All Chapters of Suami yang Tak Diinginkan: Chapter 71 - Chapter 80

305 Chapters

71. Berikan Alan Dengan Syarat

Setelah mendengar semua penjelasan Hendra, Juwi menjadi lebih tenang. Setidaknya dia tidak harus curiga menganggap Hendra dan Lilis bermesraan satu harian ini. Dia lebih lega meski sebenarnya iba pada Hendra yang tidak bisa menemukan putranya. Keesokan harinya Juwi dan Hendra mendatangi rumah sakit di mana wanita hamil bernama Widya itu dirawat. Beruntung Widya sudah sadar sehingga mereka bisa bertemu dan meminta maaf secara langsung padanya. Widya dan Baron dengan tangan terbuka memberi maaf, dan mengurunkan niatnya untuk memenjarakan Hendra. "Semua biaya rumah sakit udah kami bereskan. Dan ini, terima lah uang ini untuk biaya kalian sampai Widya pulih. Jika nanti ada biaya tambahan dari rumah sakit, silakan hubungi saja suami saya. Kami akan tetap bertanggung jawab untuk itu." Lilis serahkan sebuah amplop yang sangat tebal berisi uang yang banyak pada pasangan suami istri itu. Ketika membukanya, keduanya sangat terkejut. "Bu, apa ini nggak terlalu banyak?" "Tidak, itu bahkan bel
last updateLast Updated : 2022-05-21
Read more

72. Wanita Bodoh!

Sudah beberapa detik Lilis menunggu tapi Steve belum juga melanjutkan kalimatnya. Lilis tidak sabar dan sedikit geram, dia cubit kecil pinggal Steve yang tidak mengenakan pakaian. "Sayat apa sih, Steve, jangan main-main dong. Aku udah nunggu dari tadi, malah digantungin. Dikira jemuran, apa?" "Oh nunggu?" Steve malah bergurau pada Lilis. "Idih... malah bercanda. Buruan katakan apa syaratnya dan saran seperti apa yang mau kamu bilang!" Yang tadinya Steve masih ingin membuat candaan lain, kini tertawa melihat wajah Lilis yang cemberut. Perempuan itu sangat tak sabaran ternyata. "Syaratnya, kamu minta uang yang banyak lah, Babe. Memangnya apa lagi?" Steve langsung pada inti perkatannya, dan membuat Lilis termenung sejenak. Maksudnya... Lilis memang menginginkan uang dari Hendra. Tapi menyerahkan Alan pada lelaki itu, rasanya dia tidak bisa ikhlas begitu saja. Apalagi membayangkan putranya harus diurus oleh Juwita, sangat tidak terima Lilis. Enak saja! Lilis yang capek mengandung,
last updateLast Updated : 2022-05-21
Read more

73. Cemburu

Kala Juwi membuka tirai jendela kamar, bias cahaya mentari langsung menyapa wajahnya. Dia putar tubuh ke belakang, terlihat cahaya itu langsung menyerbu wajah Hendra. Juwi bisa melihat Hendra mengerjap, matanya pasti terasa silau. "Selamat pagi..." sapa Juwi, sedang tangan masih sibuk mengatur cantolan kain tirai. Hendra menggeliat di atas tempat tidurnya. "Pagi juga," sahutnya. Suara khas bangun tidur yang merdu didengar telinga. "Mandi, yuk, aku udah siapkan sarapan." Juwita duduk di tepi ranjang mengajak Hendra bangun. Lelaki itu mengulurkan tangannya, meminta Juwi membantunya bangun. Hendra mendaratkan kecupan di kening Juwi. "Terima kasih, Wi," ucapnya tulus. Semau bantuan Juwita tidak bisa Hendra lupakan, bahkan di saat dia baru saja bangun tidur. Juwi tersipu akan perlakuan Hendra yang tulus, dia bahagia. Stelah mendaratkan ciuman, Hendra melepaskan pelukannya. Dia melangkah mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan diri seperti yang disuruh Juwi. J
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

74. Berapa yang Kamu Minta?

Pasangan suami istri itu tampak sangat bahagia. Kalimat-kalimat candaan keluar dari mulu mereka masing-masing, sibuk saling memuji. Hendra membela rambut Juwita dengan tangan kanannya, sedang matanya menatap intens manik Juwita. "Mimpi apa sih aku bisa ketemu istri seperti kamu, Wi?" bisik Hendra. Nada ucapnya terdengar sangat lembut, membuat Juwita tersipu. "Mimpi ketiban durian kali?" "Malah durian. Bisa-bisa kepala aku berlubang." Mendengar Hendra sewot, Juwita terkikik kecil. Dia sentuh pucuk hidung suaminya dengan ujung telunjuk, memutarnya perlahan. "Ngambekan," ledeknya sambil bercanda. Ketika mempermainkan hidung Hendra, tak sengaja Juwi melihat ke belakang punggung lelaki itu. Matanya melihat tanaman bunga yang bergerak tidak wajar, sedang angin terasa tenang di sekitar mereka. Juwi mempertajam matanya, bisa dia lihat seseorang dengan pakaian kuning bersembunyi di sana. Siapa orang itu? Juwi penasaran. Saat akan mengatakannya pada Hendra, dia lihat orang itu berpindah
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

75. Hendra Akan Menceraikanmu!

'Dasar perempuan sialan...' Lilis mengumpat dalam hati. Lagian, terlalu percaya diri sekali dia datang menemui Juwita dan meminta uang yang sangat banyak. Memangnya dia pikir lima miliar itu bisa didapat dengan mudah? Kerja dong kalo mau uang, bukannya menjual semua orang yang ada di sekitarnya! "Lima miliar berapa sih, buat kamu? Duit kamu itu banyak, harta juga banyak. Masa lima miliar buat senangin suami kaga mau keluar duit? Hendra bisa makin cinta loh, sama kamu." Lilis mencoba merayu Juwi, seperti mengiming-imingkan anak kecil. Tapi Juwi tidak lah sebodoh yang dia pikirkan. "Iya, aku memang punya banyak uang. Tapi itu bukan untuk kamu. Pergi dari sini, jangan berharap aku akan kasih." Juwi bergegas berdiri dari kursinya, muak dia meladeni perempuan gila seperti Lilis. Tapi, Lilis tidak akan menyerah begitu saja. Selama belum mendapatkan apa yang dia inginkan, dia akan selau berusaha. Lilis menarik tangan Juwita sebelum perempuan itu masuk ke dalam rumah. Ia menghela napas
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

76. Hendra Kecelakaan!

Suara gedoran pintu sudah tak terdengar, mungkin Lilis sudah pergi. Juwita masih mematung membelakangi pintu, dengan pikiran yang sangat kacau. Kata-kata Lilis membuat hatinya kesal sekesalnya. Setelah berpikir panjang, ia melangkah ke meja makan. Netranya memandangi meja makan, bekas sarapannya dengan Hendra, yang belum dirapikan. Piring itu masih terisi dengan makanan, hanya sedikit yang Hendra makan. Ini kah maksud Lilis yang mengatakan Hendra tidak akan semangat menjalani hidup, tanpa adanya Alan? Wanita berpakaian asisten rumah tangga datang dari arah dapur. "Sudah selesai kan, Bu?" tanya wanita itu. Juwi mengangguk sebelum berkata, "Ya. Tolong bereskan ini.” Asisten rumah tangga Juwita gegas membereskan sisa makanan dan juga peralatan dapur, sedangkan Juwita berjalan menaiki anak tangga, ia menuju ke kamarnya. Perkataan Lilis masih terngiang di pikirannya, membuat Juwita lebih kesal. “Uang! Uang dan uang! Kenapa Lilis itu tidak pernah berubah!” Juwita membuak pintu kama
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

77. Seseorang Sengaja Celakai Hendra!

Mobil berwarna kuning, memasuki area rumah sakit. Juwita hanya memakai baju ala kadarnya tidak sempat berganti lebih dulu. Dia berlari menuju meja resepsionis dengan celana kain dan kaus putih yang dilapis dengan cardigan. "Ada yang bisa kami bantu?” tanya perempuan yang duduk di balik meja resepsionis. Juwita tampak cemas ia bertanya kepada salah satu resepsionis. “Sus, pasien bernama Hendra Aditya, korban kecelakaan, dirawat di kamar mana, ya?" Resepsionis menatap komputer di depannya mencari pasien bernama Hendra. Tak sabar Juwita menunggu. Wajahnya tampak sangat panik, sedangkan jarinya mengetuk-ngetuk meja resepsionis tersebut. "Pak Hendra Aditya ada di ruang rawat mawar, nomor 337." "Terima kasih, Sus." Juwi lantas berlari meninggalkan meja itu, mencari nomor kamar yang dikatakan perempuan tersebut. “337,” ucap Juwita, ia memutar tubuhnya mencari angka yang dia sebutkan. Tidak lama, dia menemukan kamar itu. Juwi masuk dan langsung melihat Hendra berbaring di salah saru
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

78. Akan Aku Beri

Dasarnya Lilis yang keras kepala, dia memegangi gagang pintu erat. Tidak mau dia dipaksa keluar dari sana oleh Juwita. Entah apa isi kepala perempuan berotak udang itu. "Lepasin, Juwita! Kamu ini kenapa sih larang-larang aku ngomong sama Hendra?" Lilis sewot, suaranya sangat keras. Juwita yang malu melihatnya dengan terpaksa melepaskan perempuan gila itu. “Kalau kamu sakit gini kamu nggak bisa kerja, terus nggak dapat gaji dong, Hen." Kembali Lilis mendekati Hendra di tempat tidur pasien. Hendra muak, jika tak malu pada orang-orang, dia akan mengumpat pada Lilis. "Jangan hanya tau menyalahkan. Lagian, aku bekerja bukan buat kamu!" "Kamu itu suami aku, dan kamu harus nafkahin Alan. Ya harus buat aku, dong gaji kamu!" Jadi, ini alasan Lilis tidak mau menyerahkan Alan padanya? Ternyata belum cukup Lilis memperalat Hendra selama ini, dan justru ingin menggunakan anak mereka sebagai tameng meminta uang. Hendra sangat muak padanya. “Aku butuh uang, sepuluh juta. Alan juga butuh susu
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

79. Ada Syaratnya

Lilis tersenyum penuh kemenangan. Juwita memang bodoh demi Hendra, seperti itu lah mungkin ejekan di dalam pikirannya untuk Juwita. Tapi, jika Lilis berpikir demikian, dia salah besar. Juwi sudah memikirkan hal yang akan merugikan Lilis ke depan nanti. "Dengan satu syarat," lanjut Juwi, setelah beberapa detik dia melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Lilis. “Syarat? Persyaratan apa yang kamu berikan?” tanya Lilis, tiba-tiba mengubah ekspresinya menjadi was-was. “Tetap ada hitam di atas putih, nanti pengacara aku akan membawa surat berisi syarat yang harus kamu tanda tangani. Aku mengeluarkan uang tidak sedikit, tidak akan kuberikan secara cuma-cuma!” Lilis berpikir sejenak, ia menduga-duga isi syarat yang harus dia setujui. Apakah mungkin Juwita sudah menjadi cerdik, dan akan membuatnya menyingkir dari hidup Hendra selamanya? Dia penasaran, ingin bertanya lebih lanjut sebelum melanjutkan keputusan itu, tapi kemudian wanita itu justru membayangkan masa depan bersama Steven.
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

80. Kamu Masih Berminat?

Seperti yang Lilis perintahkan, Ratna membawa Alan ke rumah sakit. Dia masih kesal karena harus menunda pembuatan videonya. Mulutnya mengomel terus sembari menggendong Alan. "Kamu ini bikin susah aja, Alan... Alan! Kenapa nggak langsung gede aja, sih, biar nggak nyusahin nenek terus!" gerutu Ratna. Dia sudah bosan menjaga Alan, entah kenapa Lilis masih mempertahankan anak itu. "Harusnya Lilis kasih kamu ke Hendra, ngapain juga nunggu gaji yang nggak jelas@" Bocah gembul itu memegangi dot sendiri. Alan mendengar ocehan neneknya, tapi masih terlalu kecil untuk memahami perkataan Ratna. Alan tertawa kecil, menganggap neneknya mengajak bercanda. "Malah ketawa ini bocah! Nggak tau pundak aku pegel gendongin dia apa!" Ratna terus mengomel. Segera Ratna mendatangi food court rumah sakit. Lilis yang memberitahunya agar datang ke sana membawa Alan. Dan ketika tiba, Ratna sudah melihat Lilis bersama istri kedua Hendra duduk di sana. Juga seorang lelaki berusia tidak muda lagi yang mengeluark
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
PREV
1
...
678910
...
31
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status