Sudah hampir sembilan jam terlewati, namun Aruna masih belum terbangun juga. Jam di dinding pun sudah hampir menunjukkan pukul empat pagi, Ayara yang kelelahan menangis akhirnya tertidur di sofa dekat brankar Aruna. Sedangkan Anggasta, ia masih belum bisa tertidur sama sekali dan terus memegangi tangan Aruna. "Maafin aku sayang, maaf." ucapnya pelan, air mata lagi-lagi turun membasahi wajahnya. Anggasta merebahkan kepalanya di sebelah tubuh Aruna, mencoba memejamkan matanya dan berharap dapat bertemu Aruna lewat mimpi untuk menyampaikan kata maafnya. Demi mengantarkannya ke alam mimpi, Anggasta mencoba mengenang kenangan indahnya saat bersama Aruna sampai akhirnya ia berhasil tertidur. *****Anggasta membuka kedua matanya perlahan, saat kedua matanya terbuka lebar pemandangan rerumputan ilalang dan kebun bunga langsung terhampar di depan matanya. Bunga-bunga ini adalah bunga kesukaan Aruna, tapi Anggasta tidak tau tengah berada dimana ia sekarang. Perlahan sebuah nyanyian terdengar
Read more