Home / Pernikahan / 100 Hari Bersamamu / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of 100 Hari Bersamamu: Chapter 21 - Chapter 30

116 Chapters

Chapter 21

Setelah urusan dengan Yvaine selesai, kini Aruna tinggal menyelesaikan urusan dengan keluarga Anggasta. Saat Aruna sampai di kediaman Anggasta, ia tidak di sambut dengan baik oleh anggota keluarga Anggasta. Mereka menyalahkan Aruna atas pemberitaan negatif yang menimpa Anggasta, mereka mencaci Aruna sebagai perempuan pembawa sial karena semenjak Aruna hadir di kehidupan Anggasta nama baik Anggasta perlahan hancur."Saya ingin membatalkan pernikahan ini," ucap Aruna lantang.Rajasa tersentak mendengar ucapan Aruna, "Tidak! saya tidak menyetujui pernikahan ini di batalkan.""Maaf ayah, keputusan saya udah bulat. Ayah juga liat sendiri kan semua yang ada disini membenci saya, jadi tidak ada gunanya melanjutkan rencana pernikahan ini. Maaf yah, Aruna pamit." Aruna bangkit dan meninggalkan semua orang yang masih terdiam di ruang tamu keluarga Rajasa. Aruna sudah memutuskan untuk menerima permintaan Takahiro sebagai pewarisnya, dan mulai hari ini ia akan menjual rumah pemberian Mahendra da
Read more

Chapter 22

Aruna menarik nafas panjang sebelum keluar menuju ke tempat konferensi pers, beberapa menit lagi ia akan terlepas dari statusnya sebagai model terkenal. Semua staff nampak sedih dan tidak bersemangat hari ini, meskipun Aruna suka membuat masalah tapi Aruna juga sudah seperti keluarga sendiri bagi mereka. Saat Aruna masuk ke ruang konferensi pers, semua kilatan cahaya lampu kamera langsung menyorot ke arahnya. Para wartawan sudah tidak sabar untuk menunggu sesuatu yang akan Aruna sampaikan pada mereka, namun mereka sudah bisa menebak jika Aruna akan mengklarifikasi soal hubungannya dengan Anggasta. Aruna baru menduduki kursi, tapi para wartawan itu nampaknya sudah tidak sabaran untuk memberondongnya dengan beberapa pertanyaan. "Please, one by one." ucap Liza menggunakan mikrofon. Aruna mengambil mikrofon itu dari tangan Liza, "Kepada semua rekan wartawan, hari ini saya akan menyampaikan dua hal kepada anda semua jadi tolong catat dan dengarkan dengan baik. Saya tidak ingin ada yang m
Read more

Chapter 23

Malam hari Aruna baru sampai di kediaman Takahiro, tubuhnya sudah terasa sangat lelah dan perutnya juga keroncongan karena hari ini Aruna hanya sarapan pagi dengan roti tawar saja. Saat memasuki ruang makan, wangi aroma masakan menyeruak masuk ke dalam hidung Aruna. Segera ia duduk di meja makan dan menatap semua hidangan makan malam itu dengan penuh semangat, karena Aruna suka makanan Indonesia jadi mulai hari ini akan di buat dua tipe hidangan. Satu masakan Indonesia, dan satu masakan Jepang khusus untuk Takahiro. Meskipun sudah puluhan tahun hidup di Indonesia, Takahiro masih belum terbiasa dengan masakan Indonesia.Ayara keluar dari kamar tidurnya dan langsung bergabung untuk makan malam, saat melihat porsi makan Aruna Ayara langsung naik pitam. Aruna makan satu piring penuh, tiga kali lipat dari porsi yang biasa ia makan."Aruna! kamu mau gendut makan sebanyak itu, hah?!" bentak Ayara di meja makan, lalu mengambil piring Aruna."Mah, aku lapar. Aku cuma makan roti tawar satu slic
Read more

Chapter 24

Ketika Aruna sampai di kampus, sapaan ramah dari para mahasiswa dan mahasiswi langsung menghujaninya. Aruna hanya bisa tersenyum tipis membalas keramahan palsu mereka, dulu mereka suka sekali menggunjing Aruna tapi sekarang mereka sok ramah terhadapnya karena mereka tau sekarang Aruna bukan lagi Aruna yang dulu. Para dosen yang dulu juga selalu menatapnya jijik sekarang begitu menyanjunginya, Aruna di layani layaknya orang yang sangat penting di kampus padahal ia hanya ingin mengambil jadwal mata kuliahnya lagi setelah cuti beberapa bulan.Aruna muak, semua orang sekarang sudah berubah menjadi penjilat di hadapannya. Utari hanya bisa tersenyum melihat raut kekesalan di wajah Aruna, Utari sudah biasa melihat pemandangan seperti ini tapi Aruna yang baru pertama kali mengalaminya pasti merasa sangat kesal saat melihat kemunafikan mereka. "Minum dulu nona," Utari memberikan satu botol air mineral untuk Aruna.Saat sedang menenggak minumannya, sudut mata Aruna melihat siluet dua orang yan
Read more

Chapter 25

Setelah makan malam, Anggasta segera mengantar Alana pulang karena sudah larut malam. Saat Anggasta hendak pulang, Alana langsung mencegah Anggasta pergi dan memintanya untuk mampir dulu ke dalam rumahnya. Alana beralasan kalau ia ingin membicarakan rencana pertunangan mereka, Anggasta menyetujui ucapan Alana dan mengikutinya masuk ke dalam rumah."Kamu mau minum apa Ngga?" Alana meletakkan tasnya di meja bar dapur."Apa aja Al,""Oke, aku buatin teh anget aja ya?"Alana segera meracik teh untuk Anggasta, saat Anggasta lengah Alana segera menuangkan obat tersebut ke dalam minuman Anggasta dan menyajikannya. Anggasta meminum teh tersebut hingga habis tidak bersisa, sebentar lagi efek obat itu akan muncul dan Anggasta tidak akan bisa lari dari jebakan Alana. Di tengah obrolan mereka Anggasta mulai merasakan sesuatu yang tidak nyaman di dalam dirinya, sensasi aneh dan rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Alana menaikkan satu sudut bibirnya, perlahan-lahan Anggasta mulai terliha
Read more

Chapter 26

Aruna dan Kastara akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan lagi setelah Kastara pulang dari Italia, hubungan mereka semakin lengket setelah berpisah beberapa saat dan saling menyadari betapa dalamnya perasaan mereka satu sama lain. Aruna kembali bahagia seperti dulu, ia merasa hidupnya sekarang begitu sempurna dengan adanya Kastara di sisinya. Kuliah yang kemarin sempat tidak terjalani dengan baik kini berjalan dengan lancar berkat support Kastara, dan pekerjaan yang kemarin begitu sulit Aruna jalani kini sangat mudah ia jalani berkat moodnya yang selalu bagus. Namun ketenangan itu ternyata tidak berlangsung lama, dua minggu setelah kembali menjalin hubungan dengan Kastara Aruna mengalami hal yang membuat hidupnya berubah 180°. Tiga hari yang lalu seharusnya Aruna sudah datang bulan, namun hingga kini tubuhnya belum juga menunjukkan tanda-tanda datang bulan. Aruna melirik ke arah laci nakas, di dalam sana ada satu benda yang dulu pernah ia beli namun tidak pernah ia harapkan untu
Read more

Chapter 27

Di kediaman Anggasta, semua orang kini tengah saling berdebat dan saling mengukuhkan keinginannya masing-masing. Tidak ada yang setuju dengan keputusan Rajasa untuk menikahkan Aruna dengan Anggasta, meskipun Aruna kini tengah mengandung anak dari Anggasta. Kastara benar-benar terbakar emosi, namun ia tidak bisa menyalahkan Anggasta atas kehamilan Aruna."Yah Anggasta gak bisa menikahi Aruna, Anggasta hanya bisa bertanggung jawab pada bayi yang ada di dalam kandungannya. Anggasta rela memberikan semua harta milik Anggasta untuknya asal tidak menikahi Aruna," ucap Anggasta putus asa. "Jaga bicaramu Anggasta! kamu pikir Aruna perempuan yang kekurangan uang, hah?! harta kita bahkan tidak sebanding dengan hartanya. Mengerti kamu?!" bentak Rajasa."Kalau Aruna cuma butuh tanggung jawab, biar Kastara yang bertanggung jawab atas kehamilannya." sela Kastara."Mau Kastara atau Anggasta ibu gak akan setuju kalian menikahi perempuan pembawa sial itu!" Kinan menangis meraung-raung.Rajasa menghel
Read more

Chapter 28

Setelah bertemu Kastara, Aruna memutuskan untuk kembali ke rumah sakit tempat dimana Takahiro di rawat. Ayara masih belum bergeser dari tempat duduknya sejak Aruna pergi, ia terus menunggu Takahiro yang masih belum sadarkan diri. Aruna merebahkan dirinya di sofa, semua kekacauan ini adalah salahnya sendiri. Jika ia tidak merencanakan rencana gila itu, mungkin sekarang ia tidak akan hamil anak Anggasta. Semua akan berjalan baik, dan hidupnya akan tetap sempurna seperti kemarin saat janin ini belum ada di dalam rahimnya. "Tidak usah menangis, tangisan kamu itu gak ada gunanya!" cetus Ayara, tatapannya memancarkan aura kemarahan yang begitu mendalam kepada Aruna. Aruna tidak membalas ucapan Ayara, ia justru tertunduk malu. Ayara duduk di sebelah Aruna dan mengusap wajahnya kasar, sejak Takahiro masuk rumah sakit ia belum beristirahat sama sekali bahkan ia juga belum makan. Sebelumnya Ayara sangat menantikan momen di mana Takahiro pergi dari dunia ini, namun saat melihat keadaan Takahi
Read more

Chapter 29

"Sudah siap semuanya?" tanya penghulu yang menikahkan Aruna dan Anggasta. Anggasta mengangguk, lalu menjabat tangan penghulu dan mengucapkan ijab kabul dengan satu tarikan nafas. Dengan ini resmi sudah status Aruna sebagai istri Anggasta, sebagai formalitas Aruna mencium tangan Anggasta begitupun Anggasta yang menyematkan cincin di jari manis Aruna. Kastara tidak bisa menahan kesedihannya, kelopak matanya nampak berkaca-kaca dan penuh lara. Liza memeluk Aruna erat, pernikahan yang tidak diinginkan ini pasti sangat berat untuk Aruna. Tidak ada rona kebahagiaan pada wajah setiap orang yang hadir di pernikahan hari ini, kecuali Rajasa. Rajasa akhirnya bahagia karena tujuannya sudah tercapai, memang benar yang namanya jodoh mau terpisah seperti apapun pasti akan kembali lagi pikir Rajasa. "Sekarang kamu sudah resmi menjadi istri dari Anggasta, untuk sementara kamu tidak perlu mengurus urusan perusahaan dulu. Lebih baik sekarang kamu fokus menjalani kuliah dan menjaga kehamilanmu sampai
Read more

Chapter 30

Setelah seharian penuh memanjakan Alana dan mengantarkannya pulang, Anggasta kembali ke kediamannya pada pukul tujuh malam. Saat Anggasta masuk ke dalam rumah sudut matanya melihat siluet seseorang yang sedang berenang di dalam kolam, Anggasta keluar menuju ke kolam renang dan spontan Aruna mengeluarkan setengah tubuhnya dari dalam air saat melihat Anggasta menghampirinya. Wajah Anggasta memerah padam, Aruna kini hanya menggunakan bikini yang sangat seksi dan menampilkan semua lekuk tubuhnya di hadapan Anggasta. "Aruna!" bentak Anggasta seraya mengusap wajahnya kasar, biar bagaimanapun Anggasta tetaplah lelaki normal yang akan tersipu saat melihat pemandangan seperti ini. "Apa sih mas, kaget tau."Aruna dengan santainya keluar dari kolam renang dan duduk di kursi sembari menikmati jus jeruknya, ia bahkan tidak menutup tubuhnya dengan handuk. "Ini jam tujuh malam, kamu gak waras ya berenang jam segini?!" "Gak ada larangannya kan berenang malam-malam? lagian aku biasa kok berenang
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status