Bab 27“Kalau masih pusing istirahat aja, Nay!” ujar Ibunya Risma, aku hanya menggeleng pelan lalu tersenyum. Mengambil tempat duduk di sebelah Risma.“Lihat, Bu. Aku tuh lambat nikah karena nggak mau punya mertua macam mertuanya Naya. Bisa-bisa mati muda aku,” seru Risma dengan tertawa, aku hanya membiarkannya karena tahu jika itu hanyalah candaan semata.“Nggak semua mertua kayak Ibunya Mas Lukman juga kali. Tahun lalu kita pernah ke acara ultahnya anaknya Maya ‘kan, lo masih inget? Mertuanya itu baik banget, itu namanya mertua rasa orangtua,” balasku.“Yang Naya bilang itu bener, Ris. Sampai kapan kamu menyendiri, Ibu juga ‘kan pengen punya cucu,” ungkap ibunya Risma, di akhir perkataannya itu entah kenapa hati ini terasa ngilu. Lagi-lagi kenyataan menamparku, aku merasa belum bisa menjadi wanita sempurna karena belum bisa memberikan anak untuk Mas Lukman.Mereka sepertinya menyadari raut wajahku yang mulai berubah, ibunya Risma langsung meminta maaf, ia mengatakan tidak bermaksud
Read more