa, ia mengasumsikan jika Dewa dan Arin saling kenal. “Hai, Rin. Masuk.” ajak Dewa. Dewa membukakan pintu lebih lebar dan mempersilakan Arin untuk masuk. Arin berjalan masuk ke dalam ruangan Dariel. Dariel melambai dan menyuruh Arin untuk duduk di dekatnya. “Sini.” Dariel menepuk sofa di sampingnya. Arin duduk di samping Dariel. Seda
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

BAB 113 : Cerita Arin (2)

  “Waktu itu mbak lagi ambil cuti. Pulanglah mbak ke rumah orang tua. Pas malem-malem mbak sama adik mbak yang namanya Lili itu kita main ke pasar malam. Sepulangnya dari pasar malam rumah mbak kebakaran.” mata Arin berkaca-kaca. “Kedua orang tua mbak jadi korban.” air mata Arin turun. Arin jadi terbayang saat kejadian kebakaran itu terjadi. Fatma mengusap bahu Arin lalu memeluk Arin dari samping, “ Udah mbak, ngga usah lanjut cerita lagi.” henti Fatma. Fatma jadi ikut sedih. “Ngga apa-apa.” ucap Arin. “Mbak lanjut cerita lagi.” Arin menarik napasnya lalu mengeluarkannya, ia melakukan itu berulang kali untuk menenangkan dirinya. “Ternyata kejadian kebakaran itu disengaja oleh rekan ayah mbak. Semua itu dia lakuin untuk menghapus jejak kejahatan orang-orang yang terlibat di tempat kerja ayah mbak. Ayah mbak punya bukti semua kejahatan mereka.”
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

BAB 114 : Kehabisan Bensin

Sudah jam 20.30 malam. Jalanan kota Jakarta terlihat padat merayap. Meski sudah dibilang malam, tapi cukup banyak kendaraan yang berlalu lalang sepanjang jalan ini. Antara bersyukur dan apes, apes karena motornya mogok malam-malam, bersyukur karena mogok di tempat yang cukup ramai. Lili sedang duduk di atas motor yang mati di pinggir jalan. Motor milik ayahnya itu mati dikarenakan bensin motornya habis. Dia sudah beberapa kali menghubungi Arin, tapi tidak diangkat sekali pun. Citra? Sama juga. Bagaimana bisa kedua orang itu tidak bisa dihubungi sama sekali? Apa mereka sangat sibuk? Harusnya di jam sekarang mereka sudah ada di apartemen. Sudah pulang. Huft… Tunggu beberapa menit saja dulu, baru nanti telepon lagi. -- batin Lili. Sebenarnya Lili cukup takut. Tapi dia menahannya dan bersikap tenang, jika dia memperlihatkan rasa takutnya, bisa saja orang j
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

BAB 115 : Makan Pecel Lele

Sudah dua kali Lili memeluk Joni. Yang pertama saat Lili sedang menangis itu, lalu yang kedua saat mereka berjalan pergi dari apartemen Lili untuk mencari makan malam. Bahkan hingga kini saat sudah sampai tempat parkir saja Lili masih memeluk lengan Joni. Ternyata Lili benar-benar ketakutan saat kehabisan bensin tadi. Saat sudah sampai di dekat motor Joni, Joni hanya diam saja. Lili yang aneh pun hanya menoleh pada Joni dan motor. “Ayo, Bang.” “Gimana bisa naik motornya kalo kamu peluk tangan abang terus,“ ucap Joni menaik turunkan alisnya menggoda Lili yang dari tadi tidak melepas pelukannya. Lili buru-buru melepas pelukan itu. Muka Lili memerah dan salah tingkah. Joni terkekeh. Baru sadar dia. -- batin Joni. Joni menaiki motornya, “Helm kamu mana?” tanya Joni melihat Lili yang tangannya kosong tidak membawa helm miliknya.
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

BAB 116 : Sarapan di Apartemen

Ting tong… Ting tong… Pagi-pagi sekali sudah ada yang bertamu. Arin yang sedang ada di kitchen set menata makanan yang sudah dia buat langsung menghentikan kegiatannya. Citra dan Lili masih di kamar masing-masing bersiap berangkat kerja. Arin berjalan menuju pintu apartemen. Tanpa mengecek interkom, Arin langsung membuka pintu. Di sana sudah ada Joni yang mengenakan seragam pemadam dan tersenyum sopan pada Arin. Omong-omong Arin itu calon kakak ipar Joni, jadi Joni harus sopan pada Arin meski Arin lebih muda darinya. “Hai, Bang. Pagi banget,” sapa Arin membuka pintu apartemen lebih lebar dan mempersilakan Joni masuk ke dalam apartemen. “Iya, Rin. Per hari ini sudah mulai kerja di unit dekat sini,” balas Joni melepas sepatu dan menyimpan sepatu miliknya di rak sepatu dekat pintu. “Langsung ke meja makan aja, Bang. Kita sarapan bareng,&rd
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

BAB 117 : Tidur

Pintu ruangan Dariel terbuka. Arin. Baru ada 10 menit Fatma menghubungi dirinya tadi jika Dariel memanggilnya, justru yang Arin lihat Dariel tertidur cukup pulas. Dariel yang sedang berbaring di atas sofa sambil menutup mukanya dengan sebelah lengan jadi terbangun. Dia melihat Arin yang sudah datang dan berdiri menatapnya yang sedang tertidur.“Pagi sayang,” ucap Dariel dengan suara yang serak. Dia langsung bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Arin.“Pagi… Well, ini sudah cukup siang, bukan pagi lagi,” balas Arin menghela napas melihat Dariel yang dapat dia pastikan jika semalam Dariel tidak tidur lagi.Rasa ingin memarahi, tapi tidak tega. Arin cukup mengerti dengan keadaan Dariel. Dariel dituntut oleh Andrew dan Frans untuk memajukan Hotel, di samping itu dia juga harus menangani kasus HP Group yang katanya sebentar lagi akan selesai.Arin duduk di samping Dariel. Kebetulan Dariel duduk di tengah sofa, otomatis Arin duduk di ujung sofa. Kesempatan emas bagi Dariel.Arin terkej
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

BAB 118 : Makan Nasi Padang Bersama

“Arghhh… Seneng banget bisa ketemu sama pak Sean,” cicit Saskia sambil menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, bahkan tak jarang Saskia melompat-lompat seperti anak kecil. Meski Saskia sangat ingin teriak, tapi ia sadar bahwa dirinya sedang berada di dalam kamar mandi milik bosnya.Citra dan Fatma hanya geleng-geleng kepala melihat Saskia yang bertingkah seperti fans yang bertemu idolanya. Sangat heboh. Fatma terkekeh melihat Saskia yang sekarang sedang merapikan bajunya, rambutnya dan dia berputar melihat tampilannya sendiri. Seolah jika ada sedikit kerutan saja pada baju miliknya harus disetrika saat itu juga.“Udah Sas, kita ke sana sekarang pak Sean-nya kamu itu pasti udah laper,” ucap Citra.“Aku udah rapi belum, mbak? Tau gini tadi aku mau bawa sisir aja,” Saskia malah bertanya pada Citra. Tidak henti-hentinya Saskia menyisir rambutnya menggunakan jari tangannya.“Oh ya mbak Citra… Aku pernah denger kalo pak Sean itu punya GERD, sakit lambung gitu. Kita harus cepet-cepet i
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

BAB 119 : Rencana Liburan

Setelah di tegur Arin untuk duduk lesehan di bawah bersama yang lain, tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengikuti perintah Arin. Jika ibu negara sudah memberi perintah, maka Dariel hanya bisa Arin.Dariel duduk tepat di samping Arin.Arin mencubit paha Dariel dan melotot pada Dariel.“Lain kali jangan gitu. Harus sopan!” tegur Arin dengan suara pelan di dekat telinga Dariel sedang keempat orang yang lain hanya diam saja tidak mendengar apa yang dibisikkan Arin dan fokus pada makanan yang ada di hadapan mereka. Arin sudah seperti ibu yang sedang menegur anaknya yang bertingkah tidak sopan.Sebenarnya memang tidak ada salahnya jika Dariel bersikap seperti tadi, lagi pula dia bos di sini dan juga ini ruangan miliknya. Dia bebas melakukan apa pun. Tapi itu semua jika tidak ada Arin, beda cerita jika Arin sedang bersamanya.“Makan, makan. Ayo makan!” ucap Sean dengan semangat. Setelah beberapa drama yang terjadi, akhirnya dia bisa makan juga. Perutnya sudah sangat lapar.Mereka memula
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

BAB 120 : Kore Selatan

Sean dan Dariel sudah sampai di Bandara Internasional Incheon. Mereka sudah ditunggu oleh Aldo yang sudah stand by di sana. Aldo memerintah 2 orang yang bersamanya untuk membawakan koper milik Dariel dan Sean, lalu menggiring mereka menuju mobil yang parkir.Setelah mereka masuk mobil, sopir tersebut melajukan mobil menuju hotel tempat Sean dan Dariel akan menginap. Tempat yang sama dengan hotel tempat Aldo menginap juga, dan Ben juga menginap di sana.Dariel menerawang mengingat Arin. Saat dia mengatakan akan pergi ke Korea, Arin terlihat sangat senang dan matanya sangat berbinar. Arin juga seperti sangat menyukai negeri ginseng tersebut.Setelah ia pikir-pikir, Dariel belum pernah membangun hotel di tanah Korea ini. Ia jadi berencana ingin membangun hotel di sini. Biar saat liburan bersama Arin ke sini tidak harus menyewa hotel.Tapi membeli tanah di Korea sangat mahal. Makanya dari dulu Andrew lebih memilih membangun perumahan di Korea ini dibanding hotel, sepertinya Andrew sudah m
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status