Bab 182. Secercah Bahagia Buat Amelia Bik Jum menyeka kering air mata yang berjejak di kedua pipi, kala ponsel di tangannya bardering lagi. Amelia sontak menoleh ke arahnya. “Bik Jum?” “Eh, Non! Ini ponsel Non! Dari tadi bunyi.” Bik Jum meneliti wajah Nonanya, begitu murung, sayu dan kuyu. Namun, sama sekali tak ada jejak air mata di sana. Itulah kelebihan sang putri majikan. Sekalipun Bik Jum tak mendengar ada tangis dari bibir sensual gadis itu, meski sepahit apa derita tengah melanda. “Oh, iya. Makasih, ya, Bik!” Amelia meraih benda itu dengan lesu, mengusap layar, dan menekan loud speaker. “Ya, Tante! Maaf, Amel sedang berenang, hapenya di kamar. Ada apa Tan? Gimana kondisi Mas Andre?” Amelia berusaha tetap tenang, seolah semua baik-baik saja. “Andre sudah mendingan, Sayang! Mungkin nanti sore sudah bisa pulang.” “Syukurlah.” “Ya, ini, ada yang mau Tante bicarakan sama kamu, Nak! Boleh?” “Boleh, dong. Ada apa, Tan?” “Tentang Papa kamu, Sayang!” “Kenapa dengan Papa?”
Last Updated : 2022-06-02 Read more