Home / Romansa / Ketika Istriku Mulai Membangkang / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Ketika Istriku Mulai Membangkang: Chapter 121 - Chapter 130

153 Chapters

Bab 121

Dengan gontai Yoga dan ibunya menurunkan barang-barang di depan rumah ibunya.Tidak banyak terjadi obrolan di antara mereka. Mereka kebanyakan diam.Bu Lasmi terduduk lesu. Tak nampak adanya semangat padanya."Yoga, sudah seharusnya kamu berterima kasih pada Melisa! Seandainya saja tadi Melisa nggak kirimin kita uang, mana bisa kita membawa barang-barang kita kemari." ujar Bu Lasmi.Yoga diam membisu. Cukup mengerti apa yang dimaksudkan sang ibu."Iya Bu, aku cukup merasa berterima kasih sama Melisa." tanggap Yoga dengan pandangan mata menatap kosong ke arah langit yang membiru."Ibu mau kamu bukan hanya bisa berterima kasih sama adik kamu. Tapi tolong berusahalah Yoga, Ibu gak ingin dan nggak sanggup lagi untuk hidup kayak gini. Terlalu menderita rasanya. Kamu yang sebagai anak laki-laki, masa menghidupi seorang ibu dan seorang adik aja kagak mampu. Kami hanya berdua Yoga. Tanggung jawabmu cuma kami. Kenapa kamu jadi sesulit ini untuk membahagiakan kami?" Bu Lasmi kembali berkata den
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

Bab 122

"Jangan pernah ya kamu ngebanding-bandingin ibu sama Lia. Mantan istri kamu tuh pasti punya simpanan lain biar bisa cukup. Hasil dia jual diri kali. Secara ya nggak mungkin dia bisa mengatur uang tujuh ratus ribu selama sebulan. Kamu mikir nggak Yoga, buat listrik sama air aja uang lima ratus ribu sebulan itu kurang. Nah dua ratusnya emang cukup buat makan? Dengkulmu!" Bu Lasmi benar-benar tak terima jika dirinya dibanding-bandingkan dengan Lia.Jika mengingat Lia, maka ada rasa cemburu terbersit di hati wanita paruh baya tersebut. Dari dulu ia selalu menganggap Lia adalah sebagai saingan. Sehingga ia tak pernah membiarkan Yoga memberikan perhatian lebih pada Lia melebihi perhatian pada Bu Lasmi sendiri."Ingat Yoga, kamu tuh ya hidup sama Lia baru beangsung selama lima tahun. Sedangkan ibu sudah membesarkan kamu dari kecil hingga besar selama berpuluh-puluh tahun. Kok tega kamu bandingin ibumu yang udah melahirkan dan membesarkan kamu dari kecil, sama wanita yang baru aja nemenin hi
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

Bab 123

"Mel, Kakak bisa pinjem duit kamu sebentar nggak?" ujar Yoga.Melisa uang saat itu tengah menghadap ke cermin besar, menoleh ke arah kakaknya."Pinjem duit buat apa emangnya, Kak?"Gadis itu bertanya."Melisa, kasih aja kakakmu. Dia lagi butuh uang sekarang." Bu Lasmi ikut menimpali."Iya, tapi buat apa, Bu?Kok pinjemnya sama aku?" Melusa cemberut."Buat perjuangin aset." Bu Lasmi menjawab sedikit keras. "Aset? Aset apaan sih yang dibicarain sama kalian?""Haduh...! Nggak usah rewel gitu, Mel. Pokoknya kamu kasih pinjam aja deh tuh duit sama kakak kamu! Ntar kalo kakakmu berhasil, kita-kita semua akan menikmati hasilnya." imbuh Bu Lasmi."Iya, tapi pertanyaannya aset apa yang kalian bicarain? Kok aku jadi bingung gini. Main rahasia-rahasiaan segala." celetuk Melisa."Sini kamu! biar Ibu jelasin." Bu Lasmi mengisyaratkan pada Melisa untuk mendekat. Melisa menurut.Mulailah Bu Lasmi menjelaskan maksud dan rencananya bersama Yoga. Melisa mendengar rencana keduanya dengan mengangguk-
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 124

"Pak, Bapak beneran nggak bohong kan kalau mantan mertuaku punya rumah di Banjarmasin?" Yoga bertanya."Iya bener lah. Masa aku bohong.""Lalu, kalau begitu ini rumahnya siapa? Bukannya orang tuanya Lia hanya punya rumah ini? Setahuku mah begitu." Yoga berkata dengan serius.Entah mengapa,hari ini Yoga merasa mendapatkan banyak informasi-informasi yang tidak terduga sama sekali sebelumnya.Yoga serasa tak percaya, bagai mimpi di siang bolong mendengar berita besar seperti ini."Ini kan rumah yang dulu dikhususkan oleh Pak Edwin Hernando dan Bu Aleena khusus buat Mbak Lia kuliah. Karena Mbak Lia kuliahnya di Jakarta. Sedangkan kediaman asli mereka yang di Banjarmasin. Aku aja kemarin ikut mereka ke Banjarmasin dan ikut bekerja di perkebunan mereka. Tapi sekarang aku dipindahin kemari. Tapi saya nggak masalah kok. Mereka semua orang-orang baik." dengan jujur Pak satpam bercerita."Pak, jujur saja! Bapak Nggak bohong kan?" Yoga kembali mengulang bertanya seserius mungkin."Astaga! Mana
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 125

"Aku kadang nyesel, Pak," setitik air mata juga terjatuh. Membuat yang mendengarnya semakin iba."Nyesel kenapa, Nak?" simpati dari satpam semakin bisa Yoga rasakan."Aku nyesel banget sebab dulu nggak bisa ngebahagiain Lia. Mungkin ... mungkin itu sebabnya Lia pergi ninggalin aku, dia yang menggugat cerai aku, karena aku orang gak punya. Padahal Pak, aku udah berusaha sekuat tenaga buat ngebahagiain dia. Buat ngecukupin kebutuhan dia, dan juga anakku." tatapan Yoga menerawang jauh.Ucapan tersebut terdengar lirih dan patut untuk di kasihani. Satpam itu menepuk pundak Yoga, dengan niat untuk menenangkan hati Yoga."Kamu yang sabar, Nak. Kehidupan ini pasti punya ujian tersendiri. Saga yakin kamu pasti bisa menghadapinya, kok. Saya yakin jika memang kalian udah ditakdirkan untuk berpisah, itu udah jalan takdir yang terbaik. Sebaiknya kita harus Sabar menghadapinya, Nak. Saya juga yakin Lia mengambil keputusan itu pasti ada pertimbangan tersendiri." "Pasti pertimbangannya karena aku o
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

Bab 126

Yoga melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Sudah menjelang sore."Pak, kenapa jam segini Lia belum juga pulang, ya? Apa harus aku jemput ajah dia ke toko?" ujar Yoga yang gelisah. Sebab sudah terlalu lama ia menunggu. Namun Lia tak kunjung pulang."Hmm... sebentar, biar aku tanya dulu sama Mbak Lia. Emang sih biasanya dia pulangnya lama. Tunggu sebentar ya!"Pak satpam mengotak-atik ponsel.Beberapa saat terlihat satpam berbincang-bincang dengan seseorang di telepon genggam.Tidak berapa lama mereka menghentikan obrolan."Maaf, Nak Yoga. Sepertinya Lia akan pulang malam hari. Sebaiknya besok aja kamu datang lagi kemari. Kalo kamu nunggu juga percuma. Seperti biasa, Mbak Lia nggak akan mau menerima tamu pada waktu malam. Aalagi tamu laki-laki."Yoga menghela nafas kecewa. Terpaksa pertemuan yang ia impi-impikan bersama Lia hari ini tertunda.Ada rasa kesal dan marah.Namun Yoga tak punya pilihan lain. Ia sadar betul bagaimana posisinya saat ini. Ingin rasanya Yoga mengubungi Lia
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Bab 127

"Hm... Memangnya laki-laki itu datang ke sini dia bilang apa aja Pak?" Lia bertanya memancing."Bapak emang nggak bisa meniru apapun yang dia katakan tadi. Nah tapi bapak bisa jelasin sama kamu kalau dari tampang wajahnya, kayaknya dia memang sangat merindukan Chika, putri kalian. Bahkan di hadapan Bapak sendiri Yoga menangis. Jujur saja, Bapak yang juga sebagai seorang ayah merasa tersentuh dan iba melihat keadaan dia. Dia bilang udah lama ia merindukan Chika. Dan ia bilang nyesel udah cerai sama kamu."Lia diam menyimak cerita dari Pak Suryo. Dalam diamnya Lia menyimpulkan, Yoga tidak mungkin bersungguh-sungguh dalam ucapannya."Terus dia bilang apa lagi, Pak?""Dia bilang kalo dia nggak rela melihat Chika hidup menderita atau jadi korban broken home karena perceraian kalian. Tadi juga dia udah mengakui kalau mungkin aja kamu ngegugat cerai dia karena kesalahannya sendiri. Terus dia bicara merendahkan diri sama Bapak. Dia bilang emang dia orang gak punya dan enggak pantas buat hidu
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Bab 128

"Iya Pak Suryo, aku percaya sama cerita Pak Suryo. Aku tahu pak Suryo nggak bohong.""Tapi Pak, sebaiknya sebelum menyimpulkan sesuatu sudah seharusnya kita lihat dulu baik-baik fakta yang ada di belakangnya. Aku sama sekali nggak mencegah Bapak buat percaya sama tuh orang. Maksudku Yoga. Bapak boleh saja percaya sama dia.""Tapi aku tetap pesen kan sama Bapak dan Bu Aini untuk selalu hati-hati sama orang-orang seperti Yoga. Sebab Pak, tidak semua mulut itu berkata jujur. Tidak semua kata-kata yang diucapkan adalah sebuah kebenaran. Bisa saja itu cuma sebuah sandiwara ajah.""Percaya sih boleh, tapi jangan sepenuhnya. Banyak cara yang bisa orang jahat lakuin buat ngedapetin apa yang mereka mau. Terkadang orang yang kita sangka ikhlas malah sebaliknya, ada yang kita kira ucapannya itu benar, kelihatan meyakinkan, tapi pada kenyataannya itu cuma sebuah kebohongan."Pak Surya dan Bu Aini diam. Dua orang itu tahu jika Lia memang tak pernah gegabah. Selalu terlihat hati-hati."Satu lagi, P
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Bab 129

Lia mendengus. Mengapa hari ini tiba-tiba Yoga mengatakan orang tua Lia adalah orang tuanya juga? Bukankah sebelumnya Yoga tidak pernah berkata demikian, bahkan untuk bicara saja kepada orang tua Lia Yoga selalu menolak.Nampak sekali jika ucapan Yoga hanyalah bualan Semata."Cukup katakan saja apa yang ingin kamu tanyain sama aku hari ini, Yoga! Nggak perlu baanyak berte-tela. Sebab aku nggak punya cukup waktu. Aku ingin kerja." ujar Lia terdengar terburu-buru."Tolonglah Lia, kamu nggak usah terburu-buru gini. Aku perlu bicara serius sama kamu. Ada yang harus kita bahas. Semua demi masa depan kita. Masa depan aku, kamu, dan juga Chika anak kita." tutur Yoga."Yoga, sayangnya aku nggak perlu ngebahas apapun terkait masa depan sama kamu. Karena aku udah punya masa depanku sendiri. Kalau kamu pengen bicara soal masa depan, kamu bisa membicarakannya sama Riana. Kamu salah jika ingin pengen obrolin itu sama aku. Masa depan aku bukan di kamu. Begitu juga sama masa depan anak aku." Ucap
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more

Bab 130

Serta merta Yoga mendekat. Tangannya bermaksud untuk memegang kedua lutut lia. Namun dengan tak kalah cepat Lia segera menepis sentuhan tangan dari laki-laki yang sudah terlanjur banyak menyakiti hatinya tersebut.Akhirnya, Yoga memilih untuk duduk dengan bersanggah pada kedua lututnya sendiri."Lia aku minta maaf, sungguh minta maaf yang sebesar-besarnya jika dulu pernah bilang sama kamu kalau jika bukan anakku. Tapi asalkan kamu tahu, semua itu aku katakan tidaklah bersungguh-sungguh. Itu semua tidak terucap dari hati. Percayalah, Lia! Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu? Aku tahu bener gimana sakit hati kamu sama aku. Aku maklum kamu benci sama aku karena aku udah nikahin Riana. Tapi aku jujur sama kamu Lia aku nikahin Riana Itu nggak sengaja, bukan maksud dari hati aku buat menikahi wanita kayak gitu. Aku sadar benar kalau kamu jauh lebih baik daripada Riana. Aku nyesel nikahin dia." Yoga menundukkan kepala dengan keadaan bersimpar di hadapan dia."Yoga, aku udah denger dari t
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status