All Chapters of PERNIKAHAN TERUKIR DENDAM: Chapter 61 - Chapter 70

105 Chapters

Menuju Persidangan

Sang mentari menampakkan sinarnya. Ena bergegas bangkit dari tidurnya, lalu menuju kamar mandi. Hari ini Ena berniat mengambil alih PT. Agratama Corp. Setelah berganti baju, ia berjalan keluar kamar dengan membawa berkas-beras di tangannya, sampai di bawah, Ena melihat Rendi sudah menunggunya.“Pagi Mah, bisa kita bicara,” ucap Rendi.“Kamu, tahu ‘kan perseligkuhan Papahmu? Dan kamu sengaja tidak bilang pada Mamah!” bentak Ena, dengan menatap tajam putranya itu.“Mah, maafkan Rendi,” pinta Rendi sambil memegang tangan Ena.“Tega! kamu pada Mamah, apartemen yang seharusnya kamu urus, ternyata selama ini dijadikan tempat untuk berzina, dan kamu hanya bisa diam. Apa bedanya kamu dan Haris.” Suara Ena semakin keras. Ia marah pada Rendi, karena menyembunyikan kebusukan Haris.“Mah, Rendi lakukan itu, supaya Mamah tidak tersakiti lagi. Rendi tidak tega melihat Mamah menangis.”“Apa kamu pikir bau busuk, bisa disembunyikan terus. Mamah memang sakit melihat Papahmu berkhianat lagi. Tapi yan
Read more

Masih Menuju Persidangan

Rendi melangkah keluar menuju tempat parkir, setelah menemui Haris, pikirannya berputar pada perintah Haris untuk mencari tahu siapa otak dari penjebakkan ini. Setelah sampai di tempat parkir, Rendi segera menaiki mobilnya, meluncur membelah jalanan yang padat merayap, berkali–kali ia menekan klokson di jalanan, rasa jengkel ia luapkan.Setelah hampir satu jam terjebak kemacetan, akhirnya Rendi sampai di kantor Agratama Corp. Dengan langkah cepat ia menuju ruangan Keysha di gedung lantai 8. Tanpa mengetuk pintu, Rendi langsung masuk dan hal itu membuat Keysha terkejut dan juga kesal.“Pak Rendi, bikin kaget saja,” ucap Keysha, matanya membulat, karena kesal dengan sikap Rendi yang tidak mengetuk pintu.“Maaf, darurat. Sha kamu tahu, belakangan ini, apa Papahku mempunyai musuh, kamu ‘kan hampir tiap hari bersamanya di kantor,” cerca Rendi.“Maaf, pak Rendi, saya itu di sini kerja. Seharusnya kamu tanya pada Nova, selama ini, baik di kantor, ataupun di luar kantor, dia yang paling dekat
Read more

Persidangan

Pagi itu, cuaca mendung, seperti suasana hati Rendi. Tidak ada keceriaan di wajahnya. Hari ini dia akan menghadiri persidangan Haris. Rendi adalah satu-satunya keluarga yang hadir dalam persidangan. Ena dan Nana sudah tidak memperdulikan Haris.Pagi itu Rendi sudah tiba di pengadilan, satu jam lagi persidangan di mulai. Terlihat Hanin dan team pengacara sudah ada di pengadilan, mereka nampak berbicara serius. Demikian juga Lilis dan seorang pengacara, sudah bersiap-siap memasuki ruang persidangan.Satu jam telah berlalu, ruang persidangan pun telah dibuka. Semuanya menempati kursi yang telah di tentukan. Bapak Hakim dan jaksa sudah duduk di kursi kebesaran dengan mengenakan jubah hitam.Tak lama kemudian, terlihat Haris memasuki ruang sidang, dengan di kawal 2 orang polisi. Setelah itu Haris duduk di kursi terdakwa.Persidangan pun dimulai. Lilis membacakan tuntutannya di hadapan hakim dan jaksa.“Saya, Lilis ingin mengajukan tuntutan kepada Pak Haris karena telah melakukan pelecehan
Read more

Ada Yang Puas

Suasana persidangan mulai memanas, semua yang hadir nampak tegang, terutama Lilis, keringat dingin mulai mengucur dari wajah ke leher, jantungnya berdetak kencang.“Maaf saya akan melakukan pembelaan pada korban,” ucap Pak Budi, ia pun bangkit dari duduknya dan berucap, ”Lilis adalah korban, pemerkosaan, dia sudah mengatakan dengan jelas, kenapa dia berada di apartemen itu selama satu bulan, terkait ada seorang penyewa yang tidak mau diketahui identitasnya, saya rasa itu hak dari penyewa. Sedangkan Lilis tidak tahu menahu tentang kontrak apartemen. Yang ia tahu dia melakukan tawaran untuk bekerja membersihkan apartemen,” jelas Pak Budi tegas.Persidangan semakin tegang, mata Lilis sembab, karena ia terus menangis.“Lihat, Lilis adalah korban, seorang gadis berusia 22 tahun, harus kehilangan kehormatannya. Pasti hal itu akan sangat berat. Jadi saya mohon, Bapak Hakim jangan terkecoh dengan pernyataan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian ini. Dan saya tegaskan, Haris adalah seora
Read more

CEO Baru

Keysha berjalan menuju pintu masuk, langkahnya terhenti ketika melihat Yudistira, sudah berdiri di depan pintu, dengan tangan melipat silang di dada dan menatap tajam ke arahnya.“Darimana Sha, kenapa di telpon berkali–kali tidak di angkat?” tanya Yudistira dengan raut muka kesal.“Ups, maaf Mas. Aku lupa mengubah mode senyap di ponsel. Tadi ada rapat, jadi aku mode senyap dan pas pulang lupa mengubahnya,” balas Keysha. Ketika berjalan melintas di depan Yudistira, dengan cepat Yudistira mencengkram lengan Keysha, dan membuat Keysha terkejut.“Kenapa Mas Yudistira, tolong lepaskan! Sakit Mas,” rengek Keysha.Yudistira menarik lengan Keysha dan membawanya ke ruang tengah. Yudistira memasang wajah geram.“Sha, tolong jaga kehormatanmu sebagai seorang istri, jangan bertindak seenaknya,” ucap Yudistira dengan menatap tajam Keysha, dan berlahan melepaskan cengkramannya.“Apa, sih Mas, maksud pembicaraanmu. Aku hanya pergi ke kafe bersama Rendi. Saat ini Rendi sedang mengalami masalah,
Read more

Keysha Tersingkir

Rendi nampak geram, ia tidak menyangka Mamahnya lebih mempercayakan jabatan posisi CEO pada Yudistira. Dengan langkah lebar Rendi keluar ruangan. Semuanya diam, Lalu Ena melanjutkan pembicaraannya.“Mulai saat ini posisi CEO akan dipegang oleh Yudistira. Bukan tanpa alasan, saya mempercayakan Yudistira, untuk memegang posisi CEO tapi saya telah melihat kinerja dari Yudistira, dan latar belakang pendidikannya juga mendukung untuk menduduki posisi CEO. Saya juga membutuhkan seseorang yang loyal terhadap pekerjaannya,” jelas Ena, menyakinkan para staff, bahwa keputusannya adalah keputusan yang benar.Kemudian Ena duduk dan memberi kesempatan pada Yudistira untuk menyampaikan sesuatu pada para staff.“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pada saya. Suatu kehomatan bagi saya, karena Bu Ena mempercayakan posisi CEO. Saya akan bekerja secara profesional dan loyal pada PT Agratama Corp. Terima kasih dan mohon dukungan dan kerja sama pada seluruh staff.” Yudistira berbicara dengan teg
Read more

Lagi-Lagi Salah Paham

“Iya, Dania adalah bayi yang kau titipkan padaku,” jelas Rani.“Rani, ceritakan semuanya, bagiku ini masih rumit dan aku sungguh tidak mengerti?” tanya Ena.“Malam Itu, waktu kamu menitipkan bayi. Aku langsung membawanya di Yogyakarta, sesampainya di Yogyakarta, aku meminta tolong ibuku untuk merawat anakmu. Dan dua hari sesudahnya aku kembali ke Jakarta dan bekerja seperti biasanya. Selama satu bulan aku menunggumu. Tapi kamu tidak menepati janjimu, untuk mengambil lagi bayi yang kamu lahirkan. Aku juga sudah berusaha mencari data pribadimu di Hospital Healty, tapi aku tidak menemukannya. Setelah itu aku mengalami tragedi yang merengut kehormatanku, dan aku memutuskan meninggalkan Jakarta selamanya.” Rani menghela napas panjang dan menghembuskannya, ia perlu waktu untuk menceritakan semuanya pada Ena.“Lalu, apa yang terjadi?” tanya Ena semakin penasaran.“Satu bulan, setelah kejadian itu, aku hamil. Dan ibuku memberikan Dania, pada suami istri yang lama tidak dikaruniani anak. Nama
Read more

Paket Dari Rani

Di balik jeruji besi Haris geram, tak henti-hentinya dia mengerutuki kebodohannya. Terjebak dalam rayuan Lilis, dan ia tak menyangka hal itu akan membawanya ke penjara. Haris masih penasaran, siapa yang menjadi otak atas semuanya ini. Berkali-kali Haris mengingat, apakah selama ini dia menyakiti seseorang, pikiranya terus berputar-putar mencari kesalahan, hingga menyebabkan seseorang menaruh dendam padanya.“Pak Haris, anda menerima paket, silakan di ambil dan dibuka di ruang kujungan,” ucap penjaga penjara.Haris tersentak dari lamunannya, ia mengerutkan dahi, beribu pertanyaan ada di pikirannya. Siapa yang mengirimi paket di penjara. Haris melangkah keluar pintu penjara begitu pintu terbuka, langkahnya menuju ke ruang pengunjung dengan di kawal polisi. Sebuah paket terbungkus kertas cokelat, kini ada di tangannya, Haris mengamati paket tersebut, tidak ada nama pengirimnya, membuatnya semakin penasaran. Dengan segera dibukanya amplop cokelat dan betapa terkejutnya Haris, melihat tuli
Read more

Mencari Tahu

Sore berganti malam. Kini Keysha hanya sendiri di rumah, bibirnya mengulas senyum, menata berbagai menu makanan hasil tangannya sendiri, meskipun di bantu Siti, asisten rumah tanggannya.Terdengar suara mobil sudah memasuki halaman rumah. Keysha segera melangkahkan kaki menuju pintu depan, sesampainya di sana terlihat Yudistira keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu depan.“Sha, kamu di rumah?” tanya Yudistira keheranan, baru kali ini mendapati Keysha menyambutnya di depan pintu.‘Iya, Mas. Aku sudah menyadari semua ini bukan salahmu. Aku ambil sisi positifnya saja. Dengan aku resign dari Agratama, aku memutuskan membantu Mamah mengelola butik. Dan aku punya banyak waktu, untuk mengurus rumah,” jelas Keysha.Yudistira meraih tubuh Keysha dan memeluknya erat, di ciumnya kening Keyhsa.“Terima kasih Sha,” bisik Yudistira lembut di dekat telingga Keysha hingga bibirnya menyentuh ujung telinga Keysha, dan itu membuat jantung Keysha berdesir halus, rasa rindu yang membuncah setelah te
Read more

Pengakuan Yang Belum Jelas

Setelah Yudistira mengikuti Rani, dan mengetahui sebuah rahasia besar yaitu bahwa Dania adalah putri kandung Bu Ena. Yudistira memutuskan untuk kembali ke kantor. Ia berpikir keras untuk menanyakan semuanya pada ibunya. Sesampainya di kantor, Yudistira terkejut, ketika di ruangannya, ia melihat Rendi duduk di kursi kerja miliknya.“Yudistira, aku belum mengucapkan selamat atas apa yang kamu capai. Mungkin kamu merayu Mamahku untuk mendapatkan kedudukan sebagai CEO Agratama Corp.” Rendi memgucapkannya dengan nada tinggi. Hal itu membuat Yudistira geram.“Merayu, aku bekerja secara profesional dan loyalitas. Sesuatu yang tidak dimiliki Haris,” balas Yudistira dengan lantang, Yudistira berdiri tepat di hadapan Rendi, yang masih duduk di kursi dengan angkuhnya.“Perusahaan ini adalah milik Bu Ena, Mamah kandungku. Suatu saat semuanya akan menjadi milikiku. Dan jika saat itu tiba, bersiap-siaplah untuk pergi dari kantor ini,” timpal Rendi, sembari bangkit dari tempat duduknya, dan
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status