Segera setelah Ratna menghilang ke dalam butik, Hendra pun keluar dari dalam mobilnya. Mengendap-endap dia menuju mobil yang membawa Alan, matanya awas melihat kiri kanan, memastikan tak ada yang melihatnya. Hendra menarik pintu mobil itu pelan, tetapi terkunci dari dalam.Tok! Tok!“Lan, buka pintunya, Nak,” kata Hendra, mengintip putranya yang menangis di dalam sana.Ternyata masih ada satu laki-laki tua berada di dalam mobil itu bersama dengan Alan. Hendra mengenalnya, dia adalah sopir yang dulu Juwita berikan untuk Alan. sopir itu tengah mendiamkan Alan yang menangis, membujuknya memakan biskuit.“Papa... papa!” teriak Alan melihat papanya di luar sana.Sopir tersebut tentunya takut melihat Hendra. Alan adalah tanggung jawabnya, bisa mati dia dibuat Lilis jika Hendra membawa Alan. Dia pura-pura tidak melihat Hendra.“Pak Amin, buka pintunya, Pak.”Sopir itu tetap tidak mau membuka, berpura tidak mendengar.“Papa... papa, tolong Alan, Pa. Alan nggak mau sama nenek itu!” Alan menang
Terakhir Diperbarui : 2022-09-26 Baca selengkapnya