"Nggak usah, Bu. Nanti aja tunggu Mas Nasrul pulang," tolakku halus.Mas Nasrul tadi pamit ke rumah Pak Joko, orang yang menggarap kebun sawit kami."Ndak apa-apa. Nanti cucu Ibu ileran. Ayo Nada, ikut Uti jajan mie ayam. Tapi nanti ndak minta ciki-ciki, ya?" Ibu mengajak Nada berbicara, Nada hanya membalas dengan kekehannya."Mie ayam aja?" tanya Ibu mengeratkan tali gendongan."Iya, Bu. Kalau boleh sama es, sih," jawabku pelan, tepatnya takut-takut."Ndak! Ndak boleh. Es di sana ndak sehat, pakai sari manis. Nanti Ibu buatkan jus buah aja. Di kulkas masih banyak buah." Dengan cepat Ibu menjawab, kemudian meninggalkanku yang sedang bermalas-malasan."Assalamu'alaikum," ucap Mas Nasrul sambil memasuki rumah."Wa'alaikumsalam, udah pulang, Mas?" tanyaku heran, cepat sekali pulangnya."Iya, Pak Joko lagi pergi ke rumah besannya," jawab Mas Nasrul menghenyakkan pantatnya ke kasur di sampingku."S
Read more