“Begini, dengarkan aku dulu, sebenarnya aku dan Meri sedang mencari cara untuk memberitahumu, karena kami takut apa yang kami katakan nantinya itu akan membuatmu menjadi kaget, sehingga membuat penyakitmu itu menjadi kambuh, itulah yang membuat kami berdua memutuskan untuk menutupinya darimu dan menunggu waktu yang tepat untuk memberitahumu. Mungkin inilah waktu yang tepat untuk membuka semuanya, karena keadaan sudah mulai terasa tidak aman. Sekali lagi kami berdua ingin meminta maaf kepadamu, kami tidak punya maksud lain sedikit pun.” Meri meletakkan tangannya di atas paha Irma, ia sedang berusaha untuk membujuknya. Syukurlah Irma segera memahami situasi.“Paman, selain dari buku ini, apakah Paman juga punya barang bukti lain seperti foto misalnya?” Meri menaikkan alis matanya. Paman Tanjo hanya menjawabnya dengan gelengan kecil. Tidak ada.“Baiklah, begini, Paman. Kami punya sebuah rencana.” Sekali lagi Sindi membenahi posisi duduknya. Tatap matanya tampak begitu dalam dan serius, se
Read more