Home / Romansa / Nafkah Batin Basi / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Nafkah Batin Basi: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

Bab 181. Amelia Terusir

Bab 181. Amelia Terusir “Saya tidak peduli! Bapak terlalu melindungi Bos kalian! Saya pulang! Permisi! ketus Amelia melangkah pergi.” “Tunggu!” Langkah Amelia terhenti. “Apalagi yang Anda ragukan?” Sastro terlihat mulai geram. Matanya melotot tajam. Amelia membalikkan badan. “Penjaga Pos bilang bahwa bos kalian memeluk perempuan iut masuk ke dalam kamar pembantu, masih saja Bapak membela dia seperti itu, iya?” Suara Amelia ikut meninggi, mata lembutnya tak kalah tajam menghujam manik mata Sastro. “Itu karena Pak Daffin dalam pengaruh obat perangsang. Obat yang yang dibubuhkan oleh pembantu gila itu di dalam jus Pak Daffin!” Amelia terpana. Kalimat Sastro membuatnya tersadar. Napasnya yang tadi sempat memburu karena menahan emosi kini berangsur tenang. “Perempuan itu pasti akan menerima ganjarannya. Pak Daffin tak akan bisa memaafkannya! Barang bukti sudah kami amankan. Saya sendiri yang menemukan sisa benda terkutuk itu di dalam tasnya!” lanjut Sastro lagi, kini dengan s
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Bab 182. Secercah Bahagia Buat Amelia

Bab 182. Secercah Bahagia Buat Amelia Bik Jum menyeka kering air mata yang berjejak di kedua pipi, kala ponsel di tangannya bardering lagi. Amelia sontak menoleh ke arahnya. “Bik Jum?” “Eh, Non! Ini ponsel Non! Dari tadi bunyi.” Bik Jum meneliti wajah Nonanya, begitu murung, sayu dan kuyu. Namun, sama sekali tak ada jejak air mata di sana. Itulah kelebihan sang putri majikan. Sekalipun Bik Jum tak mendengar ada tangis dari bibir sensual gadis itu, meski sepahit apa derita tengah melanda. “Oh, iya. Makasih, ya, Bik!” Amelia meraih benda itu dengan lesu, mengusap layar, dan menekan loud speaker. “Ya, Tante! Maaf, Amel sedang berenang, hapenya di kamar. Ada apa Tan? Gimana kondisi Mas Andre?” Amelia berusaha tetap tenang, seolah semua baik-baik saja. “Andre sudah mendingan, Sayang! Mungkin nanti sore sudah bisa pulang.” “Syukurlah.” “Ya, ini, ada yang mau Tante bicarakan sama kamu, Nak! Boleh?” “Boleh, dong. Ada apa, Tan?” “Tentang Papa kamu, Sayang!” “Kenapa dengan Papa?”
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Bab 183. Perjuangan Cinta Amelia

Bab 183. Perjuangan Cinta Amelia “Kenapa ngeliatin Bibik kek gitu?” tanya Bik Jum seraya tersenyum arif, seperti biasanya. Senyum yang selalu mendamaikan hati Amelia. Sepuluh tahun belakangan ini, Bik Jum adalah sandarannya. Sejak ibunya meninggal dunia, Bik Jum adalah pengganti sosok seorang ibu baginya. Amelia tahu pasti, kalau wanita ini juga mempunyai harapan yang begitu besar pada papanya. Namun, sepuluh tahun kebersamaan mereka, tak juga menumbuhkan cinta di hati Anwar. “Bik, maafin Papa, ya!” lirih Amelia menggenggam tangan wanita itu. “Lho, maaf kenapa? Apakah karena rencana Bapak yang ingin menikahi Bu Regina?” “Hem.” “Ya, ndak apa-apa! Bapak harus bahagia. Sudah cukup masa dia menderita tanpa seorang istri. Jika Bu Regina mampu membuat dia bahagia, bibik ihklas! Bibik ikut mendukung. Bibik ikut bahagia, Non!” “Terima kasih, Bik!” Amelia memeluk wanita itu. “Meski nanti Papa menikah, Bibik tetap di sini, ya! Saya gak mau Bibik pergi!” ucapnya menahan sesak. “Iyalah
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Bab 184. Karena Cinta, Maaf Diberi Tanpa Diminta

Bab 184. Karena Cinta, Maaf Diberi Tanpa Diminta Ada embun yang menggantung di kedua netra wanita tabah itu. Namun, senyum tulus tetap terbit di sana. Tadi, wanita itu yang berlari mengejar Amelia demi menerima telpon dari Anwar. Tapi apa yang diperolehnya? Hanya perintah untuk menyiapkan acara lamaran tuannya. Pria yang sangat dicintainya. Amelia tak tega. “Non Amel berangkatlah! Bibik akan merancang dulu segala keperluan untuk acara lamaran Bapak besok. Nanti, setelah Non Amel pulang, kita rundingkan sama-sama, ya!” ucap wanita itu kembali mengulas senyum. “Bik Jum enggak apa-apa?” tanya Amelia lirih. “Enggak, bibik baik-baik saja! Pokoknya acara lamaran besok harus kita usahankan sukses! Biar Bapak senang dan sehat lagi seperti dulu, ya, Non, ya!” “I-iya, Bik!” Suara Amelia terdengar parau, menahan sesak dan haru yang mengaduk perasaannya. “Berangkat!” perintah Daffin kepada Sastro ajudan kepercayaan sekaligus supir pribadinya. “Sastro akan mengantarmu sampai depan p
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

Bab 185. Rahayu Bukan Tante Girang

Bab 185. Rahayu Bukan Tante Girang “Kita langsung ke ruangan Tante Rahayu, ya!” Amelia menguatakn Daffin sekali lagi, begitu mobil menepi di halaman depan rumah sakit besar itu. “Hem,” sahut Daffin menekan perasaan gamang di hatinya. Masih ada sedikit ragu, masih ada ego, masih ada sedikit kebencian. Apalagi harus bertemu Andy yang masih menunggui Rahayu di ruangan rawat wanita itu. “Yuk, keluar!” bujuk Amelia membukakan pintu mobil buat Daffin. Pria itu akhirnya turun, lalu berjalan sedikit enggan di sisi Amelia. “Yuk, keluar!” bujuk Amelia membukakan pintu mobil buat Daffin. Pria itu akhirnya turun, lalu berjalan sedikit enggan di sisi Amelia. Langkah mereka terhenti, keduanya terpaksa menyisi saat tiba-tiba ada pengunjung lain yang berjalan terburu-buru. Bahkan Daffin hampir tertabrak. Dua orang remaja tengah mengejar seorang wanita paruh baya. Wanita itu adalah Tina, ibu mereka. Keduanya berusaha menghentikan Klara. Insiden itu memancing perhatian semua orang yang ten
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

Bab 186. Daffin Menghajar Selingkuhan Ibunya

Bab 186. Daffin Menghajar Selingkuhan Ibunya Derap kaki Klara dan Indah terdengar berlarian di koridor lantai empat rumah sakit itu. Mereka berhenti tepat di depan ruangan rawat Rahayu. Mereka berdiri dengan ragu masih dengan napas yang terengah-engah kelelahan. Kedua remaja itu tersentak kaget, saat tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka lebar, lalu sedetik kemudian, tubuh seseorang terlempar keluar. Tubuh yang terlempar tepat di kaki Klara dan Indah. Itu adalah Papa mereka. Andy. “Pergi dari sini! Jangan pernah lagi menemui ibuku! Urus saja keluargamu! Urus mulut istrimu yang kotor itu! Jangan sampai kubuat dia tak bisa lagi bersuara, paham! Pergi dari sini!” Itu suara pria yang mencampakkan laki-laki paruh baya itu. Daffin. “Papa! Papa kenapa?” Klara dan Indah spontan memeluk Andy, membantunya berdiri, ;alu menatap sayu ke arah Daffin. Amelia memburu keluar, setelah menenangkan Rahayu yang ikut terkejut karena kelakuan kasar Daffin. “Mas, tolong jangan kasar! Sabar! Ini t
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

Bab 187. Cinta Amelia Merubah Daffin

Bab 187. Cinta Amelia Merubah Daffin “Ya, sekarang minta maaflah! Sana masuk!” bujuk Amelia mengusap pundak kedua remaja itu. “Gak berani, Mbak!” serentak keduanya menjawab. “Apa yang kalian takutkan? Kakak kalian itu sangat baik. Hatinya bahkan sangat lembut. Situasilah yang membuatnya sering marah dan berkata kasar. Kalau kalian memang menganggap dia kakak, kalian harus berani minta maaf! Ayo!” “Nanti, kalau kami dicampakkan lagi kayak Papa tadi, gimana?” “Tidak akan, asal kalian bisa berkata dengan lemah lembut. Ambil hatinya! Tunjukkan kalau kalian sayang sama dia!” “Temenin kita, Mbak!” Indah menghiba. “Enggak bisa, dong! Kalian harus berani sendiri, pergilah!” “Eeem … baiklah! Ayo, Ra, kita masuk!” Indah menarik lengan adiknya. Klara mengekor di belakangnya dengan takut-takut. “Terima kasih, Mbak Amel. Anda baik sekali.” Andy menatap Amelia dengan mata berkaca-kaca. “Tidak apa-apa, Pak. Saya sudah berjanji pada Tante Rahayu, akan menyatukan beliau dengan Mas Daffin.”
last updateLast Updated : 2022-06-04
Read more

Bab 188. Tina Memeras Daffin

Bab 188. Tina Memeras Daffin Pria itu menghisap rokoknya lama, lalu memainkan asap bernikotin itu di rongga mulut sebelum mengeluarkannya dari hidung dan mulut. “Ya, udah sekarang saja. Apalagi yang kamu tunggu, Sayang! Mumpung suamiku yang tolol itu saat ini berada di rumah sakit menunggui selingkuhannya itu. Biar wartawan langsung menyerbu ke sana!” “Tunggu, aku sedang memikirkan cara dapat duit yang lebih banyak.” “Cara gimana lagi, Sayang? Kamu, kan, tinggal tetapkan harga kepada kenalan wartawan kamu itu!” “Bukan, ada cara yang lebih praktis.” “Gimana-gimana?” “Kita ancam saja direktur songong itu. Kita minta tebusan! Kita ancam bial dia tak mau bayar, maka rahasia besar ini akan kita jual pada wartawan. Demi nama baik perusahaanya, juga nama baik dia, pasti si sombong itu mau membayar berapapun kita minta.” “Kamu hebat! Itu ide yang sangat brilliant. Kita bangga jadi pacar kamu, Sayang! Jadi gak sabar pengen dinikahin kamu,” puji Tina dengan suara dan nada mendesah-desah
last updateLast Updated : 2022-06-04
Read more

Bab 189. Talak Untuk Perempuan Pezina

Bab 189. Talak Untuk Perempuan Pezina“Kau mau apa? Lepasin aku!” Tina mencoba meronta. Peremuan itu berbicara lantang sengaja untuk memancing perhatian pengunjung café. Namun, tak ada yang mau ikut campur, apalagi untuk menolong. Mereka hanya menonton saat perempuan itu diseret paksa meninggalkan ruangan itu.“Kita ke kantor polisi terdekat, Nyonya! Saya pastikan Nyonya akan sangat senang nginap di sana, nanti. Bisa makan tidur secara gratis. Gak usah susah memikirkan cara mencari cuan. Apalagi dengan cara mengancam dan memeras Bos kami!” tegas para anggota Daffin. Tina ditarik paksa menuju mobil yang sudah stand by di depan café.“Apa maksud kata-kata kamu itu, ha! Lepaskan aku atau aku akan berteriak!” ancam Tina.“Berteriak saja! Ayo, masuk!”Wanita itu dicampakkan ke dalam mobil. Beberapa detik kemudian menyusul tubuh Roy. Hampir saja tubuh pria itu menghantam tubuh Tina. Pintu mobil terkunci, mobil pun melaju.**Flass BackSuasana di rumah sakit tak kalah tegang setelah T
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

Bab 190. Menolak Sentuhan

Bab 190. Menolak Sentuhan “Kalau Papa mencampakkan Mama setelah mendapatkan Mas Daffin, itu gak adil sama Mama! Kita benci Papa! Kita gak mau ikut Papa, kita ikut Mama saja! Ayo, Dek!” Indah berteriak lalu tergesa menuju pintu. Klara langsung mengikuti langkahnya. “Eit! Tunggu! Mas Dafin ikut kalian, ya, boleh?” tanya Daffin seraya memalangkan tubuh untuk menghalangi kedua adiknya. “Mas Daffin mau ikut ke mana?” sergah Klara di antara isaknya yang masih tergugu. “Kita baru bertemu, masa mas Daffin langsung ditinggal lagi?” protes Daffin tetapi dengan nada yang lemah lembut. Sungguh perbuatan ini tak biasa dia lakukan. Amelia dan Rahayu saling pandang. Senyum lega mengulas di bibir keduanya. Bersyukur dengan perubahan Daffin yang begitu pesat. “Papa menceraikan Mama kita, Mas! Pasti Papa mau menikahi mama Mas Daffin itu, iya, kan?” tuduh Klara menunjuk Rahayu dengan dagu dan tatapan sinisnya. “Bisa jadi, memang salah?” sahut Daffin tetap dengan nada lembut. Semua terkejut. An
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status