Lula menatap Jack dalam kesamaran cahaya, anggur yang mengalir dalam darahnya membuat keberaniannya melonjak, menyingkirkan batasan yang selama ini dia bangun. Waktu seolah melambat di antara mereka, menyisakan hanya suara napas yang saling bersahutan. Pria itu begitu dekat, aromanya yang maskulin bercampur dengan wangi anggur yang samar. Jack menatapnya lekat, tatapannya penuh kendali, namun ada bara yang membara di balik mata dinginnya. “Kamu mabuk, Lula.” Nada suaranya rendah, serak, seperti bisikan yang menelusup langsung ke telinga wanita itu. Namun Lula hanya tersenyum kecil, mabuknya membuat dia lebih berani daripada biasanya. “Mungkin… tapi itu bukan berarti aku tidak tahu apa yang kulakukan.” Dia mendekat, jemarinya terulur, menekan lembut pipi Jack. Sentuhannya ceroboh, namun pria itu membiarkan saja, seolah memberi kebebasan untuknya meluapkan emosi yang selama ini terkunci. “Kenapa dunia begitu tidak adil padaku?” gumam Lula, suaranya serak, mata kaburnya menata
Last Updated : 2024-10-31 Read more