Home / Romansa / GREET'S WILDEST DREAM / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of GREET'S WILDEST DREAM: Chapter 61 - Chapter 70

104 Chapters

Miss The Pieces Of Puzzles

"Te-temanku.""Siapa? Pierce?" Wajah wanita itu tersenyum penasaran sambil duduk. Dia terlihat antusias.Aku menggeleng pelan."Masa? Ampe pink gitu pipi kamu Greet ... beneran bukan dia?" Mba Luna tertawa pelan.Aku sebenarnya tidak enak, aku dan Tristian menjalin hubungan di belakang Mba Luna. Tapi mau bagaimana lagi, pria itu tidak mau melepasku, aku pun tidak ingin dia menjauh. Tapi aku dan Tristian sudah membuat perjanjian untuk tetap menutup rapat hubungan kami. Saat di Indonesia Tristian bahkan menggunakan nomor lain untuk berkomunikasi denganku. Aku takut ada orang yang memperhatikan jika tanpa sengaja membaca nama yang kutulis di kontak ponselku untuk pria itu."Gila, rame banget ya!"Mata kami berdua berpendar ke sekeliling. Mungkin karena setelah jam makan siang makanya ramai, banyak orang membeli cookies atau coffe. Aku memesan caramel milkshake, Mba Luna memesan strawberry milkshake yang merupakan minuman favorit disini dan beberapa jenis cookies untuk kami coba. Tidak la
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Sorry Not Sorry

“Untung lukanya tidak dalam, tidak perlu dijahit.” Dokter yang bertugas di klinik wilayah setempat tersenyum padaku. Dia membersihkan dan mengoleskan antiseptik ke lukaku. "Kalau bengkak, kompres saja dengan es batu.”Aku mengangguk. "Thankyou, Dok ...."Setelah selesai aku duduk di taman disamping klinik. Merasa lega karena lukaku hanya lecet saja, lalu aku cemas, bagaimana keadaan Mba Luna?Aku memejamkan mata mengingat saat tadi bagaimana paniknya Tristian, dia bilang tengah berjalan ke arah kami saat melihatku dan Mba Luna terjatuh. Dia langsung menghampiriku tanpa sadar kalau ada mba Luna juga disana.Saat kami sudah ke pinggir aku menyuruhnya mengurus Mba Luna. Tristian terlihat enggan tapi aku memaksa. Lagipula rekan lainnya terlihat bingung melihat kejadian itu, mudah-mudahan tidak ada yang curiga apa-apa saat melihat Tristian malah menolongku terlebih dahulu bukannya membantu istrinya. Aku menghela napas, entah apa yang akan mba Luna pikirkan."Greet ..."Suara lembut itu mem
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

No Chance

"Feeling better?" Pierce menempelkan kain terikat berisi es batu ke kedua lututku yang sedikit membiru.Aku meringis pelan tapi kemudian merasa nyaman. "Yeah, thanks."Pria itu kemudian berjalan ke kamar mandi setelah membantu mengganti perbanku. Saat Pierce datang, Mba Luna mengajak Tristian untuk pergi makan malam. Tristian sempat bertemu dan menyapa Pierce, dia tersenyum padaku sebelum keluar kamar. Mba Luna malah yang terlihat salah tingkah saat Pierce langsung cemas saat melihat lukaku."Wanna eat something?" Dia membuka buku menu layanan kamar, Pierce bilang kami akan tetap makan malam walau di kamar."Mmm, banana ice cream for dessert please ...." pintaku membuat Pierce terkekeh.Dia menelepon layanan kamar dan memesan makanan untuk kami. Satu jam kemudian pesanan kami datang. Sambil makan, kami bertukar cerita tentang kehidupan sehari-hari, dan juga obrolan seru lainnya. Setelah makanan utama ludes tak bersisa, Pierce membawakan semangkuk banana split with triple ice cream unt
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Not Just A Clue

Tristian POV"Bee... kamu kenapa?" Greet terlihat lemas dan pucat. Aku sedikit panik, tiba-tiba kondisinya berubah, padahal semula dia terlihat biasa saja. Greet hanya diam menatapku. Aku mengambilkan minum dan membantunya untuk duduk."Dingin ..." Dia mengerjap pelan."Tapi badan kamu panas. Kita ke dokter ya?" sahutku.Greet menggeleng. "Ga usah, aku mungkin cuma kecapekan."Dia memejamkan matanya. Aku memeluknya sambil berpikir apa yang harus aku lakukan. Sepuluh menit kemudian wanitaku tertidur. Aku menunggu hingga satu jam dan kembali mengecek suhu tubuhnya. Malah semakin panas. Tanpa menunggu lagi aku menghubungi dokter keluargaku dan menyuruhnya datang.Satu jam kemudian dr. Sandy datang. Wanita itu langsung memeriksa keadaan Greet."Saya curiga DBD, Mas." Dia melepas stetoskop kemudian mengambil sesuatu dari tasnya. Mataku menyipit melihat dia mengeluarkan jarum suntik."Saya akan ambil darahnya dan cek di lab."Aku membantu memegang lengan Greet, takut dia terkejut. Greet mer
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Knowing

Greet POVAku sudah merasa lebih baik, hampir sepuluh hari aku ijin kantor, berarti hampir dua minggu totalnya aku di rumah. Berkat ketelatenan Tristian dan perhatian Mamanya yang mengurusku selama aku sakit, aku tidak perlu dirawat, bahkan sekarang sudah siap untuk beraktivitas normal. Untungnya tidak ada rekan kantorku yang menjenguk, Tristian bilang dia sengaja menyebar isu kalau aku ada di Bandung saat sakit.Aku sedang merapihkan apartemen, membereskan baju-baju yang baru dikirim oleh laundry langganan Tristian. Mba Luna beberapa kali telepon dan bilang sayang sekali tidak bisa datang untuk menengok. Tapi ku bilang bahwa akhir pekan ini aku sudah kembali ke Jakarta. Dan senin sudah mulai kerja, dia bilang ingin cerita banyak.Tristian saat ini sedang pergi menemui Mama Mba Luna, mereka akan bicara mengenai perceraian itu. Aku harap semua berjalan lancar.Tristian terus menemani saat aku sakit, dia ingin membawaku ke apartemennya tapi aku lebih nyaman disini. Apalagi kalau Mamanya
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Reveal The Truth

Author POVGreet terbelalak mendengar teriakan Luna, dia dapat merasakan luapan amarah yang meledak. Napas Luna memburu, dadanya naik turun seolah habis berlari sekian kilometer, oksigen di paru-parunya seperti menghilang begitu saja. Matanya memandang sarat emosi pada kedua orang lainnya di ruangan itu. Luna tidak menduga akhirnya mendengar nama itu meluncur dari mulut Tristian dan ditujukan untuk wanita yang dia anggap sudah seperti sahabat bahkan adiknya sendiri.Tristian terlihat lebih tenang, pria itu tidak terlalu terkejut, memang ini yang dia mau. Cepat atau lambat Luna pasti akan tahu, entah dengan cara seperti apa."M-mba ..."Greet bangkit dari duduknya, suara Greet terdengar gemetar. Luna menatap Greet, seolah ada bara di mata wanita itu."Jadi selama ini kalian selingkuh!" Luna terus memojokkan Greet dengan tatapannya. "Kamu berkhianat sama dia!" Luna kembali berteriak ke arah Tristian."Lun, jangan berpikir ...."Tristian belum sempat meneruskan kalimatnya, tanpa terduga
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Unaccepted

Author POV"Bee ..."Suara Tristian menghentikan langkah Greet untuk mengejar Luna. Bahunya gemetar saat Tristian mendekat dan memutar tubuh wanita itu. Greet menangis tersedu di pelukan Tristian.Tristian berpikir, Luna perlu waktu untuk mencerna seluruhnya, dia akan membiarkan Luna tenang baru nanti mengajaknya bicara lagi. Sekarang ini dia merasa harus berkonsentrasi pada Greet, wanita itu baru sembuh dan Tristian tidak ingin kondisi Greet menurun lagi.Tapi Greet membutuhkan pelepasan emosi dan Tristian hanya diam selagi Greet meluapkannya dalam tangisan selama beberapa jam. Matanya bengkak, Greet seperti wanita patah hati, membuat Tristian membayangkan seperti apa dulu perasaannya saat Greet tahu dia menikah dengan Luna.Pelukan Tristian mengerat, sedikitpun dia tidak melepaskan Greet, dan kedepannya Tristian sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk."Bee ... makan ya?" Tristian mencoba membujuk wanita itu setelah beberapa jam berlalu, sudah hampir lewat jam makan malam.
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Ally Oneself

Author POVLuna baru menyadari kalau apartemen itu tidak khas seperti kamar Greet dulu saat Luna sering main ke kosan Greet di Bandung. Kamar Greet berisi pernak-pernik berwarna cerah. Belum lagi kesukaan Greet dengan warna hijau lebih dominan. Tapi apartemennya sekarang, ada nuansa maskulin disana, nuansa yang kalau diperhatikan dengan seksama, hampir mirip dengan apartemen Tristian.Dan tumpukan pakaian pria di apartemen itu ...."Haha ..."Luna tertawa getir, seharusnya Luna tidak merasa asing dengan pakaian rumah Tristian. Melihat banyaknya tumpukan itu, bisa diperkirakan sesering apa pria itu menginap di sana. Luna membayangkan sudah sejauh apa hubungan mereka.Apakah pada saat Greet sakit kemarin Tristian terus menemaninya? Tentu saja!Semakin Luna teringat dengan sikap kedua orang itu, semakin sesak dadanya. Terlihat jelas mereka berdua saling mencintai. Luna menutup kedua matanya dengan tangan, dia merasa bingung. Apakah benar yang Tristian bilang bahwa pria itu sudah lama men
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more

Re-proposed

Greet POV Malam ini Tristian mengajakku makan malam di pinggiran pantai Ancol, aku rasa perlu sedikit berganti suasana. Pria itu rupanya sudah memesan tempat, saat kami tiba kami langsung di antar ke sebuah ruangan khusus berdinding kaca. Ada dekorasi simpel nan cantik dan juga lilin di beberapa sudut. Langkahku terhenti sejenak sebelum masuk, Tristian tepat di belakangku terkekeh pelan. Aku memasang wajah setengah bingung setengah terkejut, manager restoran menyerahkan sebuah buket bunga ke tanganku. "Dari kami, Bu ..." Aku mengerutkan dahi, untuk apa maksudnya? Tristian menarik kursi dan menyuruhku duduk. Aku mencoba mengingat hari apa ini, tapi rasanya tidak ada yang spesial. "Ian, ada apa sih?" Aku mencium wangi bunga mawar itu kemudian meletakkannya di bagian samping meja. Pria itu tersenyum. "Ga ada apa-apa. Aku cuma bilang mau dinner romantis pas reservasi, aku juga ga sangka bakalan di siapin ampe segininya." Mataku menyipit curiga, pasti pria itu menyembunyikan sesuatu!
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more

Stranger Situation

Seminggu kemudian …Berita perceraian Mba Luna dan Tristian menghebohkan seisi kantor. Aku tidak mengerti bagaimana mereka bisa dapat informasi itu. Beberapa rekan seruangan bahkan bertanya padaku karena mereka tahu aku berteman baik dengan Mba Luna."Greet, kok bisa sih mereka mau cerai? Ya ampun ga sangka banget! My favorit couple ….” Aya memegang kedua pipinya sambil berekspresi sedih."Iya gw juga ga sangka banget. Kayaknya mereka tuh harmonis. Adem ayem. Walau ga pernah keliatan romantis sih ...." Ineke menanggapi."Eh tapii ..." Rena si tukang gosip melirik ke sekitar lalu menyuruh kami semua mendekat. Sebenarnya aku tidak ingin tahu, tapi aku penasaran, Rena selalu tahu berita dalam kantor apa saja yang sedang terjadi. Aku hanya ingin tahu agar antisipasi kalau hubunganku dan Tristian ketahuan."Katanya ... ini sih katanya ... mereka pisah gara-gara ada yang selingkuh." Rena berbisik.Jantungku berdegup kencang. Astaga! Aku sudah bilang pada Tristian agar tidak sering mengajakk
last updateLast Updated : 2022-07-03
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status