Home / Romansa / Selingkuh Dengan Mantan Suami / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Selingkuh Dengan Mantan Suami: Chapter 11 - Chapter 20

60 Chapters

10. Kedua Kali

"Ada gosip yang mengatakan kalau istrinya Danial melanjutkan studi ke Australia, aku jadi semakin yakin kalau dia sengaja pindah ke Bandung untuk dekat denganmu. Kau harus hati-hati, kabari aku kalau dia datang ke rumahmu!" informasi panjang dari Isabell melalui obrolan virtual itu berhasil membuat Rhea terdiam.Pantas saja kemarin Danial menawarkannya untuk berkunjung ke apartement pria itu, rupanya Danial tinggal sendiri di kota kembang ini. Pikir Rhea. "Hei, kenapa diam? Katakan sesuatu!" sentak Isabell karena tidak mendapati respon dari lawan bicara.Rhea berdehem, kembali mengumpulkan kesadarannya. "Ya, aku mengerti. Lagi pula, kau berpikir terlalu jauh. Bukankah Danial pindah karena ia harus bekerja di kantor cabang?" tanya Rhea sembari melanjutkan aktivitasnya menyiram tanaman."Tapi pasti ada alasan lain. Apa kau berpikir ini sebuah kebetulan? Ayolah, Rhea! Kantor cabang Aktaraja bukan hanya di Bandung, kan? Malah seharusnya Danial menolak untuk dipindahkan karena di sana ada
Read more

11. Ayah?

"Hari ini Ibu Rhea sedang tidak ada di rumahnya, Pak." Sepasang alis tebal Danial terangkat, "Pergi ke mana dia?" tanyanya sambil menatap jengkel sang anak buah yang memberi laporan setengah-setengah. "Menemui Ayahnya." jawaban singkat itu berhasil mencetak kerutan dikening Danial.Masalah apa lagi yang tua bangka itu buat hingga melibatkan Rhea? tanya Danial membatin."Satu minggu lalu adiknya Bu Rhea masuk rumah sakit karena dianiaya oleh rentenir, Pak." sambung pria berbadan tegap itu.Tangan Danial terkepal. "Sial! Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?!" sentaknya emosi. Tidak perlu dijelaskan lebih lanjut, jika melibatkan rentenir dan mantan ayah mertuanya, Danial sudah tau apa yang telah terjadi."Maaf, Pak." anak buah Danial menunduk dalam. "Siapkan mobil, sekarang!" perintah Danial membentak, napasnya menggebu tak beraturan."Siap, Pak!" sahutnya, ia menunduk hormat sebelum pergi memenuhi perintah sang tuan.BRAK!Danial menggebrak meja, mimik wajah pria itu mengetat mena
Read more

12. Gara-gara Sembuyi

"Apa aku salah lihat? Apa kau benar Rhea?" Danial bertanya-tanya dengan nada tak percaya saat mendapati mantan istrinya berdiri menunggu di depan pintu apartemennya.Rhea memutar bola matanya, "Jangan berlebihan, Danial!" sungutnya menahan kesal.Sekilas Danial terkekeh, ia lantas membuka pintu apartemennya dan mempersilakan Rhea masuk lebih dulu. "Seharusnya kau hubungi aku dulu agar aku pulang lebih cepat. Apa tadi kau menunggu lama?"Alih-alih membalas ucapan Danial, Rhea malah mendudukan dirinya di sofa ruang tengah. Sepasang matanya yang dihias bulu mata lentik itu juga mengedarkan pandang, memandang isi apartemen mewah milik Danial. "Bukankah ini terlalu besar untuk ditempati sendirian?" gumam Rhea.Danial ikut mendudukan diri di sofa single, "Benar. Kau mau menemaniku tinggal di sini?" godanya seraya memainkan alis.Samar Rhea berdecih. "Kontrol dirimu, Danial! Kau sangat tidak pantas untuk mengatakan itu!" ketus Rhea. Semakin lama Rhea semakin dibuat bingung dengan sikap mant
Read more

13. Party Naik Gaji

Rhea membuang napas kasar, padatnya lalu lintas kota Jakarta sore ini membuat kepalanya pening. Mobil yang ditumpanginya bersama Rayn sudah dua jam terkepuk di kemacetan."Kemarin aku bertemu Cleo." Rayn bersua diantara berisiknya obrolan penyiar di radio mobil. "Dia bertanya sedikit tentangmu." lanjut Rayn tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya. Tangan Rhea terulur untuk mematikan radio itu. "Bagaimana kabarnya? Dia baik?" "Ya. Apa aku perlu menelepon dia dan mengajaknya untuk bergabung bersama kita nanti malam? Sepertinya dia akan senang jika tahu kau ada di sini." ujar Rayn dengan antusias. Cleo memang bukan orang asing bagi orang-orang terdekat Rhea.Rhea merogoh isi tas brandednya, mengeluarkan ponsel mahalnya dari dalam sana. "Aku akan menghubunginya." jawabnya. Rhea: Are you free tonight?Cleo: Kau bertanya seperti itu seolah kau sedang berada di JakartaKekehan terbit di bibir Rhea, cepat sekali pemuda itu membalas pesannya. Rhea: Memang. Nanti malam aku ak
Read more

14. Mulai Curiga

"Wah, kau memakai celana dalam merah muda ya?" "Tutup matamu, sialan!" sentak Isabell seraya menendang keras kepala besar Cleo yang berada dibawahnya. Membuat pria tampan itu mengaduh dan memalingkan wajahnya dari Isabell yang sedang mengangkang di atas sofa.Semoga saja besok pagi Cleo tidak ingat kalau bawahannya itu baru saja bertindak kurang ajar padanya. "Astaga, kalian ini!" Rhea datang dengan wajah frustrasinya. Menatap ketiga manusia yang sudah teler dan tergelatak tak beraturan di sofa dan lantai ruang tengah.Rhea melepaskan celemeknya lalu berjalan menghampiri Isabell, beberapa menit lalu saat Rhea tinggal untuk membereskan dapur, mereka masih normal dan mengobrol santai, tapi kenapa sekarang mabok semua?"Rapatkan kakimu!" perintah Rhea seraya merapatkan kaki Isabell yang terbuka. Perlahan Rhea mengalungkan tangan gadis itu ke lehernya, lalu menuntunnya ke dalam kamar. "Rayn brengsek! Kenapa kau tidak menyadari perasaanku?!" celoteh Isabell saat Rhea berhasil melemparn
Read more

15. Saran Dari Cleo

Jujur saja, untuk beradaptasi dengan kehidupannya yang sekarang Rhea katakan tidak mudah. Ia memang terbiasa hidup sendiri, tapi entah kenapa melepas ketergantungan dari perhatian Danial lebih sulit dari yang dibayangkan. Sudah banyak hari berlalu, namun bayang-bayang serta kerinduan akan Danial masih kerap menghampiri.Status memang bisa berubah, tapi perasaan tidak bisa dipaksakan. Rhea masih mencintai mantan suaminya. Berpaling tidak semudah itu, apa lagi jika Rhea tidak berusaha untuk mencari pengganti. "Danial banyak meneleponku semalam, pesan yang dia kirim juga penuh dengan umpatan. Mulut dan jarinya tidak jauh berbeda." ujar Cleo membuat Rhea melirik ke arahnya. "Kau pasti yang memancingnya lebih dulu," balas Rhea. Ia tahu bagaimana karakter Cleo yang usil, dan Danial yang pemarah. Keduanya sangat tidak baik untuk disatukan, sayangnya Tuhan menggariskan mereka untuk berteman. Cleo mencibir tak terima, "Mantan suamimu saja yang mudah marah. Aku tidak mengerti kenapa kau tah
Read more

16. Tidak Tertarik

Rhea tidak habis pikir kenapa saat ini ia memikirkan saran yang Cleo berikan. Berkencan? hal itu tidak pernah terbesit di kepala Rhea sejak dirinya resmi kembali berstatus sebagai wanita lajang. Bukan karena Rhea ingin membiarkan perasaannya untuk Danial. Tapi karena ia ingin fokus mencintai dirinya sendiri setelah terbantai habis oleh orang-orang yang ia anggap spesial di hidupnya. Apa Rhea harus melakukannya, berkencan? Tapi bagaimana jika ia bertemu dengan orang yang salah, atau bahkan yang akan menyakitinya lebih parah dari Danial. Luka yang mantan suaminya berikan saja belum kering, apa iya dia harus kembali merasakan perihnya ditinggalkan? Ah, memulainya saja belum. Rhea sudah berpikir kejauhan. "Tidak ada salahnya mencoba. Barang kali dengan menerima orang baru lukamu bisa sembuh." Rhea membuang napas jengah. Isabell dan Rayn satu suara, mereka setuju dengan saran dari Cleo usai Rhea mintai pendapatnya. "Tapi bagaimana jika aku bertemu orang yang salah?" lirih Rhea ragu ber
Read more

17. Panas

Tepat pukul 11 malam, tapi Cleo masih enggan pergi dari rumahnya. Rhea sudah mengusirnya secara halus hingga kasar, Cleo tetap tidak mendengarkan. Katanya, betah. "Besok aku cuti, jadi tidak apa-apa jika aku bermalam di sini." rengek Cleo saat Rhea menarik paksa tangannya untuk keluar. "Tidak bisa! Ini rumahku, jadi aku yang punya peraturan." kata Rhea hampir putus asa. Ia melepaskan tangan Cleo begitu saja, lalu menarik napas dalam. Menyerat badan besar Cleo ternyata membutuhkan tenaga lebih besar dari yang Rhea kira. "Ini sudah malam, Rhe. Bagaimana jika aku ditodong geng bersenjata saat di tengah jalan?" "Itu urusanmu. Terserah kau mau pulang ke Jakarta kapan, asal jangan bermalam di rumahku." Cleo bangit berdiri sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. "Hanya semalam saja, lagi pula banyak kamar kosong di rumahmu." Rhea bersedekap dada, "Semua kamar di rumah ini belum layak di isi, kecuali kamarku." Rhea tidak berbohong, ia memang belum sempat membeli perlengkapan
Read more

18. Penolakan Pertama

Danial kehilangan fokusnya hari ini. Jam sudah menunjukan pukul sebelas siang, satu jam lagi memasuki waktu makan siang namun ia belum menyentuh pekerjaannya sejak mendudukan diri di kursi kebesarannya. Kepala Danial di hantuin oleh banyak hal, garis berasnya adalah Rhea. Sudah lama dia tidak menemui wanita itu. Jangan ditanya sudah berapa banyak kepingan rindu yang terkumpul di hati Danial. Tidak cukup disiksa oleh rindu, kini muncul masalah baru. Cleo yang mulai terang-terangan menunjukan perasaannya kepada Rhea yang sudah lama terpendam. Tidak pernah terlintas dipikiran Danial kalau Cleo sungguh-sungguh dengan perasaannya. Dulu, semua pujian Cleo akan Rhea tidak pernah Danial anggap serius, namun ternyata Danial salah memahami maksudnya selama ini. Tadi pagi, Cleo berterus terang kalau dia benar-benar ingin memperjuangkan Rhea. Jangan tanyakan bagaimana respon Danial, ia langsung meludahi Cleo lewat tatapannya, memandang Cleo seakan pria itu pengkhianat yang menjijikan. Kalau sa
Read more

19. Cinta Pandangan Pertama

"Namanya Nathan, aku bisa meminta dia untuk mengatur hari jika kau ingin bertemu dengannya." Isabell menunjukan sebuah foto pria di layar ponselnya. Rhea pandang lamat-lamat wajah pria itu, tampan dan tampak berusia di awal kepala tiga. Memang sih kelihatannya masih muda, tapi Rhea tidak yakin jika pria itu masih melajang. "Berapa usianya?" tanya Rhea seraya menatap Isabell. Untuk beberapa detik Isabell terdiam, mengalihkan pandangannya ke Rayn sebelum dengan ragu ia mengeluarkan suaranya lagi. "Tiga puluh tahun," jawabnya ragu. Isabell menjepit bibirnya saat melihat reaksi Rhea yang menghembuskan napas jengah. Dengan reaksi seperti itu, sudah pasti Rhea akan menolak untuk dikenalkan dengan Nathan. "Tidak untuk yang ini," kata Rhea. Walaupun selisih umur mereka hanya dua tahun, tapi Rhea tidak pernah kepikiran untuk berkencan dengan pria yang lebih muda darinya. Rayn menundukan pandangannya mendengar jawaban sang kakak, dari awal ia memang tidak berharap banyak untuk hal ini. "Ap
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status