"Ibu," panggilku. Kulihat Ibu duduk di depan teras dengan mata menerawang memikirkan sesuatu. Aku rasa Ibu pasti mengkhawatirkan hubunganku dengan Mas Bintang. "Bu, sarapan yuk, makanan sudah siap di meja makan," ujarku sambil mengusap bahunya pelan. Ibu tersenyum dan menganggukkan kepala. Aku mendorong kursi roda Ibu, membawanya masuk ke dalam menuju meja makan. Mas Bintang sudah berada disana, duduk menunggu kedatangan kami. Dia tidak berhenti menatapku, namun tidak kupedulikan. "Cukup Ya, Ibu takut tidak habis," ucap Ibu mencegahku menambahkan satu centong nasi lagi ke dalam piringnya. Sedangkan Mas Bintang tetap kulayani seperti biasa. Mengambilkan keperluan makannya sama seperti Ibu. Walaupun hati ini masih sakit karenanya, tapi tidak benar kalau aku bersikap buruk kepadanya dihadapan Ibu. Apalagi dia masih suamiku.
Last Updated : 2022-03-25 Read more