Semua Bab Bersuami Anak "Mama": Bab 51 - Bab 60

174 Bab

Bab 51. Roni menengok Sarni

"Kamu ini masih saja perhitungan, Mas. Katanya mau berubah tetapi kamu masih saja seperti itu. Artinya kamu memang belum benar-benar ingin berubah," cibir Laila."Bukan begitu, Laila. Aku hanya ingin memberitahukan kepada kamu kalau kondisi keuangan aku saat ini sedang merugi. Jadi kamu harus bisa berhemat! Aku hanya ingin kita bisa hidup sederhana. Bukannya kamu juga terbiasa hidup sederhana, jadi nggak masalah kan kalau kamu lebih berhemat. Harga ayam goreng biasanya juga cuma 15ribu sudah dapat. Nah ini tiga porsi sampai hampir dua ratus ribu. Jadi menurutku uang sisanya bisa dipakai yang lain,'' sahut Roni.''Kamu maka dari itu berusaha, Mas! Jangan cuma karena merugi terus aku yang disuruh berhemat. Uang itu dicari lagi. Pasti bisa, kan? Atau kamu mau aku minta lagi sama Ronald?" balas Laila."Kamu sedang mengancam aku, Laila?""Tidak. Aku hanya memberi kamu semangat agar bisa mencari uang. Kamu biasanya mudah sekali dapat uang, kan? Tapi kalau lagi sukses kemarin uangnya malah k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-01
Baca selengkapnya

Bab 52. Roni Kembali dengan Tangan Hampa

"Ronald, kan? Siapa lagi?" balas Roni."Ibuku. Ibuku sedang memberitahukan kalau ayahku sedang sakit. Sini ponselku!" Laila kemudian menarik paksa ponselnya dan melanjutkan telepon. Roni mendengar memang Laila memanggil ibunya di telepon itu. Ia kemudian duduk dan menunggu Laila selesai telepon. "Aku harus pulang sekarang," ucap Laila."Kemana?" tanya Roni."Aku mau pulang. Ayahku sakit keras. Dengan atau tanpa kamu aku akan berangkat," jawab Laila dan berlalu meninggalkan Roni.Roni melihat saat ini pukul 11 malam. Dengan apa Laila akan berangkat di tengah malam begini."Kenapa tidak besok saja, Laila? Aku akan mengantarkan kamu. Ini sudah malam sekali. Besok pagi kita naik kendaraanku," sahut Roni."Tidak. Aku akan berangkat sekarang. Aku sudah siap-siap. Intinya aku cuma bilang aku mau pulang sekarang dengan atau tanpa kamu, Mas," balas Laila. "Iya, oke. Sekarang kita berangkat. Tapi kita naik travel saja, ya. Kebetulan di dekat sini ada travel jadi kita naik itu saja. Kalau nai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-02
Baca selengkapnya

Bab 53. Mosa Dibonceng Andre

"Tenang! Nanti Ibu bantu untuk bicara dengan ayahmu. Insya Allah ada jalan. Kamu masih menyimpan nomor ayahmu, kan?" balas Mina."Iya, masih, Bu.""Nanti coba kamu hubungi ayahmu! Kamu sampaikan apa adanya. Coba bagaimana nanti ayahmu akan bilang," tutur Mina.Mosa kemudian menekan tombol panggil untuk ayahnya.Telepon terhubung. "Assalamualaikum. Halo, Ayah?" sapa Mosa."Iya.""Yah, aku mau menyampaikan, jika bulan depan aku akan menikah. Ayah bersedia kan menjadi waliku?""Maksud mu apa, Mosa? Kamu kan baru saja menikah. Kenapa kamu bilang akan menikah?""Maaf, Yah. Aku sebenarnya sudah bercerai. Dan sekarang aku mau menikah lagi. Tolong Ayah bisa menjadi wali ku," pinta Mosa."Kamu itu bagaimana sih, Mosa? Baru sebentar menikah sudah bercerai. Dan mau menikah lagi. Ayah ada di luar kota. Mana mungkin Ayah bisa bolak balik seenaknya. Kalau kamu mau meminta restu pada Ayah, kamu datangi Ayah sama calon kamu itu. Tapi kalau kamu tidak bisa maka kamu tidak usah menikah lagi!" "Baik,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-02
Baca selengkapnya

Bab 54. Mosa ke Rumah Ayahnya 

Andre hanya tersenyum. Calon istrinya baginya begitu menggemaskan. Saat mereka sampai di sebuah rumah, Andre mengajak Mosa masuk. "Oh, Andre sudah datang. Silakan masuk, Mas!" ajak laki-laki usianya sekitar 40an."Terima kasih, Pak Dendi," jawab Andre."Ini siapa, Dre?" tanya Pak Dendi."Ini adalah calon istri saya, Pak,'' jawab Andre dengan tersenyum bangga."Wah, bagus, Dre. Segera untuk undangan, ya!" tutur Pak Dendi."Saya tidak janji ya, Pak,'' sahut Andre. "Baik, ini desainnya memang sudah jadi, kebetulan tadi saya ada di rumah calon istri saya. Jadi sekalian saya ajak saja, Pak,'' imbuhnya sembari membuka laptopnya. Mosa memperhatikan Andre yang sedang menjelaskan desain rumah pesanan dari Pak Dendi. Rupanya Pak Dendi masih ada kerabat dengan Pak Dendi. Meskipun jauh tetapi Pak Dendi paling tidak masih menjadi Om dari Andre."Jadi begitu, Pak. Apakah ada yang kurang?" tanya Andre menutup semua penjelasannya."Sudah cukup. Saya suka sama kerja kamu, Dre. Selalu memuaskan. Bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Bab 55. Andre Merasa Bimbang

"Ada urusan dengan ayah, Bu," jawab Mosa pelan."Ini seperti bukan suamimu, kamu selingkuh, ya?" balas Ibu tiri Mosa ketus.Ayah Mosa saat itu keluar lalu duduk di depan Mosa. Mosa kemudian bersalaman dengan ayahnya, begitu juga dengan Andre. Ibu tiri Mosa kemudian duduk di samping ayah Mosa."Ini calon suamimu, Mosa?" tanya ayah Mosa."Iya, Yah," jawab Mosa."Dia mau menikah lagi? Perasaan baru juga sebentar sudah mau menikah. Kamu apa hobi selingkuh?" sela Ibu tiri Mosa."Maaf, Bu. Mosa ini perempuan baik-baik. Dia tidak berselingkuh. Dia tidak pernah berselingkuh. Perceraian dengan suami sebelumnya memang murni kesalahan mantan suami Mosa. Maka saya ke sini mengantar Mosa untuk meminta doa restu dari ayah Mosa. Jadi jangan menganggap buruk Mosa!" tutur Andre, ia tidak terima calon istrinya dimaki oleh ibu tirinya. "Memang apa masalahnya? Kalau cuma remahan biasa juga sudah biasa. Tapi ya sudahlah, kamu kerja apa?" tanya Ayah Mosa."Saya saat ini bekerja sebagai freelance melukis,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-03
Baca selengkapnya

Bab 56. Saran Seorang Ayah

"Kamu tidak perlu seperti itu, Dre! Ayah tidak masalah kok kalau kamu tinggal ngontrak. Lagipula kalau kamu sudah menikah tentu prioritas kebahagiaan istrimu ada di tanganmu. Dia yang jadikan istri itu sebelumnya diberikan kasih sayang oleh keluarganya. Jadi setelah menikah semua berpindah ke kamu. Dan kamu wajib membahagiakan dia, Dre," tutur Ayah Andre."Iya, Yah. Aku mengerti," sahut Andre pelan."Buatlah dia nyaman di dekat kamu. Kalau dia salah tegurlah yang baik. Kalau benar jangan sungkan untuk memberikan pujian. Hakikat perempuan memang suka diberikan pujian. Tetapi jangan berlebihan!" lanjut Ayah Andre. "Iya, Yah. Aku akan belajar menjadi suami yang baik," sahut Andre.Di sekolah Mosa mengajar saat istirahat makan siang."Mosa, kamu bagaimana sama kepala sekolah?" tanya Raisa."Maksud kamu?" balas Mosa."Yah, kamu sekarang sedikit tertutup. Aku hanya penasaran saja. Kan waktu kamu bilang kalau diundang makan sama kepala sekolah. Atau jangan-jangan kalian ada hubungan, ya?" t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

Bab 57. Datang ke Acara Tiga Bulanan Raisa

"Selamat ya, Raisa. Kamu sudah menunggu beberapa tahun akhirnya akan menjadi seorang ibu. Aku ikut senang dengannya. Kamu harus lebih hati-hati lagi!" tutur Mosa."Iya, aku juga makin suka makan nih. Aku bawa bekal juga, camilan apa saja aku bawa. Karena lebih sering merasa lapar nih. Nanti kalau kamu sudah tahu rasanya hamil bakal makin manja mungkin sama suami kamu. Oh Ya ngomong-ngomong anak kepala sekolah itu bagaimana orangnya? Kan kita nggak pernah bertemu sebelumnya," tanya Raisa."Dia orangnya supel. Dia seorang arsitek. Suka bercanda juga. Intinya orangnya asik," jawab Mosa."Terus kepala sekolah waktu kamu ke rumah kamu bagaimana?" tanya Raisa."Yah biasa saja. Nggak yang menyatakan diri sebagai kepala sekolah. Hanya saja memang agak canggung ketika aku bertemu. Kan kamu tahu sendiri kita sama kepala sekolah hormatnya bagaimana. Terus tiba-tiba mau jadi Ayah mertua rasanya bingung gimana gitu," balas Mosa."Hahaha. Tentu. Aku juga belum bisa bayangkan itu, Mosa. Tapi yang j
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

Bab 58. Mosa Gelisah

"Iya, aku tahu kok, masa iya sekarang," Andre kemudian menyenggol Mosa. "Masih belum boleh macam-macam!" tutur Mosa."Nanti kalau sudah sah boleh, kan?" Andre menggoda Mosa."Kamu nih."Acara kemudian telah usai. Mosa dan Andre pun berpamitan. Selama perjalanan Mosa begitu canggung apalagi Andre tadi sempat menggodanya.Sesampainya di rumah Mosa, Andre pun langsung berpamitan karena ada pertemuan dengan orang.Hari ditetapkannya akad nikah Mosa dan Andre.Mosa sudah dirias secantik putri. Ia hanya duduk di depan meja rias. Tetapi ia meminta riasan yang soft. Ia hanya ingin semua sederhana. Sebelumnya Mosa sudah memastikan jika Ayahnya hadir saat akad nikah. Raisa menemani Mosa karena ia ingin mendampingi sahabatnya saat akan memulai hidup yang baru. Ia juga memesan mobil untuk Mosa dan keluarganya untuk membawanya ke kantor urusan agama. Karena Andre dan Ayahnya tidak diperkenankan untuk menjemput Mosa sebelum Andre sah menjadi suami Mosa."Mosa, bagaimana Ayahmu apa sudah berangkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

Bab 59. Mosa Bermimpi

Waktu berjalan begitu cepat. Tiga puluh menit berlalu. Penghulu kembali mendatangi calon pasangan pengantin itu. "Bagaimana? Apakah sudah ada walinya?" tanyanya."Belum, Pak. Tolong beri kami waktu lagi, ya! Saya yakin jika ayah dari pengantin akan segera datang. Karena memang dari luar kota mungkin macet atau bagaimana. Kami mohon, Pak!" pinta Raisa memohon."Ini bagaimana? Kok bisa belum datang juga. Saya sudah memberikan waktu tambahan, Pak, Bu, semuanya. Tetapi kita juga harus bisa bekerja sama. Atau ditunda saja, karena saya masih harus menikahkah orang di rumahnya. Kalau begitu saya permisi dulu," pamit penghulu.Mosa merasa sangat lemas. Wajahnya makin pucat karena ia tidak ingin makan sebelum menikah. Tetapi ternyata saat ini ayahnya juga belum datang. Bahkan dirinya tidak menyadari ada dimana. Mosa merasa ada di hutan sendirian. Tanpa ada seorang pun yang ada di dekatnya. Padahal baru saja ia ada di tengah-tengah keluarga nya dan ada di samping calon suaminya.Bagaimana aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-04
Baca selengkapnya

Bab 60. Ini Bukan Mimpi

"Benarkah itu?" tanya Mosa. Ia melihat keluarganya dan juga Raisa naik mobil. Tetapi dirinya merasa bahwa semua itu adalah mimpi."Mosa, lihat aku! Perhatikan mataku! Demi Tuhan kamu sudah menikah. Kamu memang tadi sempat pingsan ketika belum menikah. Tetapi kamu sadar dan ayahmu juga sudah menikahkan kita. Jadi kamu jangan ragu lagi! Lihat keluarga kamu sudah menunggu di mobil untuk membawa kita pulang. Begitu juga dengan ayahku yang akan ikut mengantar kita dengan motornya. Ini kan pernikahan impianmu yang sederhana. Dan semua ini adalah nyata," jelas Andre dengan menatap wajah istrinya. Ya, sekarang perempuan yang ada di depannya adalah istrinya."Hey, kalian. Lama banget. Ayo masuk sudah panas ini," teriak Raisa dari dalam mobil."Iya," sahut Andre. "Tuh, sahabat kamu sudah teriak-teriak. Ayo!" ajak Andre.Mosa mobil begitu juga dengan Andre."Selamat, ya, Mosa. Meskipun pernikahan kamu sedikit drama tapi semuanya berjalan lancar," ucap Raisa saat mobil mulai berjalan.Mosa hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
18
DMCA.com Protection Status