"Apa yang terjadi, Ni? Bukannya kamu dan Mas Adam baik-baik saja? Kalian juga akan segera menikah, bukan?" cecarku begitu Kaniya duduk. Sengaja aku meminta gadis berlesung pipit itu untuk datang di mana aku, Mas Arsya, dan Mas Danu masih di tempat makan dekat klinik. Dia menangis dengan wajah bingung. Padahal, di hari pertama aku kembali dari Jogja, Kaniya dan Adam terlihat baik-baik saja. "Mas Adam hanya menggunakanku sebagai media informasi, Nda. Dia banyak menanyakan soal kamu saat kami bersama. Di mana tempat tinggalmu, siapa saudaramu, siapa orang tuamu, apa makanan kesukaanmu, pokoknya semua hal tentangmu. Awalnya, aku biasa saja, tapi lama-lama dia keterlaluan. Mas Adam terang-terangan memutuskan hubungan kami saat kamu dan Pak Arsya pergi di hari kita ketemuan pekan lalu." Kaniya menahan isak tangis meskipun air matanya sudah berkali-kali jatuh. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Adam. Kenapa dia seperti itu? Siapalah aku yang sampai membuat dia sampai seperti itu? At
Terakhir Diperbarui : 2022-06-10 Baca selengkapnya