"Susah, move on-nya, Jar. Kakakmu, masih terlalu sulit untuk disingkirkan dari dalam sini." Aku menghela nafas pelan. Ucapan Mas Daffa barusan membuat dadaku berdenyut nyeri. Aku jadi merasa sangat bersalah padanya. Hubungan kami waktu itu sudah cukup dekat dan mau menjajaki ke lebih serius. Namun karena janji itu membuatku harus terpaksa melepaskannya. "Jar, Mas pulang dulu ke hotel, nanti kita gantian saja jaga Aya-nya. Kasihan, kamu juga butuh istirahat. Jangan sampai ikutan sakit, masa aku nunggu dua orang sekaligus nantinya, capek Jar," seloroh Mas Daffa diikuti dengan kekehan ketawanya Fajar. Lalu hening. Tidak ada suara lagi saling bersahutan. Mas Daffa sudah pergi beberapa menit yang lalu. Mata ini masih kupejamkan dengan rapat, biarlah. Kuharap aku memang tertidur sungguhan. Siapa tahu esok lebih baik dari hari ini. Maafin Kakak ya Jar, sudah merepotkanmu. 
Last Updated : 2022-04-07 Read more