Semua Bab Menikah Dengan Anak Suamiku: Bab 11 - Bab 20

62 Bab

Malu-Malu Kucing

"Aulia, kamu sudah sadar?" Tanya Reyna langsung menghampiri adiknya itu. "Emangnya aku kenapa, Kak?" Tanya Aulia heran. Dia bingung dengan apa yang sudah terjadi dengannya. Saat dia bangun tadi, hanya sebuah kain yang terletak di atas kepalanya. Selebihnya, dia hanya melihat setiap sudut kamar itu dalam keadaan masih pusing di kepalanya. "Kak... Kenapa Kakak diam saja?" "Nggak apa-apa kok Al, cuma kamunya kecapaian aja kata dokter Harun. Kau hanya butuh istirahat," jelas Reyna. Rasa khawatir yang berlebihan dalam pikirannya, kini sudah agak lebih baik. Aulia tidak terjadi apa-apa padanya. "Mama sekarang ada dimana, Kak?" Reyna mendelik. "Apa kau baru saja mengatakan Mama?" "Iya, Kak... Aulia juga tidak ingin berlama-lama untuk membenci Mama. Jika Aulia masih membencinya sekarang, itu bukan aku, Kak, aku masih punya hati untuk memaafkannya," jawab Aulia. "Bagus dek." *** Seorang pria yang bertemu dengan Aulia saat itu, terus menunggu Aulia keluar dari simpang itu, namun gadis
Baca selengkapnya

Berjumpa lagi

"Bi?" panggil Tuan Rey kepada Bi Atun yang masih sibuk merapikan meja usai mereka makan tadi. Hari ini Tuan Rey merasa makanan yang telah dibuat oleh Bi Atun itu terasa enak. Terlihat berbeda sekali saat pria itu makan dengan sangat lahap, sampai tidak tertinggal sebiji nasi pun di piringnya. Dia mendekat ke arah tempat duduk dimana Tuan Rey duduk di antara pertengahan meja panjang. Tuan Rey memang selalu duduk di sana untuk membuat perbedaan bahwa dialah penguasa dan tak bisa disamaratakan dengan siapapun."Iya, ada apa, Tuan? Kenapa tiba-tiba Tuan memanggilku?" tanya Bi Atun penasaran. Setengah kesadaran normalnya juga mengatakan bahwa saat ini dia merasa takut. Kalau sampai Tuan Rey marah padanya atas sikapnya yang tentunya belum dia ketahui apa kesalahannya itu."Masakan Bi Atun kali ini sangat enak. Aku sangat suka menu makanan hari ini," puji Tuhan Rey tanpa ada sedikitpun lekukan senyum di wajahnya. Pria itu memang sangat sulit untuk jatuh cinta. Dia terlalu bergelut dalam e
Baca selengkapnya

Sheira Anisa

Seorang wanita berusia 35 tahun bernama Sheira Anisa sedang berjalan di tengah kegelapan Kota Bandung. Dia dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Setelah beberapa menit berjalan, tiba-tiba dia melihat seorang gadis kecil yang sangat cantik, umurnya kira-kira dua belas tahun. Gadis tersebut tergeletak tak berdaya di dekat pemberhentian rel kereta api dari Bandung ke Batavia. Entah sudah berapa lama dia berada di situ. Sheira segera mendekati gadis kecil itu sebelum kereta api datang. Kebetulan sekali kereta api belum datang hingga membuat gadis kecil itu tewas akibat landasan kereta api tersebut."Nak, Nak!" panggil Sheira sambil mengguncang-guncang tubuh gadis mungil itu, tetapi tidak ada respon. Sheira panik, dia ingin menelepon ambulans tetapi baterai ponselnya habis. Tak ada pilihan lagi, dia segera menggeser tubuh gadis itu dengan sekuat tenaganya agar terhindar dari rel kereta api yang sangat berbahaya itu.Beruntung sekali gadis itu tidak terjadi sesuatu padanya. Mungkin saja di
Baca selengkapnya

Hanya memanusiakan manusia

Mischa sekarang sudah agak lebih baik. Dia telah menerima donor darah dari seorang pria paruh baya yang tidak dikenalnya namun sesuai dengan golongan darahnya, 'AB negatif'. Dia juga telah berhasil menjalani operasi tumor otak dengan lancar dan baru saja sadar dari komanya kemudian senyum manis mulai muncul di lekukan wajahnya, saat mengetahui sekretaris Dion tengah tertidur pulas di sofa. Kalau saja bukan karena sekretaris Dion yang berusaha menyelamatkan nyawanya, ntah seperti apa nasibnya belakangan ini.Selama dia berada di rumah sakit, sekretaris Dion selalu menjenguk dirinya. Tentu saja setiap gadis manapun yang terus dijaga dan diperhatikan akan terbawa perasaan karena itu. Namun, bagaimana kamu menanggapinya, jika seseorang yang telah membawamu hanyut dalam buaian cinta, ternyata hanya menganggapmu sebagai seorang sesama manusia yang memanusiakan manusia?Mischa sangat tertarik dengan sekretaris Dion yang terus menjaganya hingga sampai sekarang, dia bisa sembuh dari sakitnya. D
Baca selengkapnya

Janji yang tidak ditepati

Sekretaris Dion kembali ke dalam ruangan inap tempat Mischa dirawat. Dia ingin menyampaikan sesuatu yang harus diketahui oleh Mischa tentang dirinya, bahwasannya dia tidak bisa lagi datang ataupun melihat gadis itu, dikarenakan dia tidak punya waktu lagi untuk berlenga-lenga karena banyaknya tugas yang akan dia selesaikan. Dengan berat hati, dia memasuki ruangan dimana Mischa tengah menangis keras saat itu. Saat dia datang kembali, Mischa yang menyadari kedatangannya, mulai berhenti menangis, dia mengira kalau pria itu datang karena ingin menjaganya lagi, namun tidak, semua jauh dari harapannya."Satu lagi Nona. Saya tidak mungkin lagi datang untuk berkunjung ke sini. Karena Nona sudah agak baikan dari hari sebelumnya, maka saya akan fokus untuk pekerjaan saya," jelasnya secara rinci.Dengan perasaan sedikit kecewa Mischa menjawab, "Baik Tuan. Terimakasih atas pertolongan Tuan kepada saya. Kalau Tuan tidak ada hari itu, mungkin hari itu saya tidak bisa melihat dunia ini lagi."Dia me
Baca selengkapnya

Emosi yang melunjak

Sekretaris Dion memerhatikan Bi Atun sedari tadi. Pikirannya terus melayang. Dia heran kenapa wanita paruh baya ini bisa bertahan bekerja di sini. Padahal Tuan Rey kasar dan pemarah.Bi Atun sudah dianggap Tuan Rey seperti ibunya sendiri. Semenjak kedatangannya, Tuan Rey selalu memperlakukan pembantu itu dengan sangat baik. Apa perbedaan dengan wanita paruh baya ini sehingga membuat Tuan Rey bisa memperlakukannya dengan sangat baik. Yang Dion tau wanita paruh baya ini sekilas mirip dengan ibunya Tuan Rey. Apa jangan-jangan...Tidak ada pekerjaan lain yang dia kotak-katik seperti keyboard miliknya, dia memilih menghidupkan tv menghilangkan rasa penat dipikirannya. Lalu dia kembali terpikirkan dengan masalah kemarin, dia khawatir kalau sampai Perusahaan Pertamina itu semakin terkenal mengalahkan perusahaannya. Perusahaan milik orang tuanya yang sudah didirikan puluhan tahun silam. Itu tidak boleh! Apapun alasannya. Itu tidak boleh terjadi! Bahkan nyawa membalas nyawa sekalipun aku tida
Baca selengkapnya

Perlakuan kasar Tuan Rey

Rina sudah hampir sebulan tidak adanya komunikasi dengan sahabatnya, Aulia. Semenjak kejadian itu, mereka menjadi asing satu sama lain. Tidak bertegur sapa jika bertemu. Aku harus minta maaf kepada Aulia, batinnya.Dia lalu menyuruh supirnya untuk pergi ke tempat Aulia tinggal. Dia tidak mau persahabatan itu menjadi hancur hanya gara-gara kesalahan besar yang dibuatnya sendiri.Dia juga sudah trauma untuk pergi ke Club. Dia sudah diperkosa. Jadi, apa lagi yang mau dia nikmati di sana. Bahkan dia juga nggak tau apakah pria yang menidurinya memakai pelindung untuk menunda hamil atau tidak. Jika pria itu memasukkannya ke dalam, berarti dia harus terima konsekuensi kalau dirinya akan segera mengandung kecuali dia mandul.“Nona, kita mau kemana perginya?” tanya sang Supir.“Kita mau ke rumah sahabatku, Aulia.”Nama supir itu Abi. Dia masih mudah. Masih umur dua puluh tahunan. Jadi, dia juga tidak terlalu buruk bagi wanita. Dia ganteng dan juga orang paling sabar menurut Rina. Orang yang se
Baca selengkapnya

Penculik kurang profesional

Lebih dari setengah gelas whisky yang dihabiskan sekretaris Dion sebelum mandi tadi, ternyata mulai bereaksi. Dia juga minum obat perangsang.Kepalanya terasa ringan dan lampu kamar tampak makin redup dalam pandangannya. Wajah Tiara terasa sangat dekat. Ternyata alis yang berbentuk sempurna itu benar-benar asli, pikirnya. Awalnya dia mengira kalau Tiara membubuhkan sesuatu agar bentuk alisnya terlihat sempurna.Sekretaris Dion tertawa kecil. “Ternyata Tuan mabuk,” kata Tiara.“Tuan selalu mabuk kalau di dekatku,” sambung gadis itu.Sekretaris Dion menghela napas pelan. Haruskan dia mengatakan kalau whisky malah membuatnya semakin waras untuk bisa berada di dekat gadis itu? “Tidurlah. Aku nggak mau kamu menangis lagi kalau kupaksa melakukan sesuatu yang kamu nggak suka,” ucap sekretaris Dion, matanya masih menelusuri bintik-bintik halus di hidung Tiara.Andai wajah itu tidak terlalu mirip dengan ketampanan yang dimiliki Danu.Sekretaris Dion tak menjamin bahwa Tiara bisa mempertahankan
Baca selengkapnya

Rasa iba

Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis yang masih memakai infus di tangannya. Dia sangat pucat. Dia telah menerima donor darah sebanyak 2 kantong. Dia kehabisan darah saat kepalanya terbentur di batu besar.Seorang terus menatap ke arah gadis itu. Seseorang yang telah membuat Aulia terbaring lemah di atas ranjang. Awalnya, Tuan Rey tidak peduli dengan keadaan gadis itu, tapi dia berpikir, kalau perbuatannya terlalu kejam. Tuan Rey menyuruh pihak rumah sakit untuk memindahkan Aulia untuk dirawat di rumahnya.Cepatlah sadar wanita jalang! Aku sangat membencimu, tapi kenapa aku malah merasa bersalah padamu? Gumamnya.Tuan Rey khawatir dengan keadaan gadis itu. Dia sendirilah yang telah menyiksa gadis itu hingga tidak sadarkan diri, dan sekarang hatinya merasa bersalah karena sebuah kesalahan yang telah dilakukannya pada gadis yang seharusnya tidak layak menerima segala perlakuan kasarnya itu. Karena emosinya yang semakin melunjak, membuatnya sulit untuk mengatur napasnya.Dan seakan ter
Baca selengkapnya

Masa Lalu (1)

“Tidak! Tidak! Jangan bunuh aku! Aku mohon,” rintih Aulia masih dalam keadaan mata terpejam. Sementara dia diam, lalu dia kembali mengatakan hal yang sama. “Aku mohon lepaskan aku, aku mohon...” Gadis itu mengeluarkan air mata dalam keadaan mata tertutup. Mengapa gadis itu menjadi seperti ini. Dia juga tidak bisa membangunkan gadis itu, karena dia takut mengganggunya. “Tolong... tolong jangan bunuh aku,” Dia menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri seraya gadis itu sangat ketakutan. Dia menangis sesenggukan dalam mimpinya. “Aku mohon maafkan aku...”“Jangan bunuh aku!” Dia memekik histeris dan akhirnya terbangun. Dia merasakan pusing di kepalanya. Dia menatap sekelilingnya, dia tidak kenal dengan rumah itu. Dia terkejut saat mengetahui seorang wanita paruh baya sedang berdiri di samping ranjang. “Siapa kamu?” Tanya Aulia. Dia takut kalau wanita itu akan menyakitinya. Apalagi dia tidak mengenali siapa wanita ini. “Sedang apa kamu di dekatku? Kenapa kamu malah diam?” Aulia sangat tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status