Beranda / Semua / My Darling is Online / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab My Darling is Online: Bab 11 - Bab 20

60 Bab

11. Permintaan Pertemanan

Suasana hati Della sangat rumit setelah dia selesai memeriksa peringkat Zee sebenarnya. Setelah Della menutup daftar peringkat tersebut, entah mengapa Zee terasa sangat luar biasa baginya. Tanpa diragukan lagi, pria itu bahkan lebih kuat dari Ketua Guild Domination saat ini. Orang semacam itu ... Della tidak mengerti mengapa Zee sampai terjebak di guild aneh semacam guild barunya ini.Dengan kekuatan dan level yang Zee miliki, rasanya tidak mungkin jika pria itu tidak mendapat undangan untuk masuk ke dalam guild-guild yang lebih kuat. Della ingat. Bahkan di guild lamanya saja, mereka menugaskan beberapa staf perekrut untuk mengajak orang-orang kuat bergabung dalam guild mereka. Memiliki orang-orang kuat dalam guild secara otomatis akan menaikan rating guild mereka. Jadi melihat Zee malah bertahan dalam guild yang tidak jelas ini membuat Della mulai berpikir. "Jangan-jangan guild ini memiliki rating tinggi karena Zee?!"Della menatap Zee lama, sebelum akhirnya membenarkan ucapannya sen
Baca selengkapnya

12. Sisi Della yang Lain

Selesai dengan permainannya, Della mematikan laptopnya dengan perasaan puas. Gadis itu menatap jam yang sudah menunjukkan waktu tidur. Dia tidak menyangka, waktu bermain yang biasanya terasa panjang benar-benar bisa habis tanpa terasa ketika dia bermain bersama Zee. Dengan cepat, Della segera bersiap untuk tidur sebelum orang tuanya bisa melihat bahwa dia masih terjaga di waktu selarut ini. Di rumahnya, walaupun memang tidak ada waktu jam malam, Della yakin pasti hasilnya tidak akan bagus jika orang tuanya tahu dia masih terjaga selarut ini karena bermain game. Niat awal, Della ingin langsung tertidur setelah bermain game. Namun ketika memori tentang permainannya kali ini terputar segar di dalam otaknya, Della tidak bisa membantu tetapi merasa segar kembali dan bangkit dalam posisi duduk di atas tempat tidurnya. Sebelum mengenal Tales of Dungeon, Della sebenarnya bukan seseorang yang senang menghabiskan waktunya untuk bermain game. Ah tidak. Lebih parahnya, Della selalu menganggap be
Baca selengkapnya

13. Kekacauan di Kantin Sekolah

Hari masih pagi, tetapi Della sudah berjalan seperti biasa untuk mencapai sekolahnya. Bahkan jika dia tidak tidur dengan nyenyak tadi malam, Della tahu dia tetap harus bangun tepat waktu di setiap paginya. Suara alarm membangunkannya tepat waktu. Memberi Della waktu untuk bersiap, dan segera berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena letaknya memang tidak terlalu jauh dari rumahnya sendiri. Della berjalan dengan perlahan. Karena dia berangkat sedikit awal dari biasanya, gadis itu tahu dia memiliki cukup waktu untuk sekedar memerhatikan kehidupan kota yang padat. Gadis itu tanpa sadar menghela napas lelah, saat hari lain yang dipenuhi kebisingan harus dia lewati seperti biasanya. Mungkin karena tadi malam Della terlalu memikirkan perkataan ibunya, mood Della tidak terlalu bagus hari ini. Sejak kecil, dia tidak pernah bisa dekat dengan kakaknya. Namun setiap saat, Della tetap harus baik pada sang kakak karena orang tua mereka memintanya demikian. Bahkan jika dia ingin memberi sang
Baca selengkapnya

14. Sorot Mata

"Austin Arya Osvaldo, kelas 12 B. Ujian akhir semester sudah dekat, tetapi kamu sepertinya hanya peduli dengan membuat masalah kapan pun kamu bisa.""Hei! Orang sepertimu-"Salah satu teman Austin baru saja ingin protes saat Austin memberinya tanda untuk berhenti bicara. Pria itu tersenyum mengejek, saat dia mendekati Della dengan gaya memprovokasi. "Ah ... Ketua OSIS kita yang terhormat ini hanya peduli pada padangannya sendiri bukan? Tidak peduli siapa yang salah, baginya apa yang dia anggap benar merupakan kebenarannya."Della dengan tenang mendengarkan ucapan Austin tanpa merubah ekspresinya sedikit pun. Della selalu percaya bahwa sebagai Ketua OSIS, dia harus memiliki kepribadian tegas tanpa pandang bulu. Semua orang tengah menatapnya saat ini. Della tahu benar dia tidak boleh terpancing dengan provokasi murahan Austin. "Yang aku lihat tadi adalah kamu, menekan seorang siswa yang jelas-jelas tidak ingin bertarung denganmu dan bahkan mendorongnya sampai jatuh di hadapan semua or
Baca selengkapnya

15. Setitik Kecurigaan

Della memasuki ruang OSIS dan melihat bahwa hampir seluruh anggota angkatannya ada di sana untuk menemani pria yang sebelumnya Della tolong. Pakaiannya yang kotor sudah diganti dengan pakaian bersih. Pria bernama Alvin itu tengah duduk bersama Adam, yang sepertinya telah terlebih dahulu mewakili Della untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi saat di kantin. Melihat kedatangan Della, yang lain segera bangkit untuk menyambut kedatangan gadis itu. Della mengangguk untuk membiarkan mereka melanjutkan kegiatan mereka lagi, sebelum Della sendiri menghampiri remaja itu dan mengambil tempat duduk di hadapannya. "Jadi?""Alvin mengatakan bahwa dia tidak sengaja sedikit menabrak Austin, tetapi Austin menanggapi ketidaksengajaannya dengan terlalu berlebihan. Kamu lihat sendiri apa yang dia lakukan tadi, Della. Dia membuat keributan besar, hanya karena seseorang tanpa sengaja menabraknya."Della memperhatikan bahwa Adam tampaknya benar-benar tidak suka ketika dia harus membahas tentang Aust
Baca selengkapnya

16. Perubahan Mendadak

Seperti biasa, Della kembali online di game Tales of Dungeon setelah dia selesai dengan jadwal hariannya. Gadis itu duduk di depan meja belajarnya, sebelum dia dengan lancar menyalakan laptopnya seperti biasa. Masuk dengan lancar ke dalam permainan, Della melihat bahwa karakternya masih berdiri di markas guild, tempat yang sama dengan yang dia kunjungi sebelum dia offline terakhir kali.Ketika Della melihat ke sekelilingnya, gadis itu menemukan bahwa dia tampaknya masuk saat guildnya tengah mengadakan sebuah event guild. Tidak seperti hari sebelumnya di mana di guildnya hanya ada dia dan Zee yang online, kali ini Della menemukan bahwa banyak karakter asing yang tengah sibuk berjalan ke mana-mana untuk mengerjakan tugas guild. Della juga tidak mau menganggur terlalu lama. Waktu onlinenya tidak sebanyak orang lain. Jadi dengan cepat, Della segera mengarahkan karakternya untuk ikut mengerjakan tugas guildnya tersebut. Seperti yang Della ketahui sebelumnya, tugas guild biasanya hanya se
Baca selengkapnya

17. Maafkan Aku

[Sistem: Karakter Anda telah mati.]Della menggeram kesal saat dia lagi-lagi mati di dalam dungeon yang baru saja mereka masuki. Karena Zee belum membalas pesannya sampai sekarang, kini Della benar-benar khawatir dia telah menyinggung Zee tanpa dia ketahui. Pikirannya melayang ke mana-mana. Di tambah dengan karakternya sendiri yang belum terlalu kuat, Della terus-menerus tidak fokus dan membuat dirinya terbunuh beberapa kali. Karena kematiannya, Della terus-menerus merepotkan teman-temannya untuk menghidupkan karakternya kembali. Untung saja, tidak ada yang protes saat mereka malah memberi Della beberapa kata-kata penyemangat. [Star: Tidak apa-apa, Athena. Kami semua ada di sini untuk membantumu^^.][Sun: Jangan terlalu memaksakan dirimu. Beristirahatlah untuk mengisi nyawamu kembali jika kamu sudah hampir mati. Kami akan melindungimu, itu gunanya kita menaklukan dungeon bersama-sama.][Nyan-chan: Semangat Athena! Kita pasti bisa menaklukan dungeon ini bersama-sama!]Della benar-bena
Baca selengkapnya

18. Terangsingkan di Rumah Sendiri

Pagi berikutnya, Della seperti biasa bersiap untuk berangkat sekolah lebih pagi dari anak-anak lain. Gadis itu berjalan dengan cepat untuk pergi keluar, hanya untuk menemukan meja makan yang biasanya tidak pernah digunakan di pagi hari secara ajaib benar-benar diisi oleh anggota keluarganya saat ini. Della berusaha sekuat tenaga terlihat tenang ketika dia melihat kehadiran kakaknya ada di sana. Sang kakak yang biasanya menghabiskan seluruh waktu yang dia miliki untuk bergaul dengan anggota bandnya secara ajaib kembali ke rumah hari ini. "Pantas saja," bisik Della dalam hati. Di situasi biasa, keluarga tidak akan pernah repot makan bersama walaupun mereka memiliki waktu luang. "Della, sarapan."Tanpa meliriknya sedikit pun, ayahnya memanggil sambil terus memakan makanannya. Della dengan patuh menghampiri keluarganya. Gadis itu tersenyum pada semua orang, sebelum mengambil tempat duduk dan menunggu sampai seseorang menyiapkan sarapannya. "Della, jam berapa kamu kembali dari sekolah?"
Baca selengkapnya

19. Kekacauan di Sekolah

"Dia datang.""Ah, aku benar-benar tidak percaya seseorang berani melakukan itu padanya.""Yang melakukan itu pasti Austin kan? Pria itu sudah benar-benar keterlaluan sekarang.""Apakah dia akan menangis ketika melihat keadaan lokernya?"Della mengerutkan alisnya saat dia secara tidak sengaja mendengar suara bisikan orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak seperti biasanya, suasana di sekitar sekolah memang sedikit aneh saat ini. Orang-orang yang menyapanya tersenyum dengan aneh, sementara yang lain menatapinya seperti dia adalah sejenis tontonan. Della berjalan semakin cepat untuk masuk ke dalam gedung sekolahnya. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti, saat dia melihat kerumunan tidak biasa dari arah lokernya berada. Bukan hanya para siswa, bahkan Della bisa melihat beberapa guru ikut berkerumun di tempat itu. Dan ketika salah satu dari mereka melihat kedatangan Della, kerumunan itu tanpa diminta langsung menyingkir agar Della bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi di sana. Della
Baca selengkapnya

20. Kejujuran Austin

"Austin ...."Austin menatap pamannya dengan wajah tenang ketika pria itu berbicara. Matanya terus memperhatikan saat pemilik sekaligus kepala sekolah itu melepas kacamatanya, sebelum menatapnya lagi dengan wajah lelah. "Paman tahu keadaan akhir-akhir ini mungkin membuatmu frustrasi. Paman berusaha mengerti posisimu, karena itulah Paman terus mencoba menutup mata dan telinga Paman saat kamu mulai berubah dan membuat banyak masalah di sekolah ini. Namun Paman tidak akan pernah membenarkan pembullyan, Austin. Kemarin kamu membuat kekacauan di kantin dengan menekan teman seangkatanmu. Dan hari ini, mengapa kamu sampai harus merusak loker milik Della?""Aku tidak melakukannya."Untuk menjawab ucapan panjang pamannya, Austin menjawab demikian. Alis pamannya segera berkerut ketika dia mendengar jawaban tegas Austin. Pria itu meminta hidungnya dengan lelah, sebelum dia menegaskan ucapannya lagi. "Austin, semua orang tahu bahwa Della adalah anak yang baik. Dia juga tidak pernah mencari masa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status