“Kak, nggak tidur kan?” Yara memperhatikan kakaknya yang sejak tadi lebih sering memejamkan mata—sesaat setelah mengenakan kebaya, saat di-make up, hingga saat semua orang telah meninggalkan mereka di kamar, berdua saja. “Kakak nggak bisa tidur ya semalem? Tegang, Kak?”Yang Yara tidak tahu, Aileen sedang menata pikirannya, bukan mengantuk seperti yang disangka Yara. “Ya tegang lah, Dek. Cewek mana yang mau lamaran nggak tegang? Ntar kamu juga gini.”Yara mengerucutkan bibir. Hubungannya dengan Adam saja masih tidak ada kejelasan. Manalah berani ia berpikir sampai tahap lamaran. “Jangan tegang, Kak. Baru lamaran doang kan, belum akad nikah,” ledek Yara.Aileen hanya bisa menggeleng pelan. Yara tidak akan memahami perasaannya saat ini.Rasanya, Aileen saat ini seperti sedang melangkah di atas jurang, menggunakan jembatan dari bambu yang rapuh. Sekali saja ia terpeleset, atau salah memijak, kehidupannya ia pertaruhkan.“Kak Gama kan baik banget, Kak. Dulu aku pernah dianterin dia pulang
Last Updated : 2022-06-03 Read more