Home / Rumah Tangga / Suami yang Tak Diinginkan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 81 - Chapter 90

305 Chapters

81. Lilis Menyerahkan Alan.

"Kamu secara nggak langsung mau ceraikan aku dan Hendra?" ucap Lilis, dia tersenyum bengis. "Kalo menurut kamu syarat itu udah wow banget, kamu salah, Juwita. Tanpa kamu pun, aku juga bakal ceraikan Hendra!" Toh, Lilis dan Steve akan menikah, dan dia memang butuh surat cerai. Kenapa Juwita capek-capek membuat syarat seperti itu? Ada-ada saja perempuan tolol itu! "Tapi omong-omong, kalo nanti Hendra yang datang mengemis padaku, kamu bisa apa?" tantang Lilis dengan gayanya yang sombong. "Aku juga nggak butuh dia lagi, tapi lain cerita kalo Hendra sendiri yang mau sama aku. Ya aku nggak mungkin sia-siakan uang yang datang, dong," lanjut Lilis sombong. "Dan lagi, perjanjian ini tidak boleh diketahui oleh Hendra." Juwita sempat terpengaruh oleh ucapan Lilis yang berkata Hendra akan datang padanya, setelah lima tahun nanti. Tapi dia menahan diri untuk tidak membahasnya. "Maksud kamu, ini rahasia kita berdua?" Lilis tertawa mengejek. "Tentu saja, adik maduku... Hendra memang tidak harus
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

82. Papa Merindukanmu, Nak.

"Lis, kamu benaran jual Alan?" Ratna masih penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Dia hanya dengar sebagian perbincangan anaknya dengan perempuan yang menjadi istri kedua Hendr itu. "Ya beneran dong, Bu." Ratna membelalakkan matanya. "Gila kamu, Lis? Itu tindakan kriminal tau, nggak?" Lilis tidak begitu peduli, justru membalas ibunya dengan kalimat yang tak kalah memojokkan. "Lagian Ibu juga nggak mau direpotkan sama Alan, kan? Ibu mau uang, ya udah jangan banyak tanya!" "Tapi, Lis, itu tindakan kriminal! Gimana kalo perempuan itu laporkan kamu ke penjara?" Siapa yang peduli itu tindak kriminal? Toh, Juwi juga terlibat. Dia sendiri yang memberikan uang untuk membeli Alan. Selain itu, Juwita tidak mungkin mau dipandang buruk oleh Hendra karena sudah membeli Alan. "Udah jangan banyak protes, aku mau cairkan cek ini dulu. Ibu tunggu aja, nanti aku kasih bagian Ibu." Lilis ditemani Steve langsung meninggalkan rumah sakit. Keduanya pergi menuju bank terdekat untuk menguangkan cek i
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

83. Nasib Menjadi Istri Kedua.

Hendra terdiam, dia tidak membantah ucapan istrinya sama sekali. Juwita benar, dia harus pulih agar bisa pulang dan bercengkrama dengan Alan. Sementara Juwita merasa iba melihat Hendra yang sangat berharap. Dia pun berpikir bagaimana caranya agar Hendra dan Alan bisa bersama. "Tapi aku bakal bicara sama dokternya," ucap Juwi, yang membuat Hendra sedikit bingung. "Maksudnya, Wi?" "Jangan banyak pikiran, biar aku yang atur. "Papa!" Suara Alan mengalihkan perhatian mereka berdua. Hendra segera melihat wajah anak laki-lakinya yang sudah lama tidak bertemu. "Ya, Sayang? Kenapa?" sahut Hendra, dia menyentuh wajah anak itu dengan lembut. Hendra sangat senang, meski tadi Alan sempat bingung melihatnya, sekarang akhirnya anak itu bisa mengenal wajah papanya. "Papa di sini sama Alan, jangan takut lagi, ya?" Mungkin anak itu memang ketakutan karena terlalu sering diajak berpindah tempat. Diberikan dari tangan ke tangan, tanpa adanya peran orang tua di sisinya. Sebab itu Alan sempat takut
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

84. Dasar Anak Durhaka!

Hendra masih sakit dan anaknya sudah tak lagi bersama dengan Lilis. Tapi, tidak sedikit pun penyesalan di dalam hati Lilis setelah menjual putranya. Melihat nominal di rekeningnya yang semakin bertambah, sudah membuat perempuan itu lupa segalanya. Steve yang setia menemani Lilis pun tertawa saat mereka keluar dari bank. "Gimana, Babe? Saran aku keren, kan?" kata Steve penuh rasa bangga. Lilis memeluk tangan lelaki itu, bermanja pada pacarnya. "Iya, dong... makanya aku cinta banget sama kamu, Steve, karena kamu itu memang sangat-sangat brilliant!" "Masa?" "Tentu aja, Sayang. Kamu sangat berbeda dengan Hendra yang dungunya nggak ketulungan. Aku heran kenapa dia bego begitu, sih? Udah punya istri kaya raya, bukannya dimanfaatkan untuk senangin anak istri. Ya udah deh, aku milih kamu daripada dia," ceracau Lilis cepat. Dia kesal setiap kali ingat pada Hendra, lelaki itu akan beralasan tidak punya uang jika Lilis meminta. Lantas, untuk apa dia menikah dengan Juwita kalau tak bisa mem
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

85. Mama!

Juwita membantu Hendra berbaring di atas ranjang, setelah baru saja dia menyuapi suaminya itu makan. Sejak mereka pulang ke rumah, Juwita yang mengurus segalanya tentang Hendra. Tidak sedikit pun Juwita lengah pada tugasnya sebagai istri. Baru saja selesai dengan Hendra, Alan sudah datang tergopoh-gopoh. Kakinya belum terlalu kuat berjalan, sehingga terlihat seperti mainan robot yang bisa berjalan. Juwita tersenyum kala Alan mengangkat sebelah tangan padanya. "Ma-ma!" seru Alan, membuat Juwi terdiam. Apakah anak itu baru saja memanggil Juwi dengan sebutan mama? Dia dan Hendra saling menatap sekilas, keduanya terdiam. "Ma-ma, cu-cu!" Alan kembali bicara, dan Juwita refleks berlari padanya. "Apa, Sayang, susu?" tanya Juwi memastikan. Alan mengangguk dan sekali lagi dia berkata, "Cucu, Mama." "Iya, Sayang, mari kita buatkan susu." Juwi menggendong Alan dan membawanya keluar dari kamar. Semua perlakuan Juwi tidak luput dari perhatian Hendra. Juwi belum pernah memiliki anak, tapi d
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

86. Aku Kangen Kamu Bergoyang.

Setiap hari, semakin banyak saja tingkah Alan yang membuat Juwita tertawa. Anak itu memang lucu, tingkahnya alami seperti anak pada umumnya, selalu membuat orang dewasa gemas padanya. Apalagi pipinya yang gembul terlihat lebih menggemaskan kala Alan memanyunkan bibir. "Pipi gembulnya mana, Sayang?" ucap Juwi, yang langsung ditunjukkan anak itu. Juwi tertawa terbahak-bahak, tak lupa dia cium pipi Alan yang begitu menggemaskan. "Lihat deh, Hen, pipinya lucu banget!" Juwi berbicara pada Hendra yang mengawasi keduanya dari atas ranjang, berangsur turun mendekati keduanya. "Coba tunjukin sama papa. Papa belum lihat," ucapnya. Hendra belum benar-benar pulih, meski tangannya tidak harus dibungkus dengan kain kasa lagi. Tapi dia harus sangat hati-hati mendudukkan diri di atas karpet bersama mereka. Juwita membantu Hendra duduk karena kakinya belum bisa ditekuk dengan bebas. "Mana pipi gembulnya, Sayang?" Hendra mengulangi kata-kata Juwita, ingin juga melihat wajah menggemaskan anaknya. "
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

87. Akan Berat Bagi Alan

Dua mata Juwita mengerjap beberapa kali. Dia gugup, tentu saja pertanyaan Hendra membuat jantungnya berdegup tidak karuan. Pertanyaan ini seperti Juwi sedang mendengar pernyataan cinta dari seorang yang dia harapkan. Sedang Hendra, merasa bersalah dia menanyakan itu pada Juwita. Dia melihat Juwita tidak nyaman, beberapa kali menggeser posisinya duduk. "Kamu nggak harus jawab, kalo itu berat," kata Hendra pada ujungnya. Bagaimana pun, Hendra sangat takut jika Juwi akan terbebani dengan pertanyaan itu, yang jelas-jelas seperti berharap Juwi akan menganggap Alan sebagai putranya juga. "Aku hanya nggak tega sama Alan. Sejak kemarin dia terus panggil kamu sebagai mamanya, aku takut itu berkelanjutan ke tahun-tahun yang akan datang. Pasti berat bagi Alan nantinya." "Berat? Maksudnya... berat bagi Alan saat tahu aku bukan mama kandungnya?" tanya Juwi, dia sedikit tersinggung tentang itu. Memang Juwita bukan ibu kandung Alan, dan selamanya tidak akan pernah Juwita bisa menggantikan pos
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

88. Mirip Badut Perempatan.

Lilis berjalan tertatih-tatih. Kedua pahanya terasa sangat letih setelah baru saja becinta dengan Steve. Dua hari tidak bertemu membuat Steve tidak tahan menyalurkan hasratnya sampai Lilis kewalahan. "Kamu kenapa lambat banget, sih?" Steve melihat kekasihnya itu, sudah seperti nenek-nenek saja Lilis. "Aku capek loh, Steve, mana abis tempur, belum sempet istirahat sama sekali, coba." "Baru juga empat kali, Babe." Steve memainkan sebelah matanya, dia membantu memegangi tangan Lilis. "Empat kali itu udah lebih dari minum obat!" "Ya gimana, dong? Abisnya kamu sangat menggemaskan, aku nggak tahan untuk tidak nyetubuhi kamu tiap saat." Perkataan Steve semakin vulgar. Sebelum memasuki butik, Steve berhenti di salah satu toko yang menjual berbagai jenis ponsel. Dia meminta pelayan mengeluarkan ponsel keluaran terbaru. "Ini bagus banget loh, Beb. Aku mau beli, tapi honor aku belum keluar." Steve sengaja memancing Lilis, sebab sejak uangnya cair, Lilis belum membelikan Steve sesuatu. "Pad
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

89. Fitnah Keji Lilis dan Steve!

Hendra tengah menamani putranya bermain di ruang televisi, sementara Juwita sudah harus ke kantor mengurus pekerjaan yang sudah lama tertinggal. Hendra tidak menuntut Juwita agar terus menjaga dirinya di rumah, sebab sekarang lelaki itu sudah bisa banyak bergerak. Tidak perlu dituntun turun dari atas ranjang, bahkan Hendra sudah bisa menggendong Alan dengan tangan kirinya. 'Gosip terbaru datang dari salah satu selebritis tanah air, yang baru-baru ini karirnya mulai melejit. Steve Jordan, pria lajang 25 tahun itu baru saja memperkenalkan kekasihnya. Mari kita dengar bincang-bincang dari pasangan yang sangat berbahagia ini.' Suara di televisi mengalihkan perhatian Hendra yang sedang bermain dengan Alan. Dia seperti pernah mendengar nama yang disebutkan oleh presenter. Matanya terbelalak melihat Lilis duduk bersama dengan lelaki yang berciuman dengannya di mobil. Hendra ingat, Lilis memang pernah menyebutkan nama lelaki itu. Steve, seorang aktor yang naik daun. Tapi... benarkah Lilis a
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more

90. Hendra Pasti Frustasi.

Di kantornya, Juwi termenung seperti orang bodoh. Barusan dia meninggalkan kantin tanpa menyentuh makanannya, setelah melihat berita selebritis yang menjadi tranding topik hari itu. Lilis dan Steve yang pamer kemesraan, juga mengumumkan pernikahannya. Juwi takut Hendra juga menonton siaran itu dan membuat suaminya menjadi down. "Ini salah aku," bisik Juwita, meletakkan keningnya di atas kedua tangan yang bertumpuh di meja. "Seharunya aku kasih tau Hendra sejak awal." Juwi pikir, dengan menyembunyikan perselingkuhan Lilis, itu akan lebih baik untuk Hendra. Selain karena Hendra sangat mencintai Lilis, Juwi juga takut Hendra akan berpikir Juwita sengaja mencari kejelekan Lilis untuk menjatuhkan perempuan itu. "Tapi mana aku tahu kalo Lilis dan Steve akan sejauh ini? Aku pikir mereka hanya akan berselingkuh, tidak nekad menikah. Astaga... gimana Hendra mendengar kabar istri yang dicintainya akan menikah dengan lelaki lain?" Juwi terus berbicara sendiri. Terbayang di matanya rasa kecewa
last updateLast Updated : 2022-05-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status