Home / Romansa / GREET'S WILDEST DREAM / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of GREET'S WILDEST DREAM: Chapter 71 - Chapter 80

104 Chapters

Shocking News

Sepanjang minggu ini ada acara annual meeting kantor. Berbagai macam perlombaan di adakan, tiap divisi harus mengirimkan perwakilan. Aku hanya ikut di tim penggembira saja, lagipula aku tidak jago dalam bidang olahraga apapun. Aula KG sebesar setengah lapangan bola berubah menjadi tempat di adakannya lomba. Di bagian samping berjejer rapih berbagai tenda-tenda makanan mulai makanan dan minuman ringan hingga makanan berat. Semua karyawan dari tiap jajaran terlihat antusias. Aku melihat Tristian duduk bersama golongan Manager ke atas di dekat podium sebelah kanan. "Liat deh, Bu Luna sama Pak Tian keliatan normal-normal aja ya ..." sahut Ineke. "Mungkin yang tempo lalu cuma gosip kali." "Tapi mereka kan ga pernah dateng n pulang bareng. Aneh ga sih?" Aku hanya diam tidak mau mendengar berita apapun. Kadang orang itu hanya menebak-nebak, lalu berubah seolah jadi nyata karena perkataan dari mulut ke mulut yang tidak jelas. "Eeh!" Aya terpekik sambil menunjuk ke arah podium. Semua mat
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

Believing

Sebenarnya apa yang Mba Luna mau? Kenapa dia melakukan ini padaku? Apa dia sengaja ingin aku menduga bahwa kemungkinan itu anak Tristian? Atau memang itu anaknya Tristian?"Apa kamu tau apa yang pernah Tristian dan aku lakuin waktu malam saat dia membereskan barang-barangnya dari rumahku?"Aku menunduk sambil meremas tanganku. Hatiku porak poranda, rasanya seolah ada badai menghantam jantungku, memukulnya telak membuat aku sesak napas.Malam itu, malam saat Tristian tidak pulang, pria itu bilang dia memang menginap karena harus membereskan barang-barangnya. Tristian bilang Mba Luna menciumnya tapi dia tidak membalas. Tapi kenapa Mba Luna seolah berkata seolah terjadi hal lain saat itu?Aku memejamkan mata dan menarik napas. Aku tidak boleh langsung goyah hanya dengan perkataan Mba Luna. Aku kembali menatap wanita itu, baru kali ini aku melihat Mba Luna yang berantakan, matanya sembab, dia pasti habis menangis. Wajahnya sedikit pucat."Mba udah makan? Aku pesenin makanan ya ..." Aku me
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Luna's Honestly 1

"Mm ... Mba ... udah bangun?" Pelukan kami terurai, aku merasa canggung, sedangkan Trinsian tetap memeluk pinggangku. "Ah, sorry ganggu kemesraan kalian. Aku ..." Wanita itu mengusap wajahnya, ada gurat kesedihan, dia pasti merasa tidak nyaman setelah melihat aku dan Tristian berpelukan seperti tadi. Tapi kemudian Mba Luna menatapku sambil tersenyum. "Selamat Greet, untuk pertunangan kalian." Aku sedikit heran dengan respon Mba Luna tidak kaget atau marah. Apa dia sudah tahu? "Thanks, Lun. So, kenapa kamu menghilang tadi? Aku sampai pusing ngedepin Mama kamu yang terus-terusan marah dan suru batalin perceraian kita. Terus siapa ayah dari bayi yang kamu kandung? Jelas itu bukan aku!" Tristian berkacak pinggang sambil menatap Mba Luna. "Ian ..." Aku menegurnya. Aku tahu Tristian pasti marah dan penasaran, aku juga begitu. Tapi Mba Luna pasti kelelahan, aku menduga dia kabur setelah pingsan tadi. Aku berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang. "Aku sama Ian ... maksudku Tian b
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Luna's Honestly 2

Luna POV Lalu suara pintu terbuka membuat pria itu berhenti menciumku dan menoleh ke belakang, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi kemudian dia tertarik. Aku menjauh dari pintu terbuka itu, memeluk lututku dan menangis. Lalu aku terkejut saat pria lain menunduk dan mengulurkan tangannya. "C'mon!!" Aku gemetar tapi kemudian menyambut tangan itu dan membiarkan dia menarikku untuk berlari. Aku tidak tahu dimana barang-barangku. Sesaat sebelum menjauhi mobil pria hidung belang itu aku melihat Tommy sudah pingsan di dekat ban mobil. Napas kami berdua memburu saat kami sudah di tempat yang aman, didalam kamarnya. "Apa kamu sudah gila?” Keringat terlihat di tubuhnya, dia mengusap kasar wajahnya sambil menatapku marah. "Apa yang kamu pikirkan hah?! Apa kamu segitu putus asanya sampai melemparkan diri ke pria hidung belang seperti dia?” Tapi bukannya menyesal, aku malah merasa kesal dengan sikapnya itu. "Bukan urusanmu!! Lagipula siapa kamu bisa mengkritikku seperti itu?” teriakku mara
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Luna's Honestly 3

Luna POV Aku seolah melihat peluang untuk dapat mewujudkan keinginan Mama, anak. Tiba-tiba Tristian bilang akan ke Bali, ada urusan kerja, tapi saat aku bertanya bolehkah aku ikut, sekilas wajahnya ragu, tapi dia mengijinkan. Aku amat sangat bersemangat, tapi rupanya ... Dengan nekat aku membeli beberapa pakaian seksi, mengenakannya saat Tristian masuk ke kamar kami. Tapi bukan wajah terpukau yang terlihat, pria itu malah marah. Kami bertengkar hebat malam itu. Aku yang sudah memutus urat malu, hanya mengenakan baju kurang bahan, malah mendapatkan kekecewaan. Tristian memang tidak mengatakan kata-kata kurang ajar, tapi egoku terluka. Ucapan jujur Tristian malah terdengar kejam. "Aku tidak akan pernah menyentuhmu, karena aku tidak mau menyakitimu." Harapanku hancur, aku berpikir mungkin jika aku bisa punya anak dari Tristian, pria itu akan membuka hatinya. Banyak orang bilang kalau pria manapun tidak akan menolak jika seorang wanita menyerahkan tubuhnya dengan sukarela. Tapi nampak
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Her Mothers Accusation

Greet POV Aku memijat pangkal hidungku. Telingaku terasa panas, aku sedang berbicara dengan Pierce di telepon. Aku bertanya tentang apa yang terjadi pada Luna dan dirinya, tapi pria itu malah berbalik bertanya. "Is there something wrong with Luna?" "Is she ask anything about me?" "Maaf aku tidak mengatakan apapun sama kamu karena kupikir itu bukan waktu uang tepat untuk cerita apa yang terjadi padaku dan Luna” "Pierce, you... Oh my God!" Aku merasa kurang tepat untuk memberitahukan tentang kehamilan mba Luna di telepon. "When are you coming back to Jakarta?" "Why? There's something wrong right?" Suara Pierce terdengar khawatir. "Just....come a.s.a.p Pierce..." Aku mengakhiri pembicaraan kami, membiarkan Pierce bertanya-tanya. Hanya itu satu-satunya cara aku bisa membuat dia kembali datang ke Jakarta secepatnya. Mba Luna melarangku untuk memberitahu apapun tentangnya ke Pierce, katanya dia akan bertanggung jawab sendirian, tapi aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Aku kelu
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Blackmail

"Eh, udah denger belum? Bu Tiara katanya sakit gegara syok denger Pak Tian sama Bu Luna mau cerai, ampe dirawat di RS loh ...""Ya ampuun, parah banget ya? Pak Tian tega banget sih ninggalin Bu Luna lagi hamil gitu ...""Katanya sih, katanyaa ... Pak Tian punya WIL. Ada yang pernah mergokin Pak Tian didalem mobil sama cewek.""Lah jadi yang selingkuh Pak Tian apa Bu Luna sih?""Kayaknya Pak Tian deh, buktinya Bu Luna hamil. Pasti anaknya Pak Tian. Tapi gara-gara WILnya dia mau ceraiin Bu Luna. Kasian banget ya ..."Berita panas itu beredar sepanjang hari. Aku tidak fokus bekerja karena hampir semua orang di kantor membicarakan tentang itu. Aku hanya pura-pura sibuk agar tidak ada yang bertanya tentang apapun.Sudah dua hari sejak Bu Tiara masuk rumah sakit, Tristian menemani Mba Luna menjaga Mamanya. Aku memintanya untuk memperhatikan Mba Luna agar dia tidak telat makan. Mba Luna juga perlu perhatian penuh saat ini. Setiap malam Tristian pulang ke apartemenku, wajahnya terlihat lelah.
last updateLast Updated : 2022-07-07
Read more

Too Shocked

"A..a..ku.. ken..kena..pa.. si..siapa..." Aku terbata entah ingin mengatakan apa.Tanpa mendapat jawaban, pria itu melajukan kendaraannya meninggalkan gedung kantor, orang-orang pun menatap kami, menatap mobil Tristian yang mencolok dan mudah dikenali. Aku hanya menunduk sambil terisak, perasaanku kacau, semuanya terasa dijungkir balik. Bagaimana bisa seperti ini? Tentunya dengan terungkapnya hubunganku dan Tristian, membuat runyam masalah yang ada.Selama hampir satu jam berkendara dan kami berbelok ke rumah mewah yang tidak asing lagi untukku. Tristian terdiam, aku menghapus airmataku. Dia lalu beranjak turun kemudian membukakan pintu untukku. Aku enggan untuk turun, entah aku akan berkata apa pada wanita paruh baya yang kini sudah membuka pintu dan menunggu sambil menatap kami khawatir.Tristian menarikku. "Ayo, bee.. kepalaku panas rasanya dan cuma kesini satu-satunya tempat yang aku pikirkan."Aku mengerjap membuyarkan airmata yang siap meluncur lagi. Dengan berat hati kuturunkan
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Eyes On Me

Berubah.Itu hal yang pertama kali aku rasakan saat menginjakkan kaki di halaman kantor pagi ini. Aku sudah bertekad dari rumah jika harus membiasakan diri dengan tatapan penasaran ataupun tajam, mencemooh dengan bisik-bisik tidak jelas, sebenarnya tidak bisik-bisik sih, aku masih dapat mendengar dengan jelas."Gila ya ga tau malu? Berani banget dateng ke kantor!""Body begitu jadi pelakor? Dunia udah terbalik emang.""Itu WILnya Pak Tian, ya ampuuuun , ga banget deh! Di santet kayaknya ….”Aku menarik napas panjang berusaha tidak memasukkan ke hati omongan ga penting itu.Ingat Greet, mereka tidak tahu apa-apa!Aku tidak mengenal mereka jadi aku pun tidak peduli, berusaha tidak peduli tepatnya. Aku lebih mengkhawatirkan rekan sekerja yang berada di dalam satu ruangan. Saat aku keluar lift, aku melangkah, ruangan seolah kedap suara. Semua orang menoleh satu persatu menatapku. Pandangan mereka terlihat penasaran, aku menarik napas dan tersenyum sambil menyapa."Selamat pagi."Tidak ada
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Act Strangerly

Keesokan harinya Mba Luna masuk kantor, wanita itu terlihat biasa. Tidak peduli pada mata-mata penasaran. Aku sedang membeli kopi, hari ini Tristian tidak berangkat bersamaku. Aku melambai saat melihat Mba Luna menatap ke dalam coffe shop tapi dia kemudian membuang pandangan dan berlalu begitu saja naik ke atas. Apakah aku salah mengira? Entahlah ....Aku naik ke lantai ruangan setelah kopiku jadi, tapi setelah keluar lift aku merasa ingin ke kamar mandi. Tiba-tiba perutku mules. Aku mendengar suara pintu terbuka walau beberapa langkah orang masuk."Eh, tadi liat ga Bu Luna mulai kerja lagi ..."Aku mengenali suara Ineke."Gw bingung kudu bersikap gimana ke Greet, aneh ga sih? Kalo emang dia pelakor, biasanya si laki ga mau terang-terangan. Lah ini, Pak Tian cuek banget malah seolah kayak mengumumkan diri kalau gosip itu bener, dia jalan sama si Greet." Aya menyahut."Iya sih, logikanya y, pelakor itu songong, sok kecakepan! Tapi Greet tuh keliatan malah kayak pihak innocent di sini.
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status