Keysha berjalan menuju pintu masuk, langkahnya terhenti ketika melihat Yudistira, sudah berdiri di depan pintu, dengan tangan melipat silang di dada dan menatap tajam ke arahnya.“Darimana Sha, kenapa di telpon berkali–kali tidak di angkat?” tanya Yudistira dengan raut muka kesal.“Ups, maaf Mas. Aku lupa mengubah mode senyap di ponsel. Tadi ada rapat, jadi aku mode senyap dan pas pulang lupa mengubahnya,” balas Keysha. Ketika berjalan melintas di depan Yudistira, dengan cepat Yudistira mencengkram lengan Keysha, dan membuat Keysha terkejut.“Kenapa Mas Yudistira, tolong lepaskan! Sakit Mas,” rengek Keysha.Yudistira menarik lengan Keysha dan membawanya ke ruang tengah. Yudistira memasang wajah geram.“Sha, tolong jaga kehormatanmu sebagai seorang istri, jangan bertindak seenaknya,” ucap Yudistira dengan menatap tajam Keysha, dan berlahan melepaskan cengkramannya.“Apa, sih Mas, maksud pembicaraanmu. Aku hanya pergi ke kafe bersama Rendi. Saat ini Rendi sedang mengalami masalah,
Rendi nampak geram, ia tidak menyangka Mamahnya lebih mempercayakan jabatan posisi CEO pada Yudistira. Dengan langkah lebar Rendi keluar ruangan. Semuanya diam, Lalu Ena melanjutkan pembicaraannya.“Mulai saat ini posisi CEO akan dipegang oleh Yudistira. Bukan tanpa alasan, saya mempercayakan Yudistira, untuk memegang posisi CEO tapi saya telah melihat kinerja dari Yudistira, dan latar belakang pendidikannya juga mendukung untuk menduduki posisi CEO. Saya juga membutuhkan seseorang yang loyal terhadap pekerjaannya,” jelas Ena, menyakinkan para staff, bahwa keputusannya adalah keputusan yang benar.Kemudian Ena duduk dan memberi kesempatan pada Yudistira untuk menyampaikan sesuatu pada para staff.“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pada saya. Suatu kehomatan bagi saya, karena Bu Ena mempercayakan posisi CEO. Saya akan bekerja secara profesional dan loyal pada PT Agratama Corp. Terima kasih dan mohon dukungan dan kerja sama pada seluruh staff.” Yudistira berbicara dengan teg
“Iya, Dania adalah bayi yang kau titipkan padaku,” jelas Rani.“Rani, ceritakan semuanya, bagiku ini masih rumit dan aku sungguh tidak mengerti?” tanya Ena.“Malam Itu, waktu kamu menitipkan bayi. Aku langsung membawanya di Yogyakarta, sesampainya di Yogyakarta, aku meminta tolong ibuku untuk merawat anakmu. Dan dua hari sesudahnya aku kembali ke Jakarta dan bekerja seperti biasanya. Selama satu bulan aku menunggumu. Tapi kamu tidak menepati janjimu, untuk mengambil lagi bayi yang kamu lahirkan. Aku juga sudah berusaha mencari data pribadimu di Hospital Healty, tapi aku tidak menemukannya. Setelah itu aku mengalami tragedi yang merengut kehormatanku, dan aku memutuskan meninggalkan Jakarta selamanya.” Rani menghela napas panjang dan menghembuskannya, ia perlu waktu untuk menceritakan semuanya pada Ena.“Lalu, apa yang terjadi?” tanya Ena semakin penasaran.“Satu bulan, setelah kejadian itu, aku hamil. Dan ibuku memberikan Dania, pada suami istri yang lama tidak dikaruniani anak. Nama
Di balik jeruji besi Haris geram, tak henti-hentinya dia mengerutuki kebodohannya. Terjebak dalam rayuan Lilis, dan ia tak menyangka hal itu akan membawanya ke penjara. Haris masih penasaran, siapa yang menjadi otak atas semuanya ini. Berkali-kali Haris mengingat, apakah selama ini dia menyakiti seseorang, pikiranya terus berputar-putar mencari kesalahan, hingga menyebabkan seseorang menaruh dendam padanya.“Pak Haris, anda menerima paket, silakan di ambil dan dibuka di ruang kujungan,” ucap penjaga penjara.Haris tersentak dari lamunannya, ia mengerutkan dahi, beribu pertanyaan ada di pikirannya. Siapa yang mengirimi paket di penjara. Haris melangkah keluar pintu penjara begitu pintu terbuka, langkahnya menuju ke ruang pengunjung dengan di kawal polisi. Sebuah paket terbungkus kertas cokelat, kini ada di tangannya, Haris mengamati paket tersebut, tidak ada nama pengirimnya, membuatnya semakin penasaran. Dengan segera dibukanya amplop cokelat dan betapa terkejutnya Haris, melihat tuli
Sore berganti malam. Kini Keysha hanya sendiri di rumah, bibirnya mengulas senyum, menata berbagai menu makanan hasil tangannya sendiri, meskipun di bantu Siti, asisten rumah tanggannya.Terdengar suara mobil sudah memasuki halaman rumah. Keysha segera melangkahkan kaki menuju pintu depan, sesampainya di sana terlihat Yudistira keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu depan.“Sha, kamu di rumah?” tanya Yudistira keheranan, baru kali ini mendapati Keysha menyambutnya di depan pintu.‘Iya, Mas. Aku sudah menyadari semua ini bukan salahmu. Aku ambil sisi positifnya saja. Dengan aku resign dari Agratama, aku memutuskan membantu Mamah mengelola butik. Dan aku punya banyak waktu, untuk mengurus rumah,” jelas Keysha.Yudistira meraih tubuh Keysha dan memeluknya erat, di ciumnya kening Keyhsa.“Terima kasih Sha,” bisik Yudistira lembut di dekat telingga Keysha hingga bibirnya menyentuh ujung telinga Keysha, dan itu membuat jantung Keysha berdesir halus, rasa rindu yang membuncah setelah te
Setelah Yudistira mengikuti Rani, dan mengetahui sebuah rahasia besar yaitu bahwa Dania adalah putri kandung Bu Ena. Yudistira memutuskan untuk kembali ke kantor. Ia berpikir keras untuk menanyakan semuanya pada ibunya. Sesampainya di kantor, Yudistira terkejut, ketika di ruangannya, ia melihat Rendi duduk di kursi kerja miliknya.“Yudistira, aku belum mengucapkan selamat atas apa yang kamu capai. Mungkin kamu merayu Mamahku untuk mendapatkan kedudukan sebagai CEO Agratama Corp.” Rendi memgucapkannya dengan nada tinggi. Hal itu membuat Yudistira geram.“Merayu, aku bekerja secara profesional dan loyalitas. Sesuatu yang tidak dimiliki Haris,” balas Yudistira dengan lantang, Yudistira berdiri tepat di hadapan Rendi, yang masih duduk di kursi dengan angkuhnya.“Perusahaan ini adalah milik Bu Ena, Mamah kandungku. Suatu saat semuanya akan menjadi milikiku. Dan jika saat itu tiba, bersiap-siaplah untuk pergi dari kantor ini,” timpal Rendi, sembari bangkit dari tempat duduknya, dan
Sepulang dari kafe, Yudistira masih penasaran. Jawaban yang diberikan ibunya, belumlah menjawab rasa penasaran, terutama tentang siapa ayah biologisnya. Yudistira melajukan mobilnya dengan kencang, setelah mengantarkan Rani pulang. Sesampainya di rumah didapatinya Keysha sudah tertidur lelap. Setelah membersihkan diri dan melaksanakan shalat, Yudistira merebahkan diri di samping Keysha, netranya memandang langit–langit kamar sambil berpikir.“Apakah laki-laki yang menodai Ibu, adalah Haris. Golongan darah Nana, Haris dan aku sama yaitu AB negatif,” gumam Yudistira dalam hati. Lamunannya membuyar, ketika Keysha terbangun dari tidurnya dan menyapa Yudistira.“Mas, baru pulang?” tanya Keysha, seraya mengusap mata dan menguap, Keysha merapatkan tubuhnya ke tubuh lelaki yang hampir sau tahun menjadi suaminya, ada rasa nyaman yang menyelimuti hatinya. Yudistira memeluk erat tubuh Keysha, sebenarnya ia ingin bercerita banyak tentang hal
Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa pesta ulang tahun Keysha telah tiba. Pagi yang cerah, secerah hati Keysha yang berbunga-bunga. Hampir setiap tahun, ulang tahunnya dirayakan sangat meriah, tidak terkecuali hari ini. Setelah mendapat persetujuan dari Yudistra, Keysha begitu bersemangat, segala persiapan dilakukannya. Dan saat ini tibalah waktu yang di tunggu–tunggu.“Selamat ulang tahun sayang, semoga berbahagia selalu,” ucap Yudistira seraya, mendaratkan sebuah kecupan di kening istri cantiknya.“Terima kasih, mana hadiahnya,” balas Keysha bergelayut manja, memegang lengan Yudistira.“Sebentar.” Yudistira melepaskan tangan Keysha dari lengannya dan berjalan ke arah almari, membuka pintu lemari dan mengambil sebuah kotak merah ukuran sedang.“Ini untukmu,” ujar Yudistira menyerahkan kotak warna merah.Keysha nampak sumringah, meraih kotak itu dari tangan Yudistira, lalu dibukanya kotak itu, terdapat sebuah kalung emas dengan