"Ana, kamu kenapa? Dari tadi diam aja," Ia menatapnya lamat-lamat. "Entahlah. Hanya berpikir mengenai hal random," "Tentang hubungan kita?" "Untuk kali ini bukan itu. Ada lah masalah kantor," "Kenapa? Cerita lah!" "Nggak dulu ya. Aku mau beresin masalah ini dulu. Kalau sekarang aku cerita pasti kamu akan bela aku juga, dan aku nggak mau itu. Mana tahu ternyata aku yang salah," "Iya, nggak apa-apa kalau kamu belum siap cerita. Tapi untungnya kamu nggak galaukan hubungan kita," "Hei, jangan gitulah!" Ana tersenyum sesaat. Tak sengaja matanya bertemu dengan jam dinding yang tergantung di samping televisi. Pukul 20.00. "Ini udah jam delapan malam. Kamu pulang ya," "Yah, aku diusir lagi," "Hei, besok kamu kerja lagi," "Iya. Iya, bos! Peluk dulu ya." Ananta menerima pelukannya. Nyaman, namun belum ada rasa. Ia kembali masuk ke dalam kamar setelah Stanley pulang dengan motor ninjanya. Hatinya kembali kalut. Ia semakin khawatir tentang hubungannya dengan Gracia. "Jika kamu juga
Last Updated : 2022-10-25 Read more