Home / Romansa / Tentang Restu / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tentang Restu: Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

Bertemu Mantan Suami

Siang itu Ressa sedang duduk sendiri di sebuah kafe di tengah kota. Sebuah minuman dingin berada tepat di hadapannya. Tangannya masih sibuk menggulirkan layar ponselnya. Netranya fokus pada tulisan dan gambar yang muncul di beranda sosial medianya.“Hai Ressa, bagaimana sudah sembuh dari depresinya ditinggal suami yang lebih memilih aku?” tanya seorang wanita yang tiba-tiba menghampiri mejanya. Dia tersenyum licik sembari menggandeng tangan suaminya.Sontak saja Ressa menatap sumber suara. Siska. Dia bergelayut manja di lengan suaminya yang kekar, yang tak lain adalah mantan suami Ressa, Gilang. Dia menatap perut Siska. Sudah rata. Memang seharusnya dia sudah melahirkan. Pantas saja perutnya sudah terlihat rata begitu.Tiba-tiba ia mengingat calon bayinya yang tidak dapat diselamatkan. Seharusnya dirinya juga sudah melahirkan sama seperti Siska. Tapi takdir berkata lain.Buru-buru Ressa melupakan kesedihan itu agar tidak terlihat menyedihkan di hadapan orang-orang yang tidak punya hat
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Diantar Siapa?

Pertemuan Ressa dan Erik siang ini murni hanya untuk makan siang dengan alasan mumpung Ressa sedang berkunjung ke kota. Sayangnya mereka berangkat sendiri-sendiri karena kesibukan Erik di kantornya yang tidak memungkinkan menjemput Ressa. Beruntung Ressa mau diajak keluar. Biasanya, Ressa akan menolak dengan berbagai alasan. Apakah ini merupakan lampu hijau bagi Erik?“Ress, kamu pulang naik apa?” tanay Erik lada Ressa setelah menyeklesaikan makan siangnya.“Aku naik taksi.”“Aku anterin yah?” tawar Erik pada wanita pujaan hatinya.“Tapi ini sudah hampir jam satu. Bukannya kamu harus kembali bekerja?” Ressa mencoba mempertanyakan waktu Erik.“Tidak apa-apa jika harus mengantarkan kamu dulu.”Tring. Tiba-tiba ponsel Erik berbunyi.“Maaf, Ress. Aku angkat telepon dulu, ya.”Ressa mengangguk. Ia mengalihkan perhatiannya ke arah lain.Deg. Seseorang yang sangat dikenalnya berada di sana. Arya? Dia bersama beberapa wanita? Apa salah satu di antara mereka itu kekasihnya? Kelihatannya mereka
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Menyatakan Perasaan

Sore hari setelah ayahnya menyelesaikan pekerjaannya, Ressa kembali bertolak ke desa. Hal yang biasa jika harus bolak-balik dari desa ke kota. Perjalanan sekitar 45 menit sangat tidak terasa.Di desa, ia kembali disibukkan urusan pekerjaan di usaha ayahnya. Baik itu di kantor maupun di pabriknya. Ia baru akan beristirahat jika hari sudah mulai sore atau jika jam kerja sudah selesai. Setidaknya kesibukannya ini akan membuatnya melupakan rasa sakitnya.Tok tok tok ….Pintu kamar Ressa diketuk. Dengan malas ia bangun dari posisi rebahannya dan membuka engsel pintu.“Non, di bawah ada tamu.”“Siapa Bi?” tanya Ressa.“Pak Erik.”“Bukan mau ketemu ayah? Kenapa malam-malam?”“Tuan Sanjaya tidak ada di rumah, Non. Lagi keluar bareng Ibu. Bibi tidak tahu kemana.”“Oh. Ya nanti aku turun. Bibi bikinin minuman dulu.”“Baik, Non.”Ada urusan apa sih malem-malem kesini. Tidak bisa besok aja apa. Hah? Batin Ressa. Ia kesal karena jam istirahatnya diganggu.Dengan dandanan ala kadarnya, Ressa menemu
last updateLast Updated : 2022-07-29
Read more

Tragedi Kecelakaan Lalu Lintas

Brak. Sebuah truk kontainer menabrak beberapa mobil dan motor yang tengah berhenti di lampu merah. Karena keadaan truk yang mengalami rem blong, kecelakaan beruntun pun tak dapat dihindari. Beberapa saat kemudian polisi berhasil mengamankan TKP. Sirine mobil ambulan pun bersahutan mengevakuasi korban laka lantas.Ressa yang sedang berada di kantor sangat kerkejut dengan kabar yang ia dapat lewat sambungan telepon dari rumah sakit umum daerah yang mengurus para korban.“Ress, segera ke rumah sakit sekarang. Ayahmu kecelakaan. Hubungi kakak-kakakmu suruh ke rsud sekarang. Ibu sudah di sini. Keadaan ayah kritis.”Tuan Sanjaya adalah salah satu korban laka lantas yang keadaannya kritis. Beberapa dari korban bahkan meninggal dunia di tempat.Setelah sambungan telepon dengan ibunya berakhir, Ressa menelepon kedua kakaknya agar segera menuju ke RSUD. Sementara dia sendiri bergegas menuju rumah sakit sendirian.Suasana rumah sakit sangat ramai. Orang-orang berseragam perawat berlarian kesana-
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more

Berbaikan

Sore itu, tuan Sanjaya beserta istrinya mengunjungi kediaman Pak Sukardi yang notabene sahabat lamanya. Deru halus mobilnya berhenti tepat di depan rumah Pak Sukardi. Semua mata tertuju padanya. Tak terkecuali Kak Tania yang memang setiap sore menyuapi anaknya di halaman rumah tetangganya.“Lihat itu!” seru salah seorang tetangga pak Sukardi, “Bukankah itu tuan Sanjaya? Tuan tanah terkaya di kampung kita?” tanyanya pada yang lain yang kebetulan memang sedang duduk bersama.“Eh, iya benar,” seru yang lain.“Tapi untuk apa dia ke rumahmu Tan? Bukankah dia baru saja kecelakaan? Apa sudah sembuh?” tanya yang lainnya pada Tania.“Entah. Aku pun nggak tahu. Apa bapak ada masalah sama tuan Sanjaya ya?” tanya Tania dengan takut-takut.“Coba sana cari info, Tan. Kamu kan yang punya rumah,” perintah salah satu dari ibu-ibu yang ikut merumpi bersama.“Nanti gampang tanya sama ibu,” jawab Tania enteng.Sementara itu, Tuan Sanjaya sudah dipersilakan masuk oleh sang empunya rumah. Hanya ada sopir p
last updateLast Updated : 2022-08-07
Read more

Ke Luar Negeri

Bruk.Dika berlari dengan cepat sampai terengah-engah hingga menabrak sebuah kursi yang sedari tadi diam bergeming.“Ada apa sih Dik lari-lari gitu? Nggak bisa santai saja?” tegur Arya yang melihat sahabatnya menabrak kursi.“Gawat Ar. Kamu harus cepat ke kota. Kamu harus segera ke bandara!” seru Dika dengan napas yang masih terengah-engah.“Bandara? Buat apa? Aneh kamu!” ujar Arya tak menghiraukan Dika. Ia berbalik badan melangkah ke lantai atas kafenya.“Ressa, Ar. Ressa. Dia hari ini mau berangkat ke luar negeri. Dia mau kuliah di luar negeri. Dia tidak mengabari kamu?” jelas Dika dengan cepat.Deg. Terang saja Arya terkejut. Beberapa hari ini ia memang sempat mengabaikan pesan masuk dari Ressa karena kesibukannya yang seakan tidak pernah berhenti.Kakinya yang baru saja hendak menaiki anak tangga pertama diurungkannya.“Apa kamu bilang?”“Iya Ar. Ressa … ““Kamu handle semua urusan kerjaan di sini, aku mau nyusul Ressa,” ujar Arya terburu-buru. Tangannya dengan cepat menyambar kun
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

Permintaan Maaf Mantan Besan

“Kedatangan saya kemari hendak mengucapkan terima kasih atas pencabutan laporan Pak Sanjaya terhadap kedua anak kami.”“Kami sangat menyesal atas semua yang telah terjadi. Saya mengakui jika kelakuan kedua anak kami memang sangat di luar batas kewajaran. Perbuatan mereka sangat-sangat salah. Karena itu saya tidak membela mereka di hadapan Pak Sanjaya. Saya malu dengan Pak Sanjaya. Saya merasa gagal mendidik kedua anak saya, Pak.”“Tetapi setelah mengetahui jika Pak Sanjaya mencabut laporannya terhadap Gilang, terlebih kepada Winda, Saya sujud syukur, sangat bersyukur atas kebaikan hati Pak Sanjaya. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Sanjaya. Saya menunggu waktu yang tepat untuk datang kemari. Saya harap, ke depan, hubungan kita masih baik-baik saja.”Akhirnya, keluar juga kalimat yang telah dirancang Pak Budiman sejak sebelum melangkah keluar rumah menuju rumah mantan besannya itu. Pak Budiman menghela napas panjang. Ia merasa seperti baru saja selesai berperang. Sementara Bu Nani
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

Permintaan Cerai dari Siska

“Jadi kamu sudah tahu masalah aku sama Ressa?” tanya Winda pada Dika setelah mendengar penjelasan dari Dika terkait alasannya kenapa menjauhi dirinya.Dika mengangguk. Matanya tidak berani menatap Winda. Tatapan matanya terus ke mejanya atau terkadang ke lantai. Sesekali melihat ke arah jauh. Dika benar-benar menghoindari kontak mata dengan Winda.“Dik! Tolong lihat aku!” seru Winda karena melihat Dika yang tidak fokus kepadanya.“Dik!”Tangan Winda meraih dagu Dika dan mengarahkan ke depan dengan setengah memaksa agar Dika menatapnya.“Win, maafin aku jika aku terkesan menghindari kamu. Aku kecewa dengan sifatmu.”“Tapi Dik, semua orang bisa berubah. Apa kamu tidak bisa menerima masa lalu orang lain?”“Tapi yang kamu lakuin ke Ressa itu sangat keterlaluan. Kamu merusak rumah tangga kakakmu sendiri. Ressa sampai depresi gara-gara kamu dan keluargamu. Dia harus bolak-balik psikiater untuk berobat. Jiwanya terguncang. Bagaimana nanti jika aku terus dekat dengan kamu? Hal tega apa yang a
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more

Sadarnya Winda

“Gilang, stop!” teraik Bu Nani.Bagaimanapun juga, ia tidak ingin putranya melakukan kesalahan terus menerus. Ia tidak ingin Gilang mengucapkan kata cerai dalam keadaan marah.“Berhenti mengatakan apapun. Tolong ini permintaan ibumu,” lirik bu Nani.“Satu kata cerai yang keluar dari bibirmu, adalah dihitung talak satu. Seharusnya kamu tahu itu Gilang,” jelas Pak Budiman.“Pikirkanlah anak kalian. Kalian bisa memperbaiki semuanya. Gilang, perlakuakn Siska dengan baik. Kamu sendiri yang telah memilih Siska. Jadikan dia istrimu yang kamu cintai seperti kamu mencintainya dulu. Perceraian adalah hal yang sangat dibenci Tuhan,” ujar Bu Nani mencoba menyadarkan anaknya.Gilang masih diam bergeming. Ia memikirkan perkataan ibunya.“Aku udah nggak tahan dengan sikap Mas Gilang yang acuh tak acuh denganku dan anaknya sendiri, Bu. Aku yang menyerah,” aku Siska dengan deraian air mata.“Siska, ibu mengerti bagaimana sakitnya kamu. Tapi, pikirkanlah tentang anak kalian.”Bu Nani masih saja mencoba
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Pertemuan Setelah Tiga Tahun

Tiga Tahun Kemudian“Hei, Ar, kamu kesini sama siapa?” tanya Dika yang menggandeng wanita cantik disampingnya.Arya terlihat seorang diri berdiri sembari menatap pelaminan megah yang di sana berdiri sahabatnya, Adit, dan seorang wanita yang baru saja pagi tadi sah menjadi istrinya, Vera. Ya, hari ini adalah hari pernikahan Vera dan Adit.Otaknya tiba-tiba saja berjalan-jalan. Khayalan demi khayalan melintas bolak-balik di dalam kepalanya. Seandainya dan seandainya, terus saja mengisi otak Arya hingga rasanya hampir meledak. Untung saja ia sanggup mengendalikannya.“Eh, kamu Dik, aku sama satu keluarga. Ternyata diundang semua. Jadi deh rame-rame,” jawab Arya cengengesan.“Kamu nggak makan dulu?” tanya Dika pada Arya sembari menunjuk meja prasmanan dan stand-stand makanan tradisional yang berjejer rapi siap melayani para tamu undangan, “atau jajan gitu?”“Eh, nanti saja. Masih lama juga pestanya. Kamu kalau duluan nggak apa-apa. Kasian itu Winda,” jawabnya santia bergurau.Sejak pertik
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status