All Chapters of Bersuami Anak "Mama": Chapter 81 - Chapter 90
174 Chapters
Bab 81. Ulang Tahun Ibu Mertua
Setelah Mosa membersihkan piring, ia segera menuju ke kamar untuk menghampiri Andre."Kamu masih capek?" tanya Mosa."Iya. Sini! Duduk di sampingku aja!" titah Andre."Aku pijitin sini!" Mosa menarik tangan Andre.Andre menarik kembali tangannya lalu merangkul Mosa. "Nggak usah, Mosaku! Aku duduk di samping kamu begini rasanya lelahku hilang. Ngomong-ngomong kamu nggak ingin tinggal di rumah kita?" tanyanya."Enggak dulu deh, aku merasa nggak nyaman kalau banyak yang tanya belum punya anak. Lebih enak begini," jawab Mosa merasa murung. "Dengarkan aku, Mosa!" Andre menatap wajah Mosa begitu dekat, "Aku tidak pernah menyalahkan kamu karena kita belum punya anak. Karena itu bukan kuasa kita. Apalagi kemarin dokter juga bilang kalau kita sama-sama sehat, hanya saja memang Tuhan belum memberi kepercayaan sama kita. Kamu tadi juga bilang begitu, kan?" "Iya. Aku juga ngerti, tapi setiap ada pertanyaan aku kok belum hamil atau kok belum punya anak rasanya itu menyakitkan. Aku berusaha sabar
Read more
Bab 82. Rencana Melanjutkan Kuliah
Sejak menikah dengan Andre, berat badan Mosa bertambah. Ia merasa bahagia dan banyak makan. Sehingga ia tidak menyadari jika pertambahan berat badannya meningkat.Meskipun begitu Andre terus mencintai Mosa. Keadaan susah maupun senang, Andre setia menemani Mosa dengan berbagai kado yang diberikan kepada Mosa.Apalagi saat ini Andre bekerja cukup mapan dengan penghasilan yang lumayan. Andre sebenarnya ingin melanjutkan kuliahnya agar bisa naik jabatan di kantornya. Tetapi untuk hal itu Andre masih ingin mendiskusikan dengan Mosa.Esok harinya setelah pulang bekerja, Andre sudah selesai makan malam bersama Mosa. Mereka duduk di ruang keluarga sembari ingin membicarakan masalah rencana melanjutkan pendidikan. "Mosa, aku ingin ngobrol sama kamu," tutur Andre."Ngobrolin apa sih?" balas Mosa."Sebenarnya aku direkomendasikan oleh atasan ku untuk kuliah magister. Bagaimana menurut kamu?" tanya Andre."Wah, bagus itu. Aku mendukung kamu untuk bisa melanjutkan pendidikan. Rencana mau dimana?
Read more
Bab 83. Ke Kantor Andre
"Jangan begitu! Aku ini orang biasa saja. Kamu yang hebat, Dre, bisa disekolahkan sama kantor. Ke luar negeri lagi. Jujur aku bangga banget punya suami kamu," kata Mosa."Aku jauh lebih bangga sama kamu. Karena kamu bisa mendampingi aku sejauh ini," sahut Andre."Ini ada kok saling puji begini? Ayah jadi penasaran," tanya Ayah Andre yang kebetulan mendengar percakapan Mosa dan Andre."Ayah duduk sini, deh! Kami mau ngomong," ajak Andre.Ayah Andre kemudian duduk di samping Andre."Jadi, aku dan Mosa barusan sudah sepakat untuk aku melanjutkan pendidikan, Yah. … " Andre menceritakan rencananya. "Wah, bagus itu. Nanti Mosa tinggal ajukan resign. Nanti Ayah akan mencari penggantimu, Mosa. Kamu harus mendampingi Andre, ya? Sampai selesai," sahut Ayah Andre."Iya, Yah. Aku juga senang banget punya kesempatan untuk bisa menemani Andre kuliah di sana. Belum berangkat sudah membayangkan aku tinggal di sana. Hehe." Mosa terkekeh. Begitu juga dengan Andre dan Ayahnya."Iya. Ayah juga nggak men
Read more
Bab 84. Meminta Restu Ibu
Selama perjalanan pulang dari kantor Andre, Mosa merasa murung. Ia memikirkan perkataan Bos Andre. Beban yang diberikan kepada suaminya cukup besar. Dan justru dirinya merasa senang akan berangkat ke Belanda.Sepanjang perjalanan Mosa hanya diam. Beberapa kali Andre melirik dari kaca spion. Andre tetap membiarkan Mosa dalam diamnya. Mosa sampai tidak menyadari jika Andre mengantar Mosa ke rumah ibunya."Loh, kok kemari?" tanya Mosa setelah turun dari motornya. "Iya. Kamu di sini saja dulu, daripada kamu sendirian di rumah. Nanti kalau aku pulang aku jemput kamu," jawab Andre. "Dre, kamu beneran mau berangkat untuk mengambil beasiswa itu?'' tanya Mosa.Andre tahu jika Mosa menyimpan pertanyaan. Dan menunggu waktu yang tepat untuk menjawab."Kita masuk dulu sebentar, yuk!" ajak Andre.Di teras rumah Mosa, Andre mengajak Mosa untuk duduk."Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu? Kamu kan mendukung aku untuk berangkat. Jadi aku mantap untuk berangkat," jawab Andre."Aku merasa tang
Read more
Bab 85. Nasihat Seorang Ayah
Mina menghela nafas panjang. "Kamu dan Andre coba yang memikirkan kembali," tuturnya, lalu bangkit menuju kamar dan meninggalkan Mosa sendiri.Mosa merasa sedih karena tidak mendapatkan restu dari ibunya. Ia menyalakan televisi agar mengusir kesepian. Perasaannya pun bingung, apakah maju atau mundur. Restu ibu dirasa penting karena tanpa restunya bisa jadi penghalang untuk berangkat. Sepanjang hari di rumah Mosa hanya berdiam dengan ibunya. Meskipun oleh Mina disiapkan makanan tetapi masih saja Mina enggan berbicara dengan Mosa.Sampai Andre datang menjemput, Mina masih terdiam. Mosa kemudian menyampaikan kepada Andre. Andre pun menanggapi dengan meminta berbicara dengan Mina. "Maaf, Bu. Apa yang menjadi beban ibu yang akhirnya tidak merestui keberangkatan kami?" tanya Andre.Mina menoleh, "Belanda itu jauh, Dre. Di sana tidak ada siapa pun yang kalian kenal. Kalau di sini mungkin di Indonesia saja mudah aksesnya kalau misal ada apa-apa. Kalau di Belanda, di negeri orang kalian bag
Read more
Bab 86. Tetap Pada Pendirian
"Iya, Yah," sahut Andre"Sekarang kamu istirahat saja! Temani istrimu! Dia pasti masih merasa bimbang karena ucapan ibunya. Hibur dia!" perintah ayah Andre.Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Banyak orang tua yang saat tuanya ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari anaknya. Berbeda dengan Ayah Andre. Ia menikmati menjadi seorang orang tua yang kini juga memiliki menantu. Meskipun sudah ditinggalkan oleh istrinya, tetapi dia ingin agar anaknya bisa perhatian kepada istrinya.Sama yang dilakukan ayah Andre sewaktu muda dulu. Ia memberikan kasih sayang kepada ibu Andre. Meskipun sebenarnya orang tuanya menginginkan agar perhatian dan kasih sayang juga ditunjukkan sepenuhnya kepada orangtuanya. Tetapi ayah Andre ingin membuat istrinya atau ibu Andre itu bahagia memiliki ayah Andre. Bukankah saat sebelum menikah seorang anak gadis itu dimanja dan diberikan kasih sayang yang berlebih. Dan ketika menikah harus hidup sengsara. Ayah Andre tidak mau hal itu ter
Read more
Bab 87. Rencana Awal Hendra
Hendra kemudian menghubungi Roni untuk bertemu. Tidak butuh waktu lama mereka bertemu di sebuah cafe."Ron, Andre dan Mosa akan berangkat ke luar negeri bulan depan. Kamu kan nggak mau jauh-jauh dari Mosa, jadi aku minta sama kamu untuk membantu menghalangi keberangkatan mereka," tutur Hendra yang kemudian memberikan rencana liciknya pada Roni.Roni tersenyum. "Oke, aku mengerti," sahutnya. Keesokan harinya dimana Roni dan Andre berjanjian. Andre sengaja bertemu dengan Roni untuk meminta maaf. Dan ini semua adalah salah satu dari rencana Hendra.Andre sudah memberitahukan kepada Mosa jika akan bertemu dengan Roni. Meskipun awalnya Mosa tidak mengizinkan, tetapi Andre berhasil membujuk Mosa untuk bisa bertemu dengan Roni.Sesampainya di sebuah warung kopi, Roni memesan dua gelas kopi seperti biasa. "Dre, aku mau minta maaf. Mungkin kemarin aku seperti terlihat gila. Memang kehilangan istri itu tidak mudah. Jadi aku berfikir Mosa masih mau denganku. Tetapi aku sadar jika Mosa itu suda
Read more
Bab 88. Perintah Sarni pada Roni
Meskipun memang masih curiga dengan Roni, tetapi Mosa berusaha untuk percaya dengan perkataan Roni.Di rumah Sarni keesokan harinya.''Ron, kamu mau bekerja apa sekarang?" tanya Sarni."Entah, Bu. Pekerjaan lamaku sudah tidak bisa dilanjutkan. Tetapi aku sedang bekerja sama dengan temanku. Dia punya sebuah usaha dan aku diminta untuk membantu. Sebagai upah aku diberikan beberapa rupiah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari," jawab Roni."Usaha apa itu?" tanya Sarni."Cuma mengawasi orang saja. Pekerjaan yang santai tapi bisa menghasilkan uang,'' jawab Roni tidak mendetail. "Ya baguslah kalau kamu sudah punya penghasilan. Intinya jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang bisa merugikan kamu sendiri! Cukup sekali kamu masuk penjara. Jujur, Ibu malu saat ditanya tetangga karena kamu dipenjara. Maka dari itu saat ini ibu lebih banyak di rumah. Karena kalau di luar ibu masih malu," jawab Sarni."Ibu kenapa malu? Saat itu kan aku tidak sengaja. Lagipula seorang temanku juga membantu aku
Read more
Bab 89. Obrolan dengan Teman Sesama Guru
Satu minggu kemudian Mosa sudah mendapatkan pengganti di sekolah. Ia bertanggung jawab sebelum benar-benar meninggalkan sekolah. Mengarahkan guru baru untuk menggantikannya. Para siswanya sebenarnya tidak rela jika Mosa digantikan guru lain. Meskipun sebenarnya Mosa juga sedih harus berpisah dengan anak didiknya. Tetapi di dunia ini adalah pilihan. Dimana harus memilih untuk mendampingi Andre melanjutkan pendidikan di luar negeri. Kiprah Mosa di dunia pendidikan pun harus berakhir satu minggu lagi. Beberapa siswa juga menangis memeluk Mosa saat mengetahui Mosa akan digantikan dengan guru baru.Guru baru itu pun merasa iri karena begitu disayangi oleh siswanya. Ia berkeinginan untuk bisa menjadi guru yang bisa disayangi dan ditangisi kepergiannya seperti Mosa.Tetapi Mosa tidak mau berlarut sedih. Meskipun ia tidak resign, para siswanya juga akan meninggalkan dirinya ketika lulus nanti. Ini hanya masalah waktu. Dan siapa yang mengajar itu bukanlah sesuatu yang krusial. Sehingga para
Read more
Bab 90. Ponsel Baru Roni
"Nanti saja, kalau Mosa akan berangkat saya akan undang Ibu dan Bapak guru semua ke rumah untuk mendoakan keselamatan mereka. Tetapi kalau itu tidak merepotkan Bapak dan Ibu guru semua," tutur kepala sekolah."Kalau saya, kalau itu baik kenapa tidak. Apalagi mendoakan teman sejawat kita itu tidaklah merepotkan. Jadi saya setuju saja," sahut guru laki-laki. "Kalau, Bapak soal makan tidak pernah absen, kan? Hahahaha." Raisa terkekeh. Diikuti semua guru yang ada di sana.Di rumah Hendra.Menjelang keberangkatan Andre dan Mosa yang semakin dekat, semakin membuat dirinya tidak tenang. Apalagi kabar itu terdengar sampai ke telinga Papanya.Papanya malah bangga karena keponakannya akan berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Hendra, Papanya semakin yakin kalau harta warisan itu memang patut diserahkan kepada Andre karena kecerdasan yang dimiliki oleh Andre.Hal itu yang membuat Hendra semakin membenci Andre. Hendra kembali memanggil Roni untuk me
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status