Semua Bab Selingkuh Dengan Mantan Suami: Bab 41 - Bab 50

60 Bab

40. I'm Yours

Bagian. 40 [I'm Yours]—cw//mature*****Melihat air mata yang turun mengalir ke pipi sang wanita lantas membuat Danial terhenyak. Dadanya menjadi sesak ketika menyaksikan air mata itu keluar dari mata indah yang selalu ia puja. Denial menarik Rhea ke dalam dekapannya."Maaf," gumamnya sembari mengecup puncak kepala wanita yang masih menduduki tahta tertinggi dalam hatinya itu berkali-kali. "Ku mohon jangan menangis, Sayang. Maafkan aku," ujar Danial yang hatinya ikut nyeri merasakan tubuh bergetar Rhea dalam pelukannya. Matanya ikut memanas.Rhea terisak, pengaruh alcohol membuatnya benar-benar hilang kendali. Harusnya ia tidak boleh seperti ini mengingat bahwa pernikahan mereka sudah berakhir dan Danial bukanlah miliknya lagi."K–kalian berhak kok untuk melakukannya," cicit Rhea terdengar teramat sendu. Mendekap tubuh yang selalu ia rindukan kehadirannya itu dengan erat. Seakan takut jika Danial bisa saja pergi. "Harusnya aku tidak boleh menangis. Tapi, rasanya hatiku sesak sekali m
Baca selengkapnya

41. Choose You (Warning)

Rhea merasakan hangat di area rahimnya. Cairan itu baru saja masuk ke sana - cairan milik Danial, yang mungkin saja bercampur dengan cairannya pula, mengingat mereka mendapatkan pelepasan bersama. Posisi mereka berhadapan sekarang, Danial membawa Rhea ke dalam pelukannya setelah turun dari tubuh wanita itu serta melepas tautan mereka. Sementara nafas mereka masih belum teratur, masih mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Maklum saja, bukan waktu yang sebentar bagi mereka untuk sekedar mendapatkan pelepasan.“Aku mengeluarkannya di dalam.” Ujar Danial, memecah keheningan di sana. Rhea tertawa kecil. “Tidak apa-apa. Bukankah itu lebih nikmat?” “Hmm.” Gumam Danial menyentujui hal itu. Rhea memiringkan tubunya, melingkarkan tangannya di perut rata berotot milik Danial. Pria ini masih sama, selalu menjaga bentuk tubuhnya. “Lagipula itu tidak akan pernah membentuk janin. Kamu tahu sendirikan jika aku ini sudah cacat,” gumam wanita itu yang masih mampu di dengar jelas oleh Danial. K
Baca selengkapnya

42. Kamu Itu Rumahku

Senyum Rhea seakan tak pernah pudar. Setelah menyelesaikan dua ronde percintaan mereka pagi ini, Rhea tampak sibuk dengan apronnya. Wanita itu memasak makanan kesukaan Danial. Dengan telaten, ia menyiapkan dua piring nasi goreng seafood kesukaaan pria itu. Menatanya dengan penuh cinta di atas meja. Sudah lama sekali ia tak merasakan bahagia seperti ini. Bohong, jika dirinya tidak merindukan kehidupan pernikahannya yang seperti ini bersama Danial. Rhea tersenyum puas akan hasilnya, tertata dengan cantik dan rapi, berharap Danial akan menyukainya. Tak lupa juga satu cangkir kopi luwak yang sudah ia siapkan juga, lagi dan lagi kesukaan Danial Aktaraja.Di saat dirinya hendak memanggil Danial untuk turun, tiba-tiba saja pria itu sudah rapi dengan setelannya kemarin.“Sudah ingin berangkat?” tanya Rhea yang menangkap raut kegelisahan di wajah pria itu.Danial mengangguk cepat. “Ya, aku sudah sangat telat. Liya menungguku di bandara sejak satu jam yang lalu,” balas pria itu terdengar c
Baca selengkapnya

43. Tunggu Aku Kembali

Liya meremas kopernya berkali-kali, entah mengapa keberangkatnya kali ini terasa seakan membuahkan sesal dan luka. Biasanya ia akan bersemangat saat harus berangkat belajar lagi, namun kali ini kakinya terasa berat untuk kembali ke Sydney. Mengigit bibirnya berkali-kali, wanita itu masih tetap setia menunggu kehadiran seseorang. Ya, mungkin saja rasa berat itu berasal karena ia harus meninggalkan suaminya lagi. Wanita itu mengulum senyumnya, jutaan kupu-kupu melayang terbang dalam perutnya saat mengingat malam indah yang sudah ia lewati bersama Danial. Bertahun-tahun mengagumi pria itu, dan semalam Liya mendapatkannya. Ia seakan memiliki Danial secara utuh. Liya kembali melihat arlojinya sekali lagi, sisa sepuluh menit lagi sebelum ia naik ke pesawat. Kepala Liya menunduk, ia pun menghela nafasnya berat, Liya hanya bisa pasrah karena suaminya itu belum menunjukkan tanda–tanda kehadirannya. “Hai, maaf. Aku sedikit terlambat,” ujar seseorang yang tiba-tiba saja sudah be
Baca selengkapnya

44. Iyal

[tw/mature]“Hu um, lalu?” Danial Aktaraja, pria itu tengah melakukan panggilan telepon bersama sang istri yang kini tengah berada di Negeri Kangguru itu. Mencoba fokus pada setiap kata yang Liya ucapkan di seberang sana namun sepertinya sia–sia. Fokusnya buyar saat seseorang yang ada di sebelahnya tengah mencoba menggodanya. Siapa lagi jika bukan Rhea Eleanor, sudah hampir dua minggu ini keduanya saling menghabiskan waktu bersama layaknya pasangan suami istri seperti yang tidak pernah bercerai saja. Danial selalu pulang ke tempat Rhea atau sebaliknya wanita itu yang akan menginap di apartemen Danial. Dan kali ini, pria itu menginap di rumah Rhea. “Sayang jangan begitu,” lirih Danial sembari menjauhkan ponselnya, takut jika Liya bisa saja mendengarnya. Danial menatap wanitanya itu dengan tatapan memohon, wanitanya itu terus menggodanya dengan mengusap area dada dan sesekali mencubit putingnya. Keduanya sama-sama dalam keadaan telanjang saat ini setelah menghabiskan malam panas denga
Baca selengkapnya

45.

“Rhe, kau punya pacar ya?”Ucapan singkat yang keluar dari mulut Isabell lantas membuat sekujur tubuh Rhea Eleanor menegang kaku. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya ini akan datang dan menemuinya. Shit. Umpat Rhea dalam hatinya karena ia sungguh bodoh tidak mengganti sandi rumahnya sejak kebersamaan itu terjalin kembali bersama Danial. Rhea meneguk ludahnya dengan susah payah manakala melihat wanita yang sudah sangat mengenalnya itu tampak memicingkan matanya penuh curiga.Isabell lantas berjalan mendekat ke arah Rhea yang tengah terpaku. Matanya seakan terus mengintimidasi Rhea. Menatap lurus, seakan terus meminta jawaban atas pertanyaannya. Wanita itu berdiri dengan tegap di hadapan Rhea yang sedari tadi hanya bergeming di tempatnya. Menatap Rhea sejenak, lantas Isabel pun mulai mencondongkan tubuhnya ke sisi kanan kepala Rhea, sedikit memiringkan kepalanya lalu membau aroma asing yang menempel pada tubuh sahabatnya itu.“Bau musk,” ujarnya bak hewan yang memiliki indra penciuman y
Baca selengkapnya

46.

Rhea Eleanor menyandarkan pipinya pada dada bidang milik prianya setelah menyelesaikan satu ronde percintaan mereka malam ini. Seperti malam-malam sebelumnya, bersama Danial Aktaraja ia merasa penuh ketenangan. Pelukannya yang hangat dan dada bidang yang selalu menjadi tempat ternyamannya untuk bersandar itu adalah hal yang tidak bisa tergantikan oleh siapa pun. Tak hanya Rhea, Danial juga merasakan hal yang sama. Berada dekat dengan Rhea adalah sebuah keharusan mutlak untuknya. Demi Tuhan, ia sungguh mencintai wanita ini. Memutuskan berpisah dengan Rhea adalah kesalahan terbesarnya. Ia tidak ingin kehilangan wanita ini lagi. Bahkan Danial secara terang-terangan juga mengabaikan Liya, istrinya. Wanita cantik itu terkekeh geli saat Danial mengusak-usakkan hidungnya di puncak kepalanya. “Iyal, berhenti!” ujar Rhea sembari berusaha menjauhkan kepalanya. Namun dekapan Danial justru semakin menguat. Sekarang tidak hanya puncak kepala sang mantan istri yang menjadi sasarannya, nam
Baca selengkapnya

47.

Ditemani dengan Isabell, saat ini Rhea tengah mengemasi barang-barangnya yang akan ia bawa untuk tinggal bersama Danial. Namun sepertinya Isabell tidak membantu sama sekali karena sedari tadi wanita itu hanya mengoceh, bertanya perihal siapa pria yang sudah membuatnya sampai mau meninggalkan rumahnya seperti ini. Sedari tadi Isabell hanya duduk di atas ranjang milik Rhea sembari bersedekap. “Kau yakin tidak apa-apa jika harus tinggal bersamanya?” tanya Isabell berulang kali. Dan jawaban Rhea Eleanor tetap sama, wanita itu hanya menganggukkan kepalanya, membuat Isabell mendongak jengah sembari menghela nafasnya berat. “Padahal kau hanya tinggal bersama sahabatmu, kenapa ia sangat posesif sekali sampai membuatmu tinggal bersamanya. Tidak adil,” seru Isabell merengut kesal. Padahal ia merindukan Rhea, ia ingin melakukan ‘girl time’ seperti yang mereka lakukan dulu. Tapi wanita ini justru memilih pria itu dan meninggalkan rumahnya sendiri. Sungguh, Isabell sangat penasaran sekali, sia
Baca selengkapnya

48.

“Kenapa lama sekali,” ujar Danial saat mendapati sang wanita berdiri dengan koper di depan pintu apartemennya. Wajah pria itu tampak sedikit kesal, karena memang dirinya sudah menunggu kedatangan sangat terkasih cukup lama. Sebenarnya bisa saja Danial menjemput Rhea di kediamannya, namun wanita ini bersikeras agar Danial tidak menjemputnya, takut ketahuan. Dengan terpaksa Danial pun hanya bisa pasrah meskipun sangat ingin rasanya ia menjemput wanita ini karena tak kunjung datang. Rhea terkekeh kecil. ”Aku hanya telat dua jam, Iyal. Kenapa kau merajuk seperti ini,” pungkas wanita cantik itu. Danial lantas mencibir, “dalam dua jam itu kita bisa menyelesaikan satu ronde, Sayang.”Mata Rhea membola, dengan cepat ia menutup mulut Danial dengan tangannya agar pria itu tidak berbicara sembarangan, apalagi ini masih di depan apartemen milik Danial. Takut jika ada yang memergoki. “Sst, baru dateng udah diajak bicara kotor!” cicit Rhea. Pria itu meraih tangan Rhea yang membekap mulutnya. Lal
Baca selengkapnya

49.

Sudah seperti pasangan suami istri sungguhan, itulah hal yang dirasakan Danial dan Rhea saat ini. Bahkan seakan mereka tidak seperti pasangan yang pernah berpisah sebelumnya. Danial yang merasakan hidup kembali saat menemukan Rhea menyambutnya saat pulang kerja dengan senyum lebar dan pelukan hangat. Dan Rhea yang mendapatkan dekapan hangat Danial di sepanjang malam saat ia terjaga. Semuanya terasa normal, seperti mereka di saat masih bersama. “Kau suka?” tanya Danial yang tiba-tiba saja mengejutkan Rhea. Wanita itu mendongak, mendapati prianya sudah berada di belakangnya dengan kondisi yang segar, habis mandi. Rambut Danial yang agak panjang, lurus dan halus itu tampak basah. “Iyal? Udah selesai mandinya?” tanya Rhea.Pria itu mengecup bibir Rhea sekilas sebelum berujar, “sudah, Sayang... Kau terlalu fokus sama HP sampai gak tahu akunya udah ada di sini,” ucap pria itu sembari menangkup pipi wanitanya dari atas. Rhea menyengir lebar. “Sorry, Iyal.” Ucapnya sembari memasang wajah p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status