Mina menghela nafas panjang. "Kamu dan Andre coba yang memikirkan kembali," tuturnya, lalu bangkit menuju kamar dan meninggalkan Mosa sendiri.Mosa merasa sedih karena tidak mendapatkan restu dari ibunya. Ia menyalakan televisi agar mengusir kesepian. Perasaannya pun bingung, apakah maju atau mundur. Restu ibu dirasa penting karena tanpa restunya bisa jadi penghalang untuk berangkat. Sepanjang hari di rumah Mosa hanya berdiam dengan ibunya. Meskipun oleh Mina disiapkan makanan tetapi masih saja Mina enggan berbicara dengan Mosa.Sampai Andre datang menjemput, Mina masih terdiam. Mosa kemudian menyampaikan kepada Andre. Andre pun menanggapi dengan meminta berbicara dengan Mina. "Maaf, Bu. Apa yang menjadi beban ibu yang akhirnya tidak merestui keberangkatan kami?" tanya Andre.Mina menoleh, "Belanda itu jauh, Dre. Di sana tidak ada siapa pun yang kalian kenal. Kalau di sini mungkin di Indonesia saja mudah aksesnya kalau misal ada apa-apa. Kalau di Belanda, di negeri orang kalian bag
"Iya, Yah," sahut Andre"Sekarang kamu istirahat saja! Temani istrimu! Dia pasti masih merasa bimbang karena ucapan ibunya. Hibur dia!" perintah ayah Andre.Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Banyak orang tua yang saat tuanya ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari anaknya. Berbeda dengan Ayah Andre. Ia menikmati menjadi seorang orang tua yang kini juga memiliki menantu. Meskipun sudah ditinggalkan oleh istrinya, tetapi dia ingin agar anaknya bisa perhatian kepada istrinya.Sama yang dilakukan ayah Andre sewaktu muda dulu. Ia memberikan kasih sayang kepada ibu Andre. Meskipun sebenarnya orang tuanya menginginkan agar perhatian dan kasih sayang juga ditunjukkan sepenuhnya kepada orangtuanya. Tetapi ayah Andre ingin membuat istrinya atau ibu Andre itu bahagia memiliki ayah Andre. Bukankah saat sebelum menikah seorang anak gadis itu dimanja dan diberikan kasih sayang yang berlebih. Dan ketika menikah harus hidup sengsara. Ayah Andre tidak mau hal itu ter
Hendra kemudian menghubungi Roni untuk bertemu. Tidak butuh waktu lama mereka bertemu di sebuah cafe."Ron, Andre dan Mosa akan berangkat ke luar negeri bulan depan. Kamu kan nggak mau jauh-jauh dari Mosa, jadi aku minta sama kamu untuk membantu menghalangi keberangkatan mereka," tutur Hendra yang kemudian memberikan rencana liciknya pada Roni.Roni tersenyum. "Oke, aku mengerti," sahutnya. Keesokan harinya dimana Roni dan Andre berjanjian. Andre sengaja bertemu dengan Roni untuk meminta maaf. Dan ini semua adalah salah satu dari rencana Hendra.Andre sudah memberitahukan kepada Mosa jika akan bertemu dengan Roni. Meskipun awalnya Mosa tidak mengizinkan, tetapi Andre berhasil membujuk Mosa untuk bisa bertemu dengan Roni.Sesampainya di sebuah warung kopi, Roni memesan dua gelas kopi seperti biasa. "Dre, aku mau minta maaf. Mungkin kemarin aku seperti terlihat gila. Memang kehilangan istri itu tidak mudah. Jadi aku berfikir Mosa masih mau denganku. Tetapi aku sadar jika Mosa itu suda
Meskipun memang masih curiga dengan Roni, tetapi Mosa berusaha untuk percaya dengan perkataan Roni.Di rumah Sarni keesokan harinya.''Ron, kamu mau bekerja apa sekarang?" tanya Sarni."Entah, Bu. Pekerjaan lamaku sudah tidak bisa dilanjutkan. Tetapi aku sedang bekerja sama dengan temanku. Dia punya sebuah usaha dan aku diminta untuk membantu. Sebagai upah aku diberikan beberapa rupiah yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari," jawab Roni."Usaha apa itu?" tanya Sarni."Cuma mengawasi orang saja. Pekerjaan yang santai tapi bisa menghasilkan uang,'' jawab Roni tidak mendetail. "Ya baguslah kalau kamu sudah punya penghasilan. Intinya jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang bisa merugikan kamu sendiri! Cukup sekali kamu masuk penjara. Jujur, Ibu malu saat ditanya tetangga karena kamu dipenjara. Maka dari itu saat ini ibu lebih banyak di rumah. Karena kalau di luar ibu masih malu," jawab Sarni."Ibu kenapa malu? Saat itu kan aku tidak sengaja. Lagipula seorang temanku juga membantu aku
Satu minggu kemudian Mosa sudah mendapatkan pengganti di sekolah. Ia bertanggung jawab sebelum benar-benar meninggalkan sekolah. Mengarahkan guru baru untuk menggantikannya. Para siswanya sebenarnya tidak rela jika Mosa digantikan guru lain. Meskipun sebenarnya Mosa juga sedih harus berpisah dengan anak didiknya. Tetapi di dunia ini adalah pilihan. Dimana harus memilih untuk mendampingi Andre melanjutkan pendidikan di luar negeri. Kiprah Mosa di dunia pendidikan pun harus berakhir satu minggu lagi. Beberapa siswa juga menangis memeluk Mosa saat mengetahui Mosa akan digantikan dengan guru baru.Guru baru itu pun merasa iri karena begitu disayangi oleh siswanya. Ia berkeinginan untuk bisa menjadi guru yang bisa disayangi dan ditangisi kepergiannya seperti Mosa.Tetapi Mosa tidak mau berlarut sedih. Meskipun ia tidak resign, para siswanya juga akan meninggalkan dirinya ketika lulus nanti. Ini hanya masalah waktu. Dan siapa yang mengajar itu bukanlah sesuatu yang krusial. Sehingga para
"Nanti saja, kalau Mosa akan berangkat saya akan undang Ibu dan Bapak guru semua ke rumah untuk mendoakan keselamatan mereka. Tetapi kalau itu tidak merepotkan Bapak dan Ibu guru semua," tutur kepala sekolah."Kalau saya, kalau itu baik kenapa tidak. Apalagi mendoakan teman sejawat kita itu tidaklah merepotkan. Jadi saya setuju saja," sahut guru laki-laki. "Kalau, Bapak soal makan tidak pernah absen, kan? Hahahaha." Raisa terkekeh. Diikuti semua guru yang ada di sana.Di rumah Hendra.Menjelang keberangkatan Andre dan Mosa yang semakin dekat, semakin membuat dirinya tidak tenang. Apalagi kabar itu terdengar sampai ke telinga Papanya.Papanya malah bangga karena keponakannya akan berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Hendra, Papanya semakin yakin kalau harta warisan itu memang patut diserahkan kepada Andre karena kecerdasan yang dimiliki oleh Andre.Hal itu yang membuat Hendra semakin membenci Andre. Hendra kembali memanggil Roni untuk me
Di rumah Mosa. Sehari sebelum keberangkatan ke Belanda."Mosa, semua yang akan dibawa apa sudah dipersiapkan semuanya? Ingat! Jangan ada yang tertinggal!" tanya Mina."Sudah, Bu. Udah masuk semua yang aku list bersama Andre. Mungkin ada sedikit printilan yang mungkin aku bawa," jawab Mosa."Untuk berkas pentingnya apa semua sudah dimasukkan tas?'' tanya Mina kembali."Kalau berkas semua sudah kok. Sudah masuk di tas Andre, Andre juga sudah memastikan itu. Nanti aku minta untuk mengeceknya lagi," tutur Mosa."Iya, baguslah kalau begitu," sahut Mina.Mosa dan Andre sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk keberangkatan mereka besok. Barang bawaan mereka tidak terlalu banyak. Hanya beberapa baju dan keperluan yang sekiranya perlu untuk dibawa. Karena yang paling penting adalah berkas untuk keberangkatan. "Mosa, untuk baju hangat yang lebih tebal kita beli di sana saja, ya! Agar tidak terlalu berat barang bawaan kita. Sementara cukup jaket dan sweater saja yang kita gunakan sepertinya sudah
Tepat pukul tujuh pagi seorang berbadan kekar mendatangi rumah Roni. Ia menggedor dengan sangat kuat hingga terdengar sampai di telinga Sarni yang berada di rumahnya. "Hei, kamu siapa? Beraninya kamu bertemu ke rumah anak saya tidak sopan seperti ini?" tanya Sarni dengan suara yang keras."Roni mana?" tanya anak buah Hendra."Mungkin dia masih tidur,'' jawab Sarni."Tolong bangunkan dia! Karena dia harus pergi sekarang," perintah anak buah Hendra."Memangnya kamu siapa kok menyuruh-nyuruh anak saya?" tanya Sarni.''Anak Ibu sudah mendapatkan uang kemarin, kan? Dia harus bekerja sekarang!" jawab anak buah Hendra.Sarni pun tercengang dengan jawaban laki-laki kekar yang ada di hadapannya. "Kamu orang yang bekerja dengan anak saya? Memang pekerjaan dia apa sebenarnya?'' tanya Sarni penasaran. "Tidak perlu ada penjelasan. Yang penting sekarang tolong bangunkan Roni atau saya dobrak pintu ini," titah anak buah Hendra."Baik-baik. Saya akan melalui pintu belakang," sahut Sarni dengan ket