Weylin berkata dengan suara terbata-bata, "Saya. Sa-ya.. hm ...." Hei, astaga Weylin. Ada apa denganmu? Kenapa kau bisa gugup seperti itu? Seperti bukan dirimu saja. Weylin menyalahkan dirinya sendri di dalam hatinya. Melihat Weylin yang sepertinya tak bisa menjawab dengan benar pertanyaan gurunya itu, Aiden mengambil alih dan menjawab, "Paman. Bu Raven, paman ini paman jauh Aiden." Weylin sontak menoleh kaget, Aiden tampak tenang mengatakan hal itu. Bagaimana bisa? Dia masih mengingat dirinya kah? Pikir Weylin bingung. Raven sedikit tidak percaya jadi dia kembali bertanya pada Aiden guna memastikan, "Kau benar-benar mengenal Paman ini, Aiden? Kau yakin?" Aiden mengangguk mantap, "Ya, Bu Guru. Kalau Ibu tidak percaya, Ibu bisa bertanya pada Mama. Ibu bisa meneleponnya." Raven menelisik Aiden dan dia kemudian mengangguk, "Baiklah kalau begitu, Ibu percaya." Raven berbalik dan membungkukkan badannya, merasa tidak enak karena sudah mencurigai Weylin, "Maafkan saya. Saya tadi tidak
Read more