Share

Ally Oneself

Penulis: Karen Sanjaya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 13:22:25

Author POV

Luna baru menyadari kalau apartemen itu tidak khas seperti kamar Greet dulu saat Luna sering main ke kosan Greet di Bandung. Kamar Greet berisi pernak-pernik berwarna cerah. Belum lagi kesukaan Greet dengan warna hijau lebih dominan. Tapi apartemennya sekarang, ada nuansa maskulin disana, nuansa yang kalau diperhatikan dengan seksama, hampir mirip dengan apartemen Tristian.

Dan tumpukan pakaian pria di apartemen itu ....

"Haha ..."

Luna tertawa getir, seharusnya Luna tidak merasa asing dengan pakaian rumah Tristian. Melihat banyaknya tumpukan itu, bisa diperkirakan sesering apa pria itu menginap di sana. Luna membayangkan sudah sejauh apa hubungan mereka.

Apakah pada saat Greet sakit kemarin Tristian terus menemaninya? Tentu saja!

Semakin Luna teringat dengan sikap kedua orang itu, semakin sesak dadanya. Terlihat jelas mereka berdua saling mencintai. Luna menutup kedua matanya dengan tangan, dia merasa bingung. Apakah benar yang Tristian bilang bahwa pria itu sudah lama men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yuli Maulana
up donk ..
goodnovel comment avatar
Lucy
Ehemm Luna dan Pierce ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GREET'S WILDEST DREAM   Re-proposed

    Greet POV Malam ini Tristian mengajakku makan malam di pinggiran pantai Ancol, aku rasa perlu sedikit berganti suasana. Pria itu rupanya sudah memesan tempat, saat kami tiba kami langsung di antar ke sebuah ruangan khusus berdinding kaca. Ada dekorasi simpel nan cantik dan juga lilin di beberapa sudut. Langkahku terhenti sejenak sebelum masuk, Tristian tepat di belakangku terkekeh pelan. Aku memasang wajah setengah bingung setengah terkejut, manager restoran menyerahkan sebuah buket bunga ke tanganku. "Dari kami, Bu ..." Aku mengerutkan dahi, untuk apa maksudnya? Tristian menarik kursi dan menyuruhku duduk. Aku mencoba mengingat hari apa ini, tapi rasanya tidak ada yang spesial. "Ian, ada apa sih?" Aku mencium wangi bunga mawar itu kemudian meletakkannya di bagian samping meja. Pria itu tersenyum. "Ga ada apa-apa. Aku cuma bilang mau dinner romantis pas reservasi, aku juga ga sangka bakalan di siapin ampe segininya." Mataku menyipit curiga, pasti pria itu menyembunyikan sesuatu!

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • GREET'S WILDEST DREAM   Stranger Situation

    Seminggu kemudian …Berita perceraian Mba Luna dan Tristian menghebohkan seisi kantor. Aku tidak mengerti bagaimana mereka bisa dapat informasi itu. Beberapa rekan seruangan bahkan bertanya padaku karena mereka tahu aku berteman baik dengan Mba Luna."Greet, kok bisa sih mereka mau cerai? Ya ampun ga sangka banget! My favorit couple ….” Aya memegang kedua pipinya sambil berekspresi sedih."Iya gw juga ga sangka banget. Kayaknya mereka tuh harmonis. Adem ayem. Walau ga pernah keliatan romantis sih ...." Ineke menanggapi."Eh tapii ..." Rena si tukang gosip melirik ke sekitar lalu menyuruh kami semua mendekat. Sebenarnya aku tidak ingin tahu, tapi aku penasaran, Rena selalu tahu berita dalam kantor apa saja yang sedang terjadi. Aku hanya ingin tahu agar antisipasi kalau hubunganku dan Tristian ketahuan."Katanya ... ini sih katanya ... mereka pisah gara-gara ada yang selingkuh." Rena berbisik.Jantungku berdegup kencang. Astaga! Aku sudah bilang pada Tristian agar tidak sering mengajakk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • GREET'S WILDEST DREAM   Shocking News

    Sepanjang minggu ini ada acara annual meeting kantor. Berbagai macam perlombaan di adakan, tiap divisi harus mengirimkan perwakilan. Aku hanya ikut di tim penggembira saja, lagipula aku tidak jago dalam bidang olahraga apapun. Aula KG sebesar setengah lapangan bola berubah menjadi tempat di adakannya lomba. Di bagian samping berjejer rapih berbagai tenda-tenda makanan mulai makanan dan minuman ringan hingga makanan berat. Semua karyawan dari tiap jajaran terlihat antusias. Aku melihat Tristian duduk bersama golongan Manager ke atas di dekat podium sebelah kanan. "Liat deh, Bu Luna sama Pak Tian keliatan normal-normal aja ya ..." sahut Ineke. "Mungkin yang tempo lalu cuma gosip kali." "Tapi mereka kan ga pernah dateng n pulang bareng. Aneh ga sih?" Aku hanya diam tidak mau mendengar berita apapun. Kadang orang itu hanya menebak-nebak, lalu berubah seolah jadi nyata karena perkataan dari mulut ke mulut yang tidak jelas. "Eeh!" Aya terpekik sambil menunjuk ke arah podium. Semua mat

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-03
  • GREET'S WILDEST DREAM   Believing

    Sebenarnya apa yang Mba Luna mau? Kenapa dia melakukan ini padaku? Apa dia sengaja ingin aku menduga bahwa kemungkinan itu anak Tristian? Atau memang itu anaknya Tristian?"Apa kamu tau apa yang pernah Tristian dan aku lakuin waktu malam saat dia membereskan barang-barangnya dari rumahku?"Aku menunduk sambil meremas tanganku. Hatiku porak poranda, rasanya seolah ada badai menghantam jantungku, memukulnya telak membuat aku sesak napas.Malam itu, malam saat Tristian tidak pulang, pria itu bilang dia memang menginap karena harus membereskan barang-barangnya. Tristian bilang Mba Luna menciumnya tapi dia tidak membalas. Tapi kenapa Mba Luna seolah berkata seolah terjadi hal lain saat itu?Aku memejamkan mata dan menarik napas. Aku tidak boleh langsung goyah hanya dengan perkataan Mba Luna. Aku kembali menatap wanita itu, baru kali ini aku melihat Mba Luna yang berantakan, matanya sembab, dia pasti habis menangis. Wajahnya sedikit pucat."Mba udah makan? Aku pesenin makanan ya ..." Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • GREET'S WILDEST DREAM   Luna's Honestly 1

    "Mm ... Mba ... udah bangun?" Pelukan kami terurai, aku merasa canggung, sedangkan Trinsian tetap memeluk pinggangku. "Ah, sorry ganggu kemesraan kalian. Aku ..." Wanita itu mengusap wajahnya, ada gurat kesedihan, dia pasti merasa tidak nyaman setelah melihat aku dan Tristian berpelukan seperti tadi. Tapi kemudian Mba Luna menatapku sambil tersenyum. "Selamat Greet, untuk pertunangan kalian." Aku sedikit heran dengan respon Mba Luna tidak kaget atau marah. Apa dia sudah tahu? "Thanks, Lun. So, kenapa kamu menghilang tadi? Aku sampai pusing ngedepin Mama kamu yang terus-terusan marah dan suru batalin perceraian kita. Terus siapa ayah dari bayi yang kamu kandung? Jelas itu bukan aku!" Tristian berkacak pinggang sambil menatap Mba Luna. "Ian ..." Aku menegurnya. Aku tahu Tristian pasti marah dan penasaran, aku juga begitu. Tapi Mba Luna pasti kelelahan, aku menduga dia kabur setelah pingsan tadi. Aku berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang. "Aku sama Ian ... maksudku Tian b

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • GREET'S WILDEST DREAM   Luna's Honestly 2

    Luna POV Lalu suara pintu terbuka membuat pria itu berhenti menciumku dan menoleh ke belakang, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi kemudian dia tertarik. Aku menjauh dari pintu terbuka itu, memeluk lututku dan menangis. Lalu aku terkejut saat pria lain menunduk dan mengulurkan tangannya. "C'mon!!" Aku gemetar tapi kemudian menyambut tangan itu dan membiarkan dia menarikku untuk berlari. Aku tidak tahu dimana barang-barangku. Sesaat sebelum menjauhi mobil pria hidung belang itu aku melihat Tommy sudah pingsan di dekat ban mobil. Napas kami berdua memburu saat kami sudah di tempat yang aman, didalam kamarnya. "Apa kamu sudah gila?” Keringat terlihat di tubuhnya, dia mengusap kasar wajahnya sambil menatapku marah. "Apa yang kamu pikirkan hah?! Apa kamu segitu putus asanya sampai melemparkan diri ke pria hidung belang seperti dia?” Tapi bukannya menyesal, aku malah merasa kesal dengan sikapnya itu. "Bukan urusanmu!! Lagipula siapa kamu bisa mengkritikku seperti itu?” teriakku mara

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • GREET'S WILDEST DREAM   Luna's Honestly 3

    Luna POV Aku seolah melihat peluang untuk dapat mewujudkan keinginan Mama, anak. Tiba-tiba Tristian bilang akan ke Bali, ada urusan kerja, tapi saat aku bertanya bolehkah aku ikut, sekilas wajahnya ragu, tapi dia mengijinkan. Aku amat sangat bersemangat, tapi rupanya ... Dengan nekat aku membeli beberapa pakaian seksi, mengenakannya saat Tristian masuk ke kamar kami. Tapi bukan wajah terpukau yang terlihat, pria itu malah marah. Kami bertengkar hebat malam itu. Aku yang sudah memutus urat malu, hanya mengenakan baju kurang bahan, malah mendapatkan kekecewaan. Tristian memang tidak mengatakan kata-kata kurang ajar, tapi egoku terluka. Ucapan jujur Tristian malah terdengar kejam. "Aku tidak akan pernah menyentuhmu, karena aku tidak mau menyakitimu." Harapanku hancur, aku berpikir mungkin jika aku bisa punya anak dari Tristian, pria itu akan membuka hatinya. Banyak orang bilang kalau pria manapun tidak akan menolak jika seorang wanita menyerahkan tubuhnya dengan sukarela. Tapi nampak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • GREET'S WILDEST DREAM   Her Mothers Accusation

    Greet POV Aku memijat pangkal hidungku. Telingaku terasa panas, aku sedang berbicara dengan Pierce di telepon. Aku bertanya tentang apa yang terjadi pada Luna dan dirinya, tapi pria itu malah berbalik bertanya. "Is there something wrong with Luna?" "Is she ask anything about me?" "Maaf aku tidak mengatakan apapun sama kamu karena kupikir itu bukan waktu uang tepat untuk cerita apa yang terjadi padaku dan Luna” "Pierce, you... Oh my God!" Aku merasa kurang tepat untuk memberitahukan tentang kehamilan mba Luna di telepon. "When are you coming back to Jakarta?" "Why? There's something wrong right?" Suara Pierce terdengar khawatir. "Just....come a.s.a.p Pierce..." Aku mengakhiri pembicaraan kami, membiarkan Pierce bertanya-tanya. Hanya itu satu-satunya cara aku bisa membuat dia kembali datang ke Jakarta secepatnya. Mba Luna melarangku untuk memberitahu apapun tentangnya ke Pierce, katanya dia akan bertanggung jawab sendirian, tapi aku tidak bisa membiarkannya begitu saja. Aku kelu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07

Bab terbaru

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 6 - The Twins

    Greet POVAku mendorong pintu tanpa peduli, meringsek masuk kedalam. Respon terkejut Laura saja membuatku semakin berpikir macam-macam."Kak Greet!!!" Perempuan muda itu menahan lenganku tapi tenagaku lebih kuat, ditambah emosiku yang meledak membuat dia oleng saat aku menyentak tanganku. Aku melangkah dan terbelalak saat melihat Tristian sedang berdiri tidak kalah terkejutnya dengan Laura saat melihatku. Dia berdiri didepan sebuah meja bundar dengan....Jordan???Sedang apa Jordan ada di sini juga??KENAPA DIA ADA DISINI???Sontak aku menutup mulut, mataku membulat, ingatanku terlempar ke kejadian dulu saat......Astaga!!!! Astaga!!!!!Aku langsung berbalik."Bee!!!"Aku berlari tidak menghiraukan suara Tristian yang memanggil namaku, mengabaikan situasi menegangkan yang entah apakah nanti akan ku sesali tapi jelas aku yakin, aku kembali masuk kedalam situasi kesalahpahaman seperti dulu.Pandanganku kabur saat mencari nomor kamar yang tadi kupesan, hanya itu tempat yang kupikirkan ag

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 5 - Got Caught

    Tristian POV"Gimana La? Udah ada hasilnya?". Tanyaku penuh harap."Belum ada Tian, aku udah ngarep banget padahal, tapi belum jelas keliatannya." Keluh Laura.Aku menghela napas "Ya udah sabar La.."Aku tidak ingin Laura merasa terbeban dengan permasalahanku, dia sudah bersedia membantu saja aku sudah merasa berterima kasih.Laura, teman dan juga salah satu arsitek dikantorku, perempuan baik tapi super bawel nan kepo. Sedikit banyak dia tahu mengenai rencanaku dan menawarkan diri untuk membantu. Kebetulan juga aku merasa kalau dia orang yang tepat untuk mewujudkan rencanaku. Rencana yang sudah lama terus mengiang di mimpiku, berniat untuk kujadikan nyata."Jangan nyerah La, aku percaya kalau udah rejekinya pasti dimudahkan. Aku sabar kok, tapi kita ga boleh berhenti berusaha ya..." Aku terkekeh pelan berusaha mencairkan suasana hati perempuan itu."Ya kesel aja, aku ga mau ngecewain kamu. Udah ngarep banget dari kemarin-kemarin dapet kabar baiknya. Dia mendengus."Hehe.. gitu aja nga

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 4 - Trying So Hard

    Aku tengah memasak, sebenarnya hanya menghangatkan masakan saja sih, kedua orangtua kami datang hari ini, kami berencana makan malam di apartemen kami. Tadi Tristian memesan masakan dari restoran milik Pierce, pria itu khusus memesan aneka menu istimewa. Tristian ingin merayakan keberhasilan program IVF kami, dengan kedua Mama dan Papa.Aku sedikit kewalahan saat kedua Mama datang dan langsung berebut memelukku. Mereka menangis terharu, begitu juga dengan kedua Papa yang saling berpelukan. Kami semua larut dalam kebahagiaan."Aku ambilin buah dulu di kulkas." Tristian menepuk bahuku kemudian bangkit berdiri. Aku tersenyum mengambil puding coklat saat ponsel Tristian bergetar dan menyala diatas meja.Pop-up message terlihat.📩 LauraTian!!!! Astaga Tiaaaan!!! Aku punya berita baik!!! Segera telp aku, aku udah ga sabar pengen kasih tau kamu. Please cepet hubungi aku!!! Aku udah ga sabar mau kasih tau soal rencana kita!"Aku tertegun membaca isi pesan itu. Dadaku kembali berdebar tidak

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 3 - Don't Wanna Lose Hope

    "Kamu yakin?" Tristian menatapku, duduk di meja dengan kedua tubuhnya condong ke arahku, kedua tanganku digenggam olehnya. Aku mengangguk. "Aku mau coba. Kita ga pernah tau kalau ga coba." Sahutku lirih sambil menahan rasa cemas takut Tristian menolak usulanku. Pria itu menghela napas sambil menegakkan tubuhnya. "Bee, aku udah bilang kan? Aku ga masalah kalau memang Tuhan ga kasih anak buat kita. Buat aku yang penting ada kamu dihidup aku. Kamu segalanya buat aku." Tristian menarikku berdiri dan mendekapku. Aku menggigit bibir menahan isakan. Berkali Tristian mengatakan itu, tapi aku tahu dalam hatinya pasti ada keinginan itu. Tiga tahun, entah apakah bisa di anggap waktu yang cukup atau belum untuk usaha yang kami lakukan agar mendapat momongan. Aku tahu walau Tristian sama sekali tidak pernah menuntut untuk segera memiliki anak, tapi kerinduan itu tetap menghantuiku. Anak angkatku, Pieter yang terlihat semakin lucu dan menggemaskan, tidak sepenuhnya dapat mengisi kekosonganku ak

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 2 - Becoming Godparent

    "Selamat pagi, Bapak dan Ibu Tristian Delmar. Silahkan." Seorang petugas maskapai penerbangan menyambut kami saat kami sampai di lobby Bandara Ngurah Rai. Rasanya aku harus terbiasa dengan panggilan baruku itu.Aku menatap ke arah pria itu yang terkekeh melihat wajah heranku. Dia sebenarnya mau mengajakku kemana sih?Kedua orangtua kami tidak mengatakan apapun. Mereka juga bilangnya tidak tahu apa-apa tentang kemana Tristian akan membawaku. Mama bahkan menangis haru saat aku hendak pergi dan bilang harus segera mengabari kalau sudah sampai di negara tujuan.Seorang rekan bisnis Papa Tjandra memberikan kartu debit dengan limit 100jt sebagai hadiah pernikahan kami. Lalu ada hadiah mobil, lalu voucher department store, lalu voucher belanja. Belum lagi 'amplop' yang langsung di transfer ke rekeningku dan Tristian, entah darimana mereka tahu, aku belum mengecek siapa saja yang mengirimkan angpao itu.Wanita itu mengantar kami ke VIP lounge, menyediakan minuman dan makanan kecil lalu menyur

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 1 - Becoming Mrs. Delmar

    Aku menarik napas dan memejamkan mata saat ci Kanika, MUA professional langganan Mama Ivon sedang me'retouch wajahku. Rasanya mataku mengantuk, saat kuas ringannya menyapu bagian mata, aku serasa di usap-usap nina bobo. Sudah 5 jam sejak aku berpenampilan bak putri kerajaan. Ternyata seperti ini rasanya menjadi ratu semalam. Jadi pusat perhatian, semua mata memandang dan terpukau, seolah hanya aku satu-satunya yang bisa mereka pandang. Haha. Berlebihan sekali aku menggambarkannya.Hari ini, tepat dua minggu setelah Tristian melamarku untuk yang kesekian kalinya, kami menikah. Satu jam lalu aku dan Tristian mengikat janji seumur hidup disaksikan Pendeta dan keluarga kami. Aku menangis haru, untung makeupnya waterproof semua, aman tidak merubah wajahku seperti zombie. Hihi.Dan sekarang kami bersiap untuk pestanya. Tadi saat pemberkatan rambutku di sanggul, sekarang aku minta untuk menggerainya agar terlihat lebih santai. Ci Kanika membuatnya gelombang acak terlihat elegan tapi natural.

  • GREET'S WILDEST DREAM   I'm Already Yours

    Tristian memutar tubuhku ke segala arah. "Kamu tadi nungguin aku pake baju ini?!" Tanpa ragu dia meraba dadaku, matanya semakin terbuka lebar meneliti bagian lainnya."Astaga Bee!! Sadar ga sih kamu kalau Jordan bisa lihat..."Aku kembali menarik kerah kemejanya, melumat bibirnya, tidak membiarkan dia bicara lagi. Sumpah aku tidak sabar agar dia berhenti bicara dan melakukan apa yang sudah semenjak kemarin terbayang di otakku.Tristian seolah ingin menahan bahuku, tapi aku malah menarik tengkuknya dan memiringkan kepalaku agar lidahku bisa masuk lebih dalam. Pria itu sedikit tercengang dengan apa yang aku lakukan, tapi lima detik kemudian Tristian membalas ciumanku.Napas kami terengah seiring ciuman yang tidak berhenti. Aku menariknya ke kamar, dia terus menyentuh tubuhku dimanapun. Aku melepas jas dan kemejanya sedikit tergesa, dia tidak melakukan apapun selain menangkup kepalaku agar ciuman kami tidak terputus.Tanganku mengarah ke ban pinggangnya membuat Tristian menahan napasnya.

  • GREET'S WILDEST DREAM   UnMissunderstanding

    Greet POV"Bee!!""BEE!!"Aku menghapus airmataku, hancur perasaanku. Tristian selingkuh! Aku tidak percaya dia bisa melakukan itu."Bee, buka pintunya! Ini aku! Kamu salah paham Bee.. tadi bukan aku yang... arggh!! Buka Bee, dengerin penjelasanku!!"Apa katanya? Salah paham? Dia kira aku bodoh tidak mengenali siluet tubuh pria itu? Memangnya dua bulan tidak bertemu membuat dia berubah begitu saja jadi gendut misalnya?Apa dia berusaha mengelabuiku? Aku tahu aku pernah berpikiran konyol kalau Tristian lebih baik mencari wanita sempurna lain, tapi aku tidak menyangka dengan cara seperti ini.Tapi aku harus tahu yang sebenarnya, emosi dan amarahku sudah memuncak. Aku mengusap airmataku yang turun lagi kemudian melangkah membuka pintu.Terlihatlah wajah pria itu yang terkejut, setengah senang setengah tidak percaya. Tapi bukan saatnya sekarang aku beramah tamah dengannya. Tanpa ragu tanganku melayang ke arah pipinya.PLAKK!!!Dadaku naik turun menahan amarah, begitu juga dengan pria di d

  • GREET'S WILDEST DREAM   Is She Really Here?

    Tristian POVLaura menghampiri dan mengecup pipiku. "Siap!" Lalu mata wanita itu naik turun mengamati pakaianku. "Resmi banget pake bajunya, Pak!" Sindirnya.Aku tersenyum simpul. "Kamu yang kelewat sexy, mau blind date emang?" Balasku sambil menutup pintunya.Dia tergelak saat aku duduk di kursi pengemudi. "Kali aja ada yang nyangkut." Sahutnya.Aku tertawa lalu melajukan kendaraanku ke arah hotel untuk jamuan makan malam yang pastinya membosankan."Untung aku berangkat sama kamu, jadi ga bakal bosan deh nanti.." Ucapnya membuatku tercenung sesaat. Kenapa pikirannya bisa sama?Hmmm, aku harap juga demikian deh kalau dia sepikiran denganku.***Baru dua gelas scotch yang aku nikmati, setelah makan malam, kami dipersilahkan untuk menikmati pesta yang di adakan pemilik hotel mewah itu. Benar saja, aku sudah merasa bosan padahal belum dua jam aku disini. Entah mengapa aku merasa lelah dan ingin beristirahat. Laura terlihat sedang membaur, gadis itu pintar bergaul dengan yang lebih tua da

DMCA.com Protection Status