Home / Rumah Tangga / Ketika Istri Mulai Berubah / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Ketika Istri Mulai Berubah: Chapter 61 - Chapter 70

107 Chapters

bab 61

"Jangan mendekat!" tekan Roni saat istrinya itu masuk. Lelaki itu terlihat sangat kacau, amarah dan sedih bercampur jadi satu."Bagaimana dengan Chacha?" tanya Putri."Dia harus dioperasi karena kakinya ada yang patah," ketus Roni tanpa melihat ke arah istrinya."Separah itu kah?" tanya Putri tak percaya, kini air matanya luruh begitu saja. Ibu mana yang akan kuat ketika mendengar anaknya yang masih kecil haris dioperasi, apalagi anak itu baru saja bisa berjalan dan umurnya belum genap dua tahun."Semua gara-gara kamu! Pergi kamu dari sini!" bentak Roni dan langsung mendapat teguran Dokter tersebut.Tak mau berlama-lama, Roni pun pamit keluar dan disusul oleh istrinya."Aku akan mengabari mamaku," ucap Putri. Walau bagaimanapun, Chacha adalah cucu pertamanya. Mengingat Putri tidak punya saudara kandung, maka Chacha adalah cucu satu-satunya."Terserah!" ketus Roni. Kini ia pun beranjak ke depan untuk mengurus administrasi.Sedangkan Putri mondar mandir di depan ruangan. Anaknya harus s
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

bab 62

"Tuh kan, salah lagi. Padahal tadi kamu sendiri yang membahas Putri, tapi giliran diladeni kamu marah dan seolah aku yang salah," ucap Arka sambil garuk-garuk kepalanya."Tapi kan enggak harus ke sana juga. Ngapain ke rumah Putri kalau enggak melepas rindu," sungut Luna. Entah kenapa akhir-akhir ini emosinya sering tak terkendali bahkan ia sangat sensitif."Iya, aku minta maaf," ucap Arka. Sedangkan Luna hanya diam sambil membuang muka. Tak tinggal diam, Arka pun mengambil tangan istrinya dan dikecup perlahan, ia ingin menunjukkan betapa cintanya ia pada Luna, walaupun kebodohan dan kesalahan sering ia lakukan, bahkan terkadang tak bisa mengendalikan emosi, tetapi cinta pada istrinya tak pernah pudar."Aku mau terapi, Sayang, biar bisa cepat jalan," ucap Arka kemudian."Terapi?"Arka mengangguk. "Iya, aku enggak mau terus merepotkanmu.""Boleh, Mas. Lagian capek juga harus mengangkatmu," ucap Luna. Ucapan itu tidak lah serius karena ia tak pernah merasa direpotkan oleh Arka. Dirinya
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

bab 63

Dengan kaki yang masih sulit digerakkan, Arka mencoba menghampiri istrinya, sedangkan asisten yang mendengar teriakannya datang melihat apa yang tengah terjadi sampai majikannya berteriak sekencang itu.Dia pun tak kalah kaget saat melihat kondisi sang majikan yang berlumuran darah. Kini dengan cepat, sang asisten pun lari keluar untuk mencari pertolongan. Tak menunggu lama, dia kembali dengan membawa beberapa orang laki-laki.Kini tubuh Luna pun di bopong menuju mobil, Arka pun tak ketinggalan, dengan dibantu tetangganya, ia pun dipapah menuju ke arah mobil dan setelahnya mereka pun menuju ke rumah sakit.***"Bagaimana, Arka?" tanya sang mertua yang terlihat panik ketika mendengar anaknya masuk rumah sakit."Sedang ditangani Dokter, Bu," jawab Arka yang terlihat lesu dengan wajah berantakan."Bagaimana ceritanya bisa seperti ini?" tanya ibunya setengah sebal. Tidak biasanya Luna seceroboh ini, ia mengira ada sangkut pautnya dengan Arka."Semua terjadi begitu saja, Bu. Aku yang terpe
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

bab 64

"Kamu yakin?" tanya Luna dengan menatap sayu ke arah suaminya, ia merasa tak yakin dengan apa yang diucapkan oleh Arka."Yakin." Saat mengucapkan itu, Arka lebih memilih membuang muka dan menyembunyikan rasa sakitnya, mungkin memang benar jika ia harus menurunkan ego, tak mungkin memaksa istrinya untuk bertahan dalam kondisi hamil seperti itu. Ia tak mau terjadi sesuatu dengan anaknya, sejahat-jahatnya dirinya, ia sangat menyayangi calon anaknya itu, apalagi sudah lama ia mendamba ingin seorang anak lagi. Jika ini jawaban atas doa-doanya untuk memiliki keturunan lagi, maka ia pun harus rela melepas istrinya dan tak membiarkan dia terbebani olehnya yang seperti ini."Tapi aku tidak yakin, Mas. Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam kondisi seperti ini. Akan jauh lebih menyakitkan jika kamu di rumah tanpa ada orang yang mengurusmu," ucap Luna. Sebenarnya ia ingin sekali beristirahat karena merasakan badannya sakit semua, apalagi kepalanya terasa pusing saat ini. Tetapi ia tak bisa meningga
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

bab 65

"Jika nanti cucuku sudah siuman, maka Mama akan membawanya pulang, hidup saja kamu dalam cemburu butamu," ketus mamanya."Ma..."Mamanya memberi kode dengan mengangkat tangannya untuk tidak mengatakan sesuatu.Putri pasrah, ia tak tahu harus berbuat apa, dirinya pun tak menyangka akan dipisahkan dengan anaknya.Kini pandangannya menatap ke arah Reno, di sana suaminya itu sedang duduk termenung, terlihat tak ada air mata di sana, mungkin sudah kering."Mas," panggil Putri. Reno hanya diam tak bergeming, pikirannya masih kacau. Dirinya pun merasa gagal sebagai seorang Ayah."Aku minta maaf," ucap Putri lagi, kali ini ia bisa menurunkan sedikit egonya."Simpan saja kata maafmu," ketus Reno yang tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.***"Papa," teriak Arsya saat melihat papanya pulang. Ya, hari ini Luna diperbolehkan pulang. Sama seperti hari-hari kemarin, mereka pun ditemani sang Ibu. Tapi kali ini ibunya lebih banyak diam, ia tak mau salah bicara lagi yang nantinya akan membuat anaknya
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

bab 66

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arka saat melihat istrinya juga meringis kesakitan, bahkan kini ia abaikan rasa sakitnya dan lebih khawatir dengan keadaan Luna."Maaf, Mas. Aku kesandung kakiku sendiri," jawab Luna sambil berdiri."Perutmu tidak apa-apa, kan?"Luna menggeleng keras, setelah itu ia pun beranjak untuk mengambil anaknya.Sedangkan Arka hanya bisa menatap kepergian istrinya dengan tatapan sedih, bukan sedih akan kehamilan Luna, tapi lebih kemerasa tak berguna sebagai lelaki.Tak menunggu lama, Luna pun sudah kembali sambil menggendong Arsya."Sini sama Papa," ucap Arka. Arsya pun mengulurkan tangannya, kini bocah kecil itu sudah berada dalam dekapan Arka."Kalian tidur, ya," ucap Luna sambil mengangsurkan selimut pada keduanya."Kamu juga, Sayang," ucap Arka sambil mencekal lengan istrinya."Iya, ini juga mau tidur kok, tapi ada sesuatu yang harus diurus, perihal perusahaan," ucap Luna.Arka pun sempat ingat tentang perusahaannya yang mendapat beberapa kendala."Nanti aku ban
last updateLast Updated : 2022-08-13
Read more

bab 67

"Mbak Dara kenapa mengusirku?!" bentak Alfi yang seolah tak terima. Kini ia lepaskan cengkraman kakaknya yang terasa menyakiti kulit."Kamu anak durhaka, anak tak tahu diri!" umpatnya lagi.Alfi tersenyum sinis. "Ibu sendiri yang mengatakan rindu padaku, jika aku pergi, maka Ibu akan semakin sedih, Mbak Dara mau hal itu terjadi?""Kalian jangan bertengkar terus, Ibu pusing," ucap ibunya. Seketika Dara terdiam, tetapi tidak dengan Alfi."Mbak Dara jahat, Bu. Lihat tangan Alfi, sampai merah begini," ucap Alfi sambil mengerucutkan bibirnya."Dara, jangan begitu sama adikmu, kasihan dia. Sebagai Kakak, harusnya kamu bisa melindungi Alfi, bukan malah menyakiti," ucap ibunya. Ia tak bermaksud membela siapapun, ternyata apa yang terlontar dari mulutnya malah membuat anak keduanya sakit hati.Bukan apa, selama ini Dara yang lebih banyak mengurusnya daripada Alfi. Serepot-repotnya ia mengurus bayi, ia tetap merawat ibunya, bukan yang lain."Ya sudah, mumpung ada Alfi di sini, Dara mau pamit ke
last updateLast Updated : 2022-08-14
Read more

bab 68

"Kamu kenapa, Liv?" tanya Luna keesokan harinya."Aku disuruh nikah sama lelaki yang tak kusukai, Lun. Aku enggak mau," jawab Oliv."Ya, kan tinggal bilang saja jika kamu enggak mau.""Tidak semudah itu menolak. Kamu tahu, kami ini sudah dijodohkan sejak kecil. Aku bahkan sempat memberontak, tetapi ibuku malah memarahiku habis-habisan. Aku ingin pergi saja dari kota ini," ucap Oliv. Rasanya beban yang ia pikul amatlah berat. Dirinya sempat berjanji untuk menunggu kekasihnya kembali, kalau dihitung saat keberangkatannya dulu, mungkin tiga bulan lagi kekasihnya itu kembali.Tidak mungkin juga ia menerima pinangan lelaki lain, apalagi ia tak pernah bertemu lelaki itu dan yang paling utama urusan hati. Ia tidak mencintai lelaki itu, ia hanya mencintai kekasihnya.Walaupun sampai saat ini kekasihnya belum bicara sama Ibu, tetapi Oliv sangat yakin jika kekasihnya itu tidak ingkar janji."Ini bukan zaman Siti Nurbaya, jika kamu tidak mau, kamu harus tegas menolaknya," ucap Luna. Ia sangar ta
last updateLast Updated : 2022-08-16
Read more

bab 69

"Mas." Luna nampak tak percaya dengan suaminya yang bisa berdiri sendiri. Mulutnya ternganga saat ini.Sedangkan Arka sendiri terpaku sejenak, kini ia menatap kakinya lalu beralih menatap istrinya."Aku bisa jalan, Sayang," ucap Arka. Walaupun pelan, tetapi ini termasuk kemajuan yang cukup baik. Ia sendiri juga tak menyangka jika kakinya kuat untuk berdiri, apalagi untuk melangkah.Kini Luna pun berjalan menghampiri suaminya, senyum mengembang masih ia perlihatkan. Ia sangat bahagia saat mengetahui jika suaminya sudah bisa berjalan, ya, walaupun pelan tapi ini sungguh kabar yang membahagiakan."Besok kita ke Dokter, Mas. Kamu hanya perlu beberapa kali terapi saja, setelah itu kamu tinggal latihan di rumah. Intinya jangan menyerah, aku akan selalu ada untuk kamu," ucap Luna. Lalu ia memeluk suaminya dalam keadaan berdiri, sama hal nya yang ia lakukan dahulu sebelum ia bertengkar dan suaminya belum bisa berjalan."Yuk bersiap, kita antar Oliv pulang, katanya dia takut pulang sendiri," u
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

bab 70

"Ibu kenapa, Fi!" pekik Nina saat ia tak sengaja datang. Ia baru ingat jika meninggalkan filenya di rumah ini, makanya mumpung longgar ia ingin mengambilnya, tatapi ketika di luar, ia mendengar suara tangis menyayat dari keponakannya tersebut. Karena dikira terjadi apa-apa dengan keponakannya, maka ia pun berinisiatif untuk mendatangi kamar ibunya karena suara itu berasal kamar ibunya. Tapi dirinya terkejut saat melihat ibunya terkapar di lantai dengan keadaan tak sadarkan diri, apalagi terdapat ceceran dari yang berasal dari tangan keponakannya."Ibu ja-jatuh, a-aku...." Alfi nampak bingung mau menjawab apa, sedangkan tangis anaknya semakin melengking."Bawa anakmu ke rumah sakit, Ibu pun harus dibawa juga," ucap Nina sambil berjalan keluar untuk meminta bantuan tetangganya. Hari ini ia datang sendiri dan tak diantar oleh suaminya."Sayang, sabar, ya?" ucap Alfi penuh kepanikan, apalagi fokusnya harus terbagi mengingat keadaan ibunya yang tak sadarkan diri.Tak lama kemudian, Nina ba
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status