Home / Lain / Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Chapter 121 - Chapter 130

220 Chapters

BAB 131: Saling Berdusta

Marvelo terduduk di bangkunya sambil menopang dagu dalam kepalan tangan, pria itu tidak mengalihkan pendangannya dari Winter yang kini duduk di sampingnya tengah sibuk belajar sambil menuliskan sesuatu di buku catatannya. Winter terlihat menarik saat bersikap tenang dan menunjukan sisi dirinya yang ambisius. “Sebentar lagi kita akan lulus sekolah, kau sudah memutuskan akan pergi ke univeristas mana?” tanya Winter. Marvelo menggeleng, dia belum memiliki rencana apapun setelah lulus sekolah. Sekolah menengah atas di Neydish hanya berlangsung selama dua tahun, satu tahunnya lagi mereka akan di pisah untuk belajar lebih dalam mengenai jurusan dan mimpi para siswa. Mereka di persiapkan dengan matang agar bisa masuk ke univeristas yang mereka mimpikan, belajar bahasa baru negara yang menjadi tempat tujuan. “Bagaimana denganmu sendiri?” tanya balik Marvelo. “Aku akan membantu kakakku.” Marvelo tersenyum senang mendengarnya. “Mengenai kontes yang akan berlangsung, apa lagi yang kau ing
Read more

BAB 132: Rahasiamu yang Kutahu

Winter memasukan kembali kartu-kartunya ke dalam dompet. Sesaat Paula melihat piring-piring di depannya sudah kosong, Paula baru tersadar jika ternyata dia sudah makan lebih dari dua porsi. Entah mengapa sejak beberapa hari ini dia merasa sangat suka makan dan terus merasakan perasaan lapar, biasanya Paula mengalami hal ini setiap kali sedang datang bulan saja. Perhatian Paula teralihkan kepada Winter yang kini semakin kurus, wajahnya kian tirus dan berbentuk, dia semakin cantik dan bersinar meski hanya dengan makeup tipis. Hanya dengan penampilan sederhana dan menurunkan berat badan beberapa puluh kilo saja, kini tidak jarang ada banyak pemuda yang melirik Winter dan terpesona kepadanya. Mendadak kepala Paula memanas, dia tidak suka memikirkan jiwa fisik Winter akan mulai sempurna dari waktu ke waktu. Semua yang dia perjuangkan bertahun-tahun dari mencuci otak Winter dan memonopoli pikirannya agar menjadi gadis yang bodoh tidak berguna, mengalami obesitas, kini semuanya perlahan
Read more

BAB 133: Hasil Kerja Keras

Wajah Winter memucat kaget namun mempertahankan senyumannya, “Ayah kandungnya?” Maxim mengangguk sambil melepaskan genggaman tangannya, Maxim terlihat malu dan takut jika Winter akan mengejeknya karena dia ayahnya Paula. Paula yang anaknya saja malu jika orang-orang tahu bahwa dia ayahnya, mungkin saja orang lain juga akan bersikap sama, mengejek Maxim yang begitu berbeda dengan Paula apalagi Maxim mantan narapidana. “Ya Tuhan,” Winter menutup mulutnya dengan tangan, gadis itu berpura-pura kaget dan membuat Maxim mengangkat wajahnya, melihat Winter. Alis Maxim sedikit menurun, kesedihan kian nyata terlukis di matanya karena apa yang dia takutkan benar terjadi. Teman Paula kini bereaksi kaget begitu Maxim sudah memberitahu bahwa dia adalah ayahnya Paula. “Apa Anda sungguh-sungguh ayahnya?” Tanya Winter lagi tidak menunjukan kepercayaan. “Benar, memangnya kenapa?” tanya Maxim dengan hati-hati. “Maaf reaksi saya berlebihan, saya terlalu kaget. Selama ini Paula mengatakan jika ayah
Read more

BAB 134: Balasan Besar

Sebuah baju seragam sekolah tergeletak di atas ranjang, kamar Paula yang kecil. Kamar itu sempat sesak di penuhi oleh banyak barang-barang, kini satu persatu barang sudah hilang, semua barang mewah dari perhiasan hingga pakaian terkenal itu terlepas dari tangannya untuk di jual agar bisa menutupi gaya hidupnya yang masih tinggi. Paula berdiri di depan cermin, gadis itu menatap ngeri tubuh telanjangnya yang kini terpantul di cermin. Kaki jenjangnya kini membesar, pinggang kecil, perut rampingnya kini di hiasi sedikit lipatan lemak dan tidak memiliki lekukan lagi, tangannya bergelambir saat di angkat ke atas, dan dagu Paula menjadi berlapis-lapis. Wajah Paula memucat, degup jantung memacu dengan cepat. Paula teramat kaget karena hal yang selama ini dia biarkan dan tidak dia perhatikan berubah menjadi bencana. Nafsu makan Paula yang kian meningkat dan tidak dia sadari membuat Paula kebablasan meski beberapa kali Lana menasihatinya. Tetap saja Paula makan sebanyak nafsunya yang terus
Read more

BAB 135: Malam eksekusi I

“Lari Aurin!” Nathan berteriak, dia menarik tangan Aurin dan membawanya berlari keluar menuju pintu. Namun begitu pintu terbuka, dua orang berpakaian seragam polisi menodongkan sebuah pistol tepat di hadapadan mereka. Dengan gemetar Nathan mundur dan menutup pintu kembali bersama Aurin. “Kenapa ada polisi di luar? Jika mereka ingin menangkap kita, mereka harus menunjukan surat izin penangkapan, bukan menodongkan pistol,” kata Aurin dengan panik. “Mereka bukan polisi, mereka penjahat,” jawab Nathan dengan wajah yang sudah pucat pasi. Sekelebat bayangan orang yang berada di luar balkon kini akhirnya menunjukan diri, mereka adalah Mante dan Jach, orang yang Winter bayar untuk memberi pelajaran kepada Nathan dan Aurin. Mante melangkah dengan tenang tidak menunjukan ekspresi apapun, pria itu langsung duduk di kursi dan membiarkan Jach yang pergi untuk mengurus keduanya. “Hay, selamat malam” sapa Jach tersenyum lebar penuh keceriaan memamerkan senyuman menawannya. Nathan menelan sali
Read more

BAB 136: Malam Eksekusi II

Jach membalikan badannya dan pergi mempersilahkan Mante yang kini akan mengurusnya. Mante segera beranjak dari duduknya sambil mengenakan sarung tangannya, masih dengan ekspresi datarnya Mante mendekat ke arah Nathan yang kini setengah mati ketakutan. Nathan merangkak berusaha bergerak selagi Mante masih cukup jauh darinya, dia segera mengambil handponenya untuk menghubungi seseorang dan menjangkau sebuah tongkat golf untuk sebuah perlindungan. Nathan harus bertahan selagi dia masih sadar dan memiliki kekuatan. Baru saja Nathan mengusap layar untuk meminta bantuan, bayangan tubuh Mante yang berdiri di hadapannya langsung membuat Nathan menjatuhkan handponenya ke lantai. Bibir Nathan gemetar hebat, tenggorokannya mengering begitu kesakitan untuk bernpas karena rasa takut yang mencekik dirinya. Dengan semua kekuatan yang di milikinya, Nathan segera mengayunkan tongkat golf hendak memukul. Namun dalam gerakan begitu cepat Mante menendang kepala Nathan dengan lututnya. Tongkat golf
Read more

BAB 137: Keadaan yang Mempertemukan

Keramaian di depan parkiran tempat terapi membuat Winter tidak bisa pergi keluar, apalagi kini yang dia lihat adalah rombongan wartawan yang membawa banyak kamera. Ada sebuah ketakutan dan trauma yang Winter rasakan setiap kali berhadapan dengan kumpulan media seperti wartawan dan media masa. Jiwa Kimberly sangat trauma dengan keberadaan mereka. Bayang-bayangan betapa gilanya media mengejar dirinya saat terkena scandal langsung memenuhi jiwa Kimberly. Tapi, untuk apa sekarang mereka ada di sini? Mungkinkah ada selebritis yang membutuhkan penyembuhan di sini?. Dalam satu gerakan Winter membalikan badannya, beruntung dia membawa mobil sendiri jadi tidak perlu menunggu di depan. Winter segera pergi membawa tasnya yang berisi pakaian kotor, hari ini dia akan pergi menemui Marvelo dan kembali latihan menari. Beruntung, acara pemilihan ratu sekolah sedikit di undur karena adanya ujian sekolah yang akan berlangsung beberapa hari. Winter jadi memiliki waktu yang lebih untuk berlatih dan
Read more

BAB 138: Romantislah

Suara dentingan pintu lift yang terbuka sedikit meredakan percakapan mereka yang canggung. Winter dan Marius segera pergi keluar dan melewati lorong menuju ruang bawah tanah yang menyimpan semua kendaraan. Winter membuka pintu mobilnya dan berdiri di hadapan Marius. Gadis itu membungkuk, langsung menarik tubuh Marius dan membantunya berdiri dengan pelukan. Dengan kesulitan Marius berdiri, pria itu menyadari perubahan besar tubuh Winter saat memeluknya. Terakhir kali dia memeluk Winter, tubuh gadis itu cukup besar, dan kini tubuh Winter yang kembali dia peluk terasa sangat kecil. Gadis itu sudah berhasil mendapatkan tubuh idealnya dalam keadaan baik-baik saja, malah kini Winter terlihat sangat bugar dengan kondisi tubuh barunya. Dalam satu dorongan Winter mendorong Marius masuk ke dalam mobil dan melipat kursi roda, mamasukannya ke dalam bagasi. Dengan susah payah Marius menarik kakinya sendiri untuk duduk dengan benar. Marius segera menutup pintu dan terbaring meringkuk di kursi b
Read more

BAB 139: Deja Vu

Tidak berapa lama Marius dan Winter sudah sampai di lantai sebelas, mereka segera keluar. Lagi, Winter berjalan mendahului Marius, gadis itu melewati beberapa pintu, dengan spontan dan natural dia berdiri di depan pintu apartement Marius tanpa Marius beritahu di unit berapa dia tinggal. Sekali lagi Marius melihat Winter yang memasang ekspresi dingin seolah apa yang kini dia ketahui tidak di sadari Winter sama sekali. Tangan Marius terkepal kuat, pria itu tidak bisa lagi menoleransi apa yang terjadi sekarang karena Winter juga mengetahui di unit mana Marius tinggal. “Dari mana kau tau jika ini pintu kamar apartemenktu?” Tanya Marius lagi dengan tatapan tajam penuh curiga. “Hah?” Winter melihat ke sekitar, lalu melihat ke arah pintu yang ada di sampingnya, gadis itu menatap bingung pintu yang ada di depannya karena sejak dia dia melakukannya tanpa sadar seakan semuanya hal yang sudah biasa sering dia lakukan. Bola mata Winter bergerak pasif, gadis itu di landa kebingungan dan frus
Read more

BAB 140: Potongan Fuzzle

Winter melangkah gontai, gadis itu terduduk di sofa dengan kesadaran yang perlahan kembali meski perasaannya masih berkecamuk dalam kebingungan karena reaksi tubuhnya merespon tidak terkendali hanya karena masuk ke dalam apartement Marius. Setelah memastikan bahwa Winter duduk di sofa, Marius memutuskan kembali pergi ke dapur untuk mengambil anggur yang di mintai Winter sebagai imbalan karena sudah mengantarnya dengan selamat. Selagi Marius sibuk kembali di dapur, kepala Winter bergerak ke sana-kemari untuk meneliti karena merasakan perasaan yang semakin dalam. Insting Winter mengatakan bahwa dia memiliki ikatan dengan apartement Marius. Jiwa Kimberly yang sempat berpikir untuk tidak mencari tahu lagi hubungan di antara Marius dan Kimberly di masa lalu. Kini rasa penasaran itu berkobar menyala begitu besar mendorong dia untuk mencari tahu semuanya. Winter merasa sangat ingin tahu hubungan asli dirinya dengan Marius di masa lalu. Semua ingatan-ingatan terpotong seperti sebuah pecah
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status