“Iya, Dania adalah bayi yang kau titipkan padaku,” jelas Rani.“Rani, ceritakan semuanya, bagiku ini masih rumit dan aku sungguh tidak mengerti?” tanya Ena.“Malam Itu, waktu kamu menitipkan bayi. Aku langsung membawanya di Yogyakarta, sesampainya di Yogyakarta, aku meminta tolong ibuku untuk merawat anakmu. Dan dua hari sesudahnya aku kembali ke Jakarta dan bekerja seperti biasanya. Selama satu bulan aku menunggumu. Tapi kamu tidak menepati janjimu, untuk mengambil lagi bayi yang kamu lahirkan. Aku juga sudah berusaha mencari data pribadimu di Hospital Healty, tapi aku tidak menemukannya. Setelah itu aku mengalami tragedi yang merengut kehormatanku, dan aku memutuskan meninggalkan Jakarta selamanya.” Rani menghela napas panjang dan menghembuskannya, ia perlu waktu untuk menceritakan semuanya pada Ena.“Lalu, apa yang terjadi?” tanya Ena semakin penasaran.“Satu bulan, setelah kejadian itu, aku hamil. Dan ibuku memberikan Dania, pada suami istri yang lama tidak dikaruniani anak. Nama
Di balik jeruji besi Haris geram, tak henti-hentinya dia mengerutuki kebodohannya. Terjebak dalam rayuan Lilis, dan ia tak menyangka hal itu akan membawanya ke penjara. Haris masih penasaran, siapa yang menjadi otak atas semuanya ini. Berkali-kali Haris mengingat, apakah selama ini dia menyakiti seseorang, pikiranya terus berputar-putar mencari kesalahan, hingga menyebabkan seseorang menaruh dendam padanya.“Pak Haris, anda menerima paket, silakan di ambil dan dibuka di ruang kujungan,” ucap penjaga penjara.Haris tersentak dari lamunannya, ia mengerutkan dahi, beribu pertanyaan ada di pikirannya. Siapa yang mengirimi paket di penjara. Haris melangkah keluar pintu penjara begitu pintu terbuka, langkahnya menuju ke ruang pengunjung dengan di kawal polisi. Sebuah paket terbungkus kertas cokelat, kini ada di tangannya, Haris mengamati paket tersebut, tidak ada nama pengirimnya, membuatnya semakin penasaran. Dengan segera dibukanya amplop cokelat dan betapa terkejutnya Haris, melihat tuli
Sore berganti malam. Kini Keysha hanya sendiri di rumah, bibirnya mengulas senyum, menata berbagai menu makanan hasil tangannya sendiri, meskipun di bantu Siti, asisten rumah tanggannya.Terdengar suara mobil sudah memasuki halaman rumah. Keysha segera melangkahkan kaki menuju pintu depan, sesampainya di sana terlihat Yudistira keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu depan.“Sha, kamu di rumah?” tanya Yudistira keheranan, baru kali ini mendapati Keysha menyambutnya di depan pintu.‘Iya, Mas. Aku sudah menyadari semua ini bukan salahmu. Aku ambil sisi positifnya saja. Dengan aku resign dari Agratama, aku memutuskan membantu Mamah mengelola butik. Dan aku punya banyak waktu, untuk mengurus rumah,” jelas Keysha.Yudistira meraih tubuh Keysha dan memeluknya erat, di ciumnya kening Keyhsa.“Terima kasih Sha,” bisik Yudistira lembut di dekat telingga Keysha hingga bibirnya menyentuh ujung telinga Keysha, dan itu membuat jantung Keysha berdesir halus, rasa rindu yang membuncah setelah te
Setelah Yudistira mengikuti Rani, dan mengetahui sebuah rahasia besar yaitu bahwa Dania adalah putri kandung Bu Ena. Yudistira memutuskan untuk kembali ke kantor. Ia berpikir keras untuk menanyakan semuanya pada ibunya. Sesampainya di kantor, Yudistira terkejut, ketika di ruangannya, ia melihat Rendi duduk di kursi kerja miliknya.“Yudistira, aku belum mengucapkan selamat atas apa yang kamu capai. Mungkin kamu merayu Mamahku untuk mendapatkan kedudukan sebagai CEO Agratama Corp.” Rendi memgucapkannya dengan nada tinggi. Hal itu membuat Yudistira geram.“Merayu, aku bekerja secara profesional dan loyalitas. Sesuatu yang tidak dimiliki Haris,” balas Yudistira dengan lantang, Yudistira berdiri tepat di hadapan Rendi, yang masih duduk di kursi dengan angkuhnya.“Perusahaan ini adalah milik Bu Ena, Mamah kandungku. Suatu saat semuanya akan menjadi milikiku. Dan jika saat itu tiba, bersiap-siaplah untuk pergi dari kantor ini,” timpal Rendi, sembari bangkit dari tempat duduknya, dan
Sepulang dari kafe, Yudistira masih penasaran. Jawaban yang diberikan ibunya, belumlah menjawab rasa penasaran, terutama tentang siapa ayah biologisnya. Yudistira melajukan mobilnya dengan kencang, setelah mengantarkan Rani pulang. Sesampainya di rumah didapatinya Keysha sudah tertidur lelap. Setelah membersihkan diri dan melaksanakan shalat, Yudistira merebahkan diri di samping Keysha, netranya memandang langit–langit kamar sambil berpikir.“Apakah laki-laki yang menodai Ibu, adalah Haris. Golongan darah Nana, Haris dan aku sama yaitu AB negatif,” gumam Yudistira dalam hati. Lamunannya membuyar, ketika Keysha terbangun dari tidurnya dan menyapa Yudistira.“Mas, baru pulang?” tanya Keysha, seraya mengusap mata dan menguap, Keysha merapatkan tubuhnya ke tubuh lelaki yang hampir sau tahun menjadi suaminya, ada rasa nyaman yang menyelimuti hatinya. Yudistira memeluk erat tubuh Keysha, sebenarnya ia ingin bercerita banyak tentang hal
Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa pesta ulang tahun Keysha telah tiba. Pagi yang cerah, secerah hati Keysha yang berbunga-bunga. Hampir setiap tahun, ulang tahunnya dirayakan sangat meriah, tidak terkecuali hari ini. Setelah mendapat persetujuan dari Yudistra, Keysha begitu bersemangat, segala persiapan dilakukannya. Dan saat ini tibalah waktu yang di tunggu–tunggu.“Selamat ulang tahun sayang, semoga berbahagia selalu,” ucap Yudistira seraya, mendaratkan sebuah kecupan di kening istri cantiknya.“Terima kasih, mana hadiahnya,” balas Keysha bergelayut manja, memegang lengan Yudistira.“Sebentar.” Yudistira melepaskan tangan Keysha dari lengannya dan berjalan ke arah almari, membuka pintu lemari dan mengambil sebuah kotak merah ukuran sedang.“Ini untukmu,” ujar Yudistira menyerahkan kotak warna merah.Keysha nampak sumringah, meraih kotak itu dari tangan Yudistira, lalu dibukanya kotak itu, terdapat sebuah kalung emas dengan
Malam semakin larut, Keysha semakin gelisah. Pembawa acara memanggilnya untuk pemotongan kue ulang tahun.“Sha, cepat sana ke depan, untuk pemotongan kue,” bisik Risma.“Sebentar Mah. Mas Yudis belum datang,” balas Keysha, dengan raut wajah kesal.“Sudah kamu hubungi?” timpal Rama dengan kesal.“Sudah Pah, tapi ponselnya tidak aktif.” Keysha semakin kesal, di saat seperti ini ponsel Yudistira tidak bisa di hubungi.“Keterlaluan sih, apa dia sengaja, ingin berduaan dengan Dania di rumah sakit,” tukas Risma geram.“Bu Keysha, mohon ke depan untuk pemotongan kue,” panggil pembawa acara kesekian kalinya.“Ayo Sha, potong kuenya!” teriak beberapa tamu.Akhirnya Keysha maju ke depan, bersama kedua orang tuanya. Dan dengan rasa kecewa yang dalam, ia memotong kue ulang tahun. Sambil mengulas senyum, Keysha mulai memotong kue, dan menyuapkan potongan kue ke Risma dan Rama.“Terima kasih, Mamah, Papah. I love you,” ucap Keysha diringi pelukan pada kedua orang tuanya.“Selamat ulang tahun sayan
Sayup terdengar adzan subuh. Yudistira membuka matanya, dengan berlahan, ia sangat terkejut, ketika mendapati dirinya tertidur di kursi tunggu depan kamar rumah sakit. Dengan segera ia bangkit dan duduk sebentar. Lalu netranya melirik jam tangan, yang melingkar di tangannya, jarum jam menunjukkan pukul empat pagi.“Ahh, kenapa aku bisa ketiduran di sini. Aku tidak datang ke pesta ulang tahun Keysha,” gumam Yudistira.Yudistira bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menuju pintu kamar, dengan berlahan dibukanya pintu, terlihat ibunya sedang tertidur di sofa kamar, sedangkan Dania masih terbaring di tempat tidur rumah sakit. Yudistira melangkahkan kaki pelan, dan dengan berlahan ia membangunkan ibunya.“Bu...Bu..,” ucap Yudistira sambil mengoyangkan bahu ibunya dengan pelan.Rani terbangun, ia menatap Yudistira dan berucap, ”Yudis, kamu sudah bangun.”“Bu, bagaimana keadaan Dania?” tanya Yudistira.“Dania, baik-baik saja, dokter bilang dia keracunan minuman yang telah kadaluarsa,” j