Home / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pernikahan Yang Sempurna: Chapter 121 - Chapter 130

140 Chapters

|121|. Salah Paham

Malam harinya, Pasha mengambil alih dapur. Mengeluarkan beberapa bahan masak yang ada di kulkas, lalu ia mengenakan celemek siap untuk memasak.Seorang koki wanita dengan badan sedikit berisi dan taksiran usia empat puluhan itu pun, buru-buru mendatangi Pasha, "Perkenalkan pak, saya Dina. Saya koki di mansion ini. Katakan saja pada saya apa yang ingin anda makan, biar saya yang akan memasaknya untuk anda" Ucapnya, nada suaranya terdengar gugup dan ekspresi wajahnya sedikit terlihat takut. Itu adalah malam pertama ia bekerja di mansion dan telah mendengar bagaimana rumor yang beredar tentang tuannya yang apatis dan bengis."Kamu koki yang baru saja bekerja di sini?" Tanya Pasha. Ia memang telah menyuruh Erna untuk mencari seorang koki wanita berpengalaman untuk bekerja di mansion."I-iya Pak""Untuk sekarang tugas mu cukup memasak untuk para pelayan dan pekerja di mansion. Jika kamu memerlukan beberapa anak buah untuk membantumu, kamu dapat memperkejakan mereka. Tapi beritahu Erna terl
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

|122|. Ciuman Di Bawah Rembulan

"Entahlah" Pasha tampak mengedikkan bahunya."Mungkin karena rasa tanggungjawab""Rasa tanggung jawab?" Sepasang alis Hana bertaut heran."Ya. Jadi begini, Elisabeth adalah kucing kesayangan mamaku. Tapi semenjak mama pergi ke Prancis dan tidak kunjung kembali, Elisabeth ditinggal begitu saja tak terurus. Persis seperti diriku. Padahal kami berdua masih membutuhkan kasih sayangnya" Ucap Pasha, sambil memandangi kucing Persia putih yang tengah tertidur pulas di dalam kandang.Mata dinginnya yang selalu nya gelap dan tak berperasaan, tapi saat itu terlihat redup dengan jejak kesedihan.Hana tercenung sejenak. Menatap tubuh tegap suaminya yang kokoh, ternyata menyimpan jejak kerapuhan dari dalam. Pasha kemudian menoleh kearah Hana dan berkata, "Itu kenapa aku memutuskan untuk merawatnya dan entah bagaimana, perlahan itu berubah menjadi rasa tanggung jawab yang ku terhadapnya. Lalu berjalannya waktu, Elisabeth pun mulai menjadi suatu hal yang berharga bagiku dan itu terjadi begitu saja"
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

|123|. Gairah Yang Menggebu

Menyikapi tiap tatapan pelayan yang tertuju kearahnya yang sedang menggendong Hana itu, Pasha hanya acuh saja. Ia terus saja berjalan ke depan dan melewati mereka dengan wajah dinginnya yang tanpa ekspresi.Berbeda dengan Pasha yang cuek, Hana justru merasa malu menjadi tontonan para pelayan. Ia langsung menyembunyikan wajahnya dengan menenggelamkannya di dada bidang Pasha.Melihat perbuatan istrinya itu, Pasha menyungging senyum kecil di bibir.Setelah Pasha dan Hana lenyap dari pandangan mereka. Para pelayan itu tak dapat menahannya lagi. Mereka menjerit histeris, menyerukan betapa manisnya cara Pasha memperlakukan istri kecilnya. "Ahh, kalian lihat itu..pak Pasha sungguh romantis sekali""Kyaa..aku gak tahan melihat romansa mereka""Benar sekali. Lihatlah bagaimana sikap dingin Pak Pasha yang nyaris menyaingi es batu ketika berhadapan dengan orang-orang disekitarnya, tapi begitu dengan istrinya, sifat es batu nya itu langsung saja mencair."Ah, aku jadi iri dengan nyonya Hana"Kar
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

|124|. Membujuk Suami

"Aku tidak ingin mengambil resiko" Setelah mengatakan itu, Pasha langsung menjauh dari Hana dan pergi ke kamar mandi.Tidak berapa menit kemudian, terdengar suara air dari dalam. Hana perlahan bangun dan menurunkan piyamanya yang tadi disingkap Pasha. Kemudian ia merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat ciuman menggelora barusan.Hana meraba bibirnya dan mendapati itu sedikit membengkak. Membayangkan ciuman panas tadi, hawa panas menjalari kedua pipinya.Hana merebahkan tubuhnya di bawah selimut. Tak berapa lama kemudian, ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Tampak Pasha berjalan keluar dengan handuk dilehernya."Bapak baru saja mandi lagi?""Hem""A-apa sampai harus seperti itu?" Tanya Hana dengan polosnya.Pasha menghela nafas berat."Aku perlu mandi air dingin untuk mendinginkan tubuh ku yang memanas karena mu" Kemudian Pasha merebahkan diri di samping Hana. Melipat lengannya dibawah kepala sebagai alas, ia memandang Hana dengan wajah serius, "Lain kali jangan
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

|125|. Tiap Lima Menit Sekali

"Baiklah, kalau begitu hati-hati. Ingat mengirimkan pesan padaku tiap sepuluh menit sekali""Apaa?" Setiap sepuluh menit sekali, yang benar saja?Tepat ketika Hana akan membuka mulutnya, menyatakan keberatannya, tapi Pasha sudah lebih dulu memasang senyum penuh ultimatum. Menegaskan ia tidak menerima penolakan. Hana menatapnya dengan perasaan tertekan dan tak berdaya, "Baik, Hana akan mengingatnya"Pasha tersenyum puas. Lalu ia mengambil dompet kulitnya dan mengeluarkan sebuah benda pipih yang langsung ia berikan pada Hana."Ambil ini""Ini.." Hana mengambilnya ragu-ragu."Belilah apapun yang kamu mau dengan itu. Tidak perlu ragu, uang yang tersimpan di dalam sini ku hasilkan dari cara yang halal""Baik, terimakasih pak" Hana mengecup pipi Pasha dan pergi.Selepas kepergian istrinya itu. Pasha terdiam sejenak. Tiba-tiba ia merasa mengganjal dengan sesuatu tapi ia tidak tau apa kiranya itu. Tapi setelah memikirkannya cukup lama."Pak?""Pak Pasha?"Jika dipikir-pikir panggilan itu s
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

|126|. Hana Mengidam

"Memangnya dia kira kamu tidak punya pekerjaan lain apa?"Hana memasang senyum tak berdaya."Pak Pasha memang begitu kak, terlalu protektif berlebihan sama Hana""Tapi ini bukan berlebihan lagi, tapi udah fanatik banget. Yang benar saja, tiap lima menit sekali? Seperti kita tidak punya pekerjaan lain saja. Kalau kakak punya pasangan kaya gitu, udah jauh-jauh hari kakak minta putus karena gak tahan"Keira memandangi ekspresi Hana yang seolah sudah terbiasa dengan itu, berujar, "Memangnya kamu gak lelah Han? Sama sikap suami kamu yang kaya gitu?"Hana tersenyum kecil, "Entah lah kak, mungkin udah terbiasa kali ya. Jadi ya gitu. Yah walaupun suka gak habis pikir juga sih""Haa, syukur istrinya 'pangeran dingin' itu kamu Han. Kalau wanita lain, mungkin udah dari kemarin-kemarin minta cerai karena gak sanggup"Hana tergelak kecil sebagai respon.Mungkin Keira benar, jika itu wanita lain, pasti sudah lama melarikan diri dari sikap protektif dan posesif Pasha yang terkadang bisa sangat menak
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

|127|. Bermain Ke Mansion

Tepat sebelum tidur, sebagaimana kesepakatan pagi hari tadi. Pasha sudah duduk manis di atas ranjang, menanti ciuman dua puluh kali di bibir dari Hana.Sedangkan Hana baru saja selesai menyisir rambutnya. Ia meletakkan sisir di atas meja rias dan bergegas pergi menghampiri ranjang."Bukan mengecup, tapi mencium" Amaran Pasha tepat sebelum Hana akan mencium bibirnya. "Iya, Hana tau""Harus seperti tadi pagi""En, Hana mengerti"Hana mengalungkan tangannya di leher Pasha, memejamkan matanya dan mulai mencium bibir Pasha. Ia membuka mulutnya dan menarik Pasha dalam permainannya yang masih kaku.Biar begitu, Pasha menikmatinya dengan sabar. Malam masih panjang, jadi tidak perlu terburu-buru.Setelah beberapa menit kemudian tautan bibir mereka terlepas, Hana mengumpulkan oksigen sekitar dan berkata dengan bulu matanya yang berkibar malu, "Sekali"Lalu Hana mencium Pasha lagi. Proses tersebut pun terus berulang hingga pada yang ke sepuluh kali. Hana mendapati bibirnya seperti sudah mati r
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

|128|. Budak Cinta

Kedatangannya langsung membuat ketiganya antusias."Wah mbak Dina, kue keringnya lucu-lucu banget.." Tukas Chaca, memandangi kue-kue itu ada yang berbentuk anak ayam bewarna kuning, Doraemon dan bahkan hello Kitty"Hehe iya dong, imut macam nona Chaca""Ahh, mbak Dina! Chaca kan jadi baper nih karena dikatain imut"Koki Dina hanya terkekeh. "Wah, rasanya pasti enak nih, secara koki Dina kan koki bintang lima" Seru Miftah."Ah, nona Miftah bisa saja" Karena Chaca dan Miftah sudah beberapa kali datang ke mansion, tentu mereka sudah mengenal beberapa pekerja di mansion itu, termasuk salah satunya Kepala koki Dina. "Yasudah kalau begitu saya permisi dulu ya""Iya, makasih banyak ya mbak Dina" Seru Miftah, Chaca dan Hana serentak."Iya sama-sama"Koki Dina bersama dua koki lainnya pun pergi.Chaca langsung mencomot salah satu kue kering itu dengan karakter Doraemon dan memakannya sambil menonton. Begitupun dengan Miftah yang sudah habis satu dan mengambil yang lain. Sedangkan Hana hany
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

|129|. Pendamping Hidup

"Kamu sebenarnya tidak perlu sampai berucap terimakasih seperti ini. Saya hanya melakukan hal yang sewajarnya. Karena saya juga seorang kakak dan punya adik, tentu saja saya mengerti bagaimana pikiran dan posisi mu"Eman sudah duduk disebuah cafe bersama salah seorang putri konglomerat yang tersohor di kota Z. Seorang wanita energik, pemimpin perusahaan muda dan sangat dielu-elukan karena prestasi dan pemikiran bisnisnya yang selalu saja berhasil menggaet kepercayaan para investor.Ratna menyesap sedikit cangkir cappucino hangat miliknya dan meletakkannya di meja. Lalu ia tampak mengukir senyum anggun di bibir, "Meskipun menurut pak Eman itu adalah suatu hal yang sewajarnya anda lakukan karena menimang status kita yang sama-sama seorang kakak, tapi tetap saja saya sangat berterimakasih"Eman mengangguk saja. Ia mengambil segelas americano dingin miliknya dan meminumnya seteguk."Omong-omong, apa pak Eman masih lajang?"Pertanyaan itu membuat sepasang mata Eman mengerjap-ngerjap, "Ya"
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more

|130|. Panggil Nama Saja

"Ya tetap saja, perut kamu sudah sebesar ini, dengan tubuh mu yang sekecil ini, bagaimana saya bisa berhenti khawatir" Ucap Pasha, tangannya terulur ke depan, mengusap perut besar Hana yang tak lama lagi akan memasuki usia delapan bulan.Hana tersenyum menyikapi itu. Ia menoleh ke samping dan mengecup pipi Pasha. Kebetulan kepala suaminya itu sedang bergelantungan manja di atas pundaknya."Khawatir nya bapak terlalu berlebihan. Saya gak selemah itu kok"Pasha menghembuskan nafas kasar, "Hana""Ya""Mau sampai kapan kamu panggil saya pak?""Memangnya kenapa? Bapak gak suka?"Hana meletakkan gembor yang tak lagi berisi air itu di atas meja dan berbalik menghadap suaminya."Tidak"Hana mengalungkan tangannya manja di leher Pasha, "Terus bapak maunya saya panggil apa?""Panggil nama saya saja"Sepasang mata Hana berkedip-kedip, ,"Mana bisa, gak sopan dong. Pak Pasha kan lebih tua dari Hana"Sepasang mata Pasha menyusut tak senang.Hana menghela nafas pelan. Mungkin tidak ada masalahnya ia
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status