Meydisha memeluk punggung sofa, pipinya mengembung di bagian atas. Cemberut. Dia sudah seperti itu sejak Angkara memberitahunya kalau kemungkinan teman-temannya batal datang. “Ayo!” seru Angkara, mencolek pipi istrinya sambil berlalu. Keluar dari singgasana megah dan damai, tapi berbahaya saking nyamannya. Kalau mereka terus di situ, bisa-bisa dalam waktu sebulan pulau pribadi itu tak tereksplor. Dihabiskan 24 jam di kasur adem, sofa empuk, cemilan banyak, sambil menonton film kesukaan. Pastinya, Angkara dan Meydisha akan melakukan itu. Tapi nanti, setelah daftar petualangan mereka di pulau pribadi terceklis. Sangat menyenangkan bagi Meydisha saat tahu bucket list-nya memuat hal-hal yang belum dicoba sepanjang hidup. Namun ketika jadwal petualangannya tiba, kabar menjengkelkan sialan merusak harinya. Padahal, dia menantikan kedatangan teman-temannya. Pasti heboh kalau mereka tahu pulau ini begitu menakjubkan dari sekadar yang ditampilkan di layar ponsel. Mau tidak mau, berapa pu
Read more