Home / Pernikahan / 100 Hari Bersamamu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of 100 Hari Bersamamu: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

Chapter 81

"Non Aruna, ada dokter Raja di depan." ucap mbok Jum setelah membukakan pintu."Mau apa Raja pagi-pagi kesini, Na?" tanya Anggasta. "Gak tau mas," Mereka berdua keluar bersamaan menghampiri Raja, lelaki itu kini tengah berdiri di teras rumah dengan sebuah paper bag di tangannya. Saat mendengar suara langkah kaki mendekat, Raja langsung berbalik dan tersenyum ramah kepada sang tuan rumah. "Raja?" "Pagi Aruna, aku mau balikin kotak makanan ini sekaligus mau ucapin rasa terimakasih." Raja menyodorkan paper bag berisi kotak makanan yang semalam Aruna gunakan untuk membawa makanan ke rumah sakit, di dalamnya juga ada beberapa makanan Chinese food seperti dimsum, jiaozi, lumpia dan won ton. "Aduh kenapa pakai di kembaliin Raja," ujar Aruna kikuk saat melihat tatapan tajam Anggasta, pasalnya semalam Aruna tidak bilang kalau ia memberikan makanan untuk Raja. "Gak apa-apa Aruna, lagipula itu cuma makanan biasa. Oh iya, ngomong-ngomong rasa masakan kamu semalam luar biasa dan itu semuany
Read more

Chapter 82

Raja melirik ke kursi penumpang di sebelahnya, sebuah buket bunga tergeletak disana hendak di berikan kepada perempuan yang akan Raja jadikan kekasih. Sebenarnya ia masih ragu dengan keputusannya, karena mungkin akan terasa aneh jika baru saja dekat tapi sudah mengajak berkencan. Namun Raja tidak bisa menundanya lebih lama lagi, ia harus secepatnya menyingkirkan perempuan bersuami itu dari dalam hatinya sebelum perasaannya semakin dalam. Melihat Raja membawa buket bunga, para perawat dan juga dokter langsung mendadak heboh membicarakannya tapi ada satu orang yang nampak murung melihat buket bunga di tangan Raja. Paramitha, ya Paramitha sudah tau kalau buket bunga itu untuk perempuan lain bukan untuk dirinya. Berkat kejadian di malam itu, kini Raja benar-benar menjauhinya bahkan jika mereka hampir berpapasan saja Raja lebih memilih memutar jalan daripada harus bertemu dengannya. Paramitha menyesalinya, namun rasa sesalnya sudah tidak ada gunanya lagi karena lelaki pujaan hatinya itu k
Read more

Chapter 83

'Aku pergi ke rumah Davira ya, aku juga udah siapin makan malam buat mas.' Begitu isi pesan singkat yang Aruna kirim kepada Anggasta, karena lelaki itu tidak kunjung menjawab panggilan teleponnya. Meskipun Aruna juga sebenarnya masih malas berbicara dengannya, tapi demi menghindari masalah baru mau tidak mau ia tetap mengabari Anggasta. Aruna tidak mau di tuduh yang tidak-tidak lagi, sudah cukup tuduhan Anggasta yang tanpa alasan pagi ini membuat Aruna cukup kecewa padanya.Aruna pergi ke rumah Davira menggunakannya taksi online, mobilnya mogok saat hendak di gunakan entah kenapa dan sekarang sedang di bawa ke bengkel langganan Davira. Hari ini kesialan bertubi-tubi menimpanya, mulai dari merajuknya Anggasta sampai mobilnya yang tiba-tiba mogok. "Minum dulu Na, kalau kamu emang pusing banget tidur aja. Biar aku yang beresin skripsi kamu." titah Davira."Gak apa-apa Ra, aku udah enakan kok minum jus buatan kamu." "Na, boleh aku ngomong jujur sama kamu? tapi sebelumnya aku mau tanya
Read more

Chapter 84

Hampir lima belas menit Anggasta menunggu, namun ia tetap tidak di izinkan masuk oleh pihak keamanan rumah sakit. Semua orang memperhatikannya, bahkan ada yang berbisik membicarakan dirinya dengan tatapan sinis. "Pak Anggasta, silahkan masuk. Ibu Aruna sudah sadar dan sudah kami interogasi," ujar perawat yang tadi sempat menyeretnya keluar bersama pihak keamanan. Anggasta masuk ke ruang UGD, di atas brankar Aruna kini tengah menangis tanpa suara. Sudut bibirnya sudah di obati oleh dokter, untungnya robekan itu tidak terlalu lebar. Keningnya nampak memar karena terbentur body mobil, Anggasta bisa membayangkan betapa kuat tenaganya tadi saat pukulan salah sasaran itu mengenai istri tercintanya. "Sayang," panggil Anggasta lirih. Aruna menoleh dan segera menghapus air matanya, namun ia tidak menjawab panggilan Anggasta. Anggasta menggenggam tangannya erar, lalu menangis di hadapan Aruna dan menyesali perbuatan bodohnya karena terbakar cemburu. "Maafin aku sayang, maaf." Anggasta ter
Read more

Chapter 85

"Selamat datang sayang," sambut Ayara seraya mendorong kursi roda Takahiro. "Ada apa dengan wajahmu?" tanya Takahiro, ekspresi wajahnya berubah menegang saat melihat cucu kesayangannya pulang dengan luka memar di dahi dan bibir. "Aku mau istirahat," "Aruna! apa yang lelaki itu perbuat padamu?!" tanya Takahiro dengan nada tinggi. "Besok Aruna ceritain ya, sekarang Aruna capek mau istirahat dulu." "Hubungi Anggasta, suruh dia datang besok untuk menghadapku." titah Takahiro.Aruna merebahkan dirinya di atas ranjang, merasakan rasa sakit di lukanya yang mulai terasa sedikit membengkak. Ponselnya penuh dengan notifikasi pesan dan panggilan yang hampir mencapai lima puluh pesan. Entah apa yang Anggasta kirimkan Aruna tidak mau tau, ia lebih memilih menonaktifkan ponselnya agar bisa beristirahat dengan tenang. Ayara masuk ke dalam kamar Aruna, membawa segelas susu untuknya tapi bukan susu hamil karena Ayara tidak memiliki stok susu hamil di rumah ini. Juga semangkuk sup krim jagung unt
Read more

Chapter 86

Jam praktek Triana selesai tepat pukul tiga sore, rencananya ia ingin mengajak jalan-jalan Raja ke pusat perbelanjaan juga salon. Triana ingin mengejutkan Raja dengan penampilan barunya, sekaligus ingin mencari tau siapa perempuan yang sebenarnya ada di dalam hati Raja. Triana melirik ke pintu masuk ruang praktek Raja, masih banyak pasien yang mengantri di sana dan sepertinya Raja akan pulang terlambat. Sambil menunggu Raja, Triana berselancar di sosial medianya lagi untuk memastikan gaya rambut dan pakaian yang akan ia ubah nanti. Tapi rasanya tidak cukup bagi Triana jika hanya meniru gaya rambut dan berpakaiannya saja, jadi Triana berniat mencari tau apa kesukaan dan kebiasaan sang target lebih banyak. Dalam satu ketikan Triana mengirim pesan padanya, dan dalam hitungan menit pesannya langsung di balas dengan ramah. Demi kelancaran rencananya, Triana meminta nomor pribadinya untuk Triana hubungi. "Halo Aruna?" sapa Triana di sambungan video call."H-hai Triana, aku kira kamu cuma
Read more

Chapter 87

Setelah menghabiskan waktu di dalam kamar seharian, mereka akhirnya keluar untuk makan malam dan bergabung di meja makan bersama Takahiro juga Ayara. Dua sejoli itu kini nampak mesra di meja makan, Aruna bahkan terus bergelayut di tangan Anggasta seperti seekor anak koala. Ayara menggeleng pelan melihat tingkah anaknya, ia baru menyadari kalau Aruna itu memiliki sifat manja yang luar biasa jika sudah berhadapan dengan lelaki yang ia cintai. Padahal seingatnya kemarin Aruna datang dengan wajah yang begitu sedih sampai tidak mau keluar kamar, entah trik apa yang Anggasta gunakan untuk menaklukkan Aruna. "Aruna, makan dulu. Apa kamu mau terus bergelayut di tangan suamimu seperti itu?" tegur Takahiro. "Iya kakek," Aruna melepas pegangan tangannya di lengan Anggasta. "Mas suapin," Aruna menyodorkan sepiring nasi ke arah Anggasta, meskipun Anggasta juga sedang kelaparan tapi ia rela mengalah demi menyuapi Aruna terlebih dulu. Di tengah makan malam, seseorang datang bertamu ke rumah Tak
Read more

Chapter 88

"Triana, bisa kita ngobrol sebentar?" tanya Raja. "Bisa, tunggu sebentar ya? aku siap-siap dulu." Karena kebetulan jam praktek Triana sudah selesai, jadi Raja sengaja mengajak Triana untuk makan di luar sekaligus untuk membicarakan masalah perubahannya. Raja sengaja memilih restoran Jepang untuk tempat makan mereka kali ini, ia ingin melihat sampai sejauh apa Triana berusaha berubah menjadi orang lain. Tenggorokan Triana serasa tercekat saat langkah kaki mereka tiba di pintu restoran, Triana tidak menyukai restoran ini karena mereka hanya menyediakan sushi dan ramen dengan kuah soyu yang sangat tidak ia sukai. "Ayo masuk, kok malah melamun." ajak Raja. Triana hanya bisa tersenyum kikuk, lalu mengikuti Raja masuk ke sebuah ruangan yang sudah di pesan sebelumnya lewat online. Triana bahkan tidak diizinkan untuk memilih makanannya sendiri karena semuanya sudah Raja pesan sepaket dengan reservasi ruangan, sekarang Triana hanya bisa pasrah menatap semua hidangan itu. "Kenapa kamu mel
Read more

Chapter 89

Sepanjang jalan pulang Triana hanya diam dan menatap ke luar jendela, Raja tau persis kalau Triana kini sedang kesal padanya. Tapi pertemuannya dengan Aruna tadi tidak disengaja, bahkan Raja juga sudah berusaha menghindarinya. "Gimana? seneng gak ketemu Aruna?" tanya Triana tiba-tiba memecah keheningan yang sejak tadi menyelimuti mereka. "Biasa aja, kenapa harus seneng?" tanya Raja balik. "Masa sih biasa aja, secara abis ketemu perempuan yang kamu sukai gitu." Triana tersenyum sinis.Raja mengernyitkan keningnya, "Jadi kamu maunya aku jawab seneng nih?" "Oh jadi bener ya kalau kamu seneng banget tadi ketemu dia!" Raja menginjak pedal remnya secara mendadak, lalu menatap Triana dengan tatapan yang belum pernah Raja tunjukkan sebelumnya kepadanya. "Berhenti bersikap kekanak-kanakan, Triana. Apa obrolan panjang kita di restoran belum cukup buat ngeyakinin kamu?" "Cukup kok, sangat cukup tapi aku mau kamu jauhin Aruna. Jangan pernah ketemu atau ngobrol sama dia meskipun tanpa senga
Read more

Chapter 90

Pagi hari, Raja terbangun saat sebuah tangan lembut menyentuh pipinya. Tatapannya yang masih belum fokus tidak bisa mengetahui siapa perempuan yang ada di hadapannya kini, setelah beberapa detik kemudian ia baru bisa melihat jelas siapa yang ada di hadapannya. "Triana? kok kamu bisa ada disini?!" ucapnya terkejut lalu beringsut mundur ke belakang. "Kenapa sih Raja, kamu kok kayak kaget banget aku datang kesini?" "Ya kamu kan gak tau aku tinggal dimana," "Kata siapa aku gak tau? buktinya aku bisa ada disini kan?" Triana bangkit dan melepas sepatu heels di kakinya. Triana merebahkan tubuhnya di atas ranjang Raja, lalu memejamkan kedua matanya sambil mengendus selimut yang Raja gunakan untuk tidur. Wangi aroma tubuh Raja begitu melekat di ranjang ini, membuat Triana betah berlama-lama di tempat yang seharusnya belum boleh ia singgahi. "Keluar Triana, aku mau siap-siap ke rumah sakit." Raja bangkit dari ranjang dan mengeluarkan beberapa set pakaiannya dari dalam lemari. "Gak mau, a
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status