All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 141 - Chapter 150
363 Chapters
Bab 141
"Iya kakek... selama ini kalau saya selesai bertanding dan memenangkan turnamen game online, otak saya terasa panas dan juga seluruh tubuh saya terasa sakit semua dan bawaannya lemas tidak bertenaga." "Nah...itu Adik tau... sama ayah dan Bunda kalian juga seperti itu,ayo... habiskan makanan kalian, terus kalian berdua belajar di kamar kalian masing masing, kalian berdua malam ini jangan ke kamar Ayah sama Bunda ya, karena setelah mereka berdua makan, mereka berdua pasti akan melanjutkan pertempuran mereka yang tadi sore, bahkan kali ini lebih sengit...kalian berdua paham kan kata kata kakek." "Iya kakek.. nanti setelah makan kami berdua langsung ke kamar untuk belajar." "Hmm.. pintarnya cucu cucu kesayangan kakek."Abah mengulum bibirnya dengan senyuman penuh arti. Mas Brian hanya diam terpaku mendengar perkataan Abahnya Humaira barusan yang sengaja menggoda dirinya, akhirnya ummi Salamah ikut nimbrung untuk menghentikan Abah untuk tidak mengeluarkan kata kata yang kurang pantas di
Read more
Bab 142
Sepeninggalnya Mas Brian keluar dari kamar aku langsung meraih handphone yang berada di atas nakas samping tempat tidur, aku memainkan game online yang ada di aplikasi handphoneku.Hm... udaranya panas sekali apakah ini karena memang cuacanya yang panas atau aku kepanasan karena efek dari kehamilanku ini,coba aku tingkatkan volume ACnya,eh... rasanya sama saja tidak ada perubahan, sebaiknya aku ganti saja baju tidur yang aku pakai ini dengan yang lain. Aku melangkah membuka lemari pakaian,aku meraih salah satu baju yang bergelantungan dengan rapi di dalam lemari,aku mengambil sebuah lingerie yang berwarna biru navy dan langsung aku pakai,ini sepertinya pas kalau aku pakai, warna biru kan bisa menyejukkan udara yang panas,hmm...leganya. Kehamilanku kali ini sangat berbeda dengan yang terdahulu, semenjak aku hamil rasanya sangat tidak nyaman kalau pada saat tidur di malam hari dengan memakai baju yang agak tertutup,aku lebih sering menggunakan baju baju agak terbuka istilahnya 'baju h
Read more
Bab 143
Sambil menunggu minuman yang di racikan Abahnya Humaira sampai hangat, Mas Brian melangkah menuju ke ruang keluarga dengan salah satu tangannya memegang gelas yang isinya masih panas,bukan hanya Mas Brian tapi Abahnya Humaira juga mengikuti langkah Mas Brian dari belakang. Mereka berdua duduk berdampingan sembari menonton acara yang di tampilkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. "Abah... saya mau minta izin untuk mengubah desain interior ruang kerjanya Humairah, saya lihat ruangan agak luas, rencananya saya mau merubahnya menjadi 2 bagian, tentunya dengan desain interior yang lebih bagus dan nyaman, agar Humairah tidak merasa boring kalau lagi berada di dalam ruangan kerjanya." "Oh...itu tidak apa-apa, Abah sengaja mendesain ruangan kerjanya Humairah lebih luas dari ruangan yang lain, karena kalau sewaktu waktu Almeera dan Al Jazair mau ikut Humairah ke kantor, mereka bisa leluasa beraktivitas di dalam ruangan kerjanya Humairah,tanpa mereka berdua menggangu pekerjaan Humair
Read more
Bab 144
"Mas... kenapa senyum senyum terus dari tadi, ada yang lucu ya dengan penampilan aku malam ini." "Tidak sih.. hanya saja ada yang berbeda sama Bunda malam ini, Bunda cantik dan seksi sekali kalau seperti ini, Bunda itu malam lain sekali, Bunda sengaja ya untuk memancing saya hah...."Mas Brian mendekatiku dengan tatapan penuh hasrat,terdengar deru nafasnya semakin memburu membuat hatiku meremang seketika dan bergidik. "Hm...Mas bukannya sengaja tapi aku kepanasan,aku gerah sekali walaupun volume ACnya aku sudah tingkatkan tetap saja aku merasa kepanasan,mau tidak mau aku harus mengenakan pakaian ini, tidak mungkin kan aku tidur hanya dengan menggunakan selimut tanpa pakaian sama sekali." "Tapi saya sangat suka melihat penampilan bunda seperti ini."Mas Brian mulai merapatkan tubuhnya kepadaku, karena sedari tadi pertama kali melihatku memakai lingeria,bagian tubuh lain Mas Brian sudah bereaksi, Mas Brian mulai melabuhkan ciumannya keseluruh bagian mukaku terakhir Mas Brian mengulum b
Read more
Bab 145
"Rendi tidak tau juga ma... Rendi sudah berusaha untuk melupakan Humaira,tapi semua itu sia sia Ma, semakin Rendi melupakan dan menjauhi Humaira tapi justru takdir berkata lain, Ma... Rendi tidak bisa mengabaikan keselamatan Humairah sekarang ini." "Maksud kamu apa Nak... keselamatan Humairah bagaimana... Nak coba jelaskan semuanya kepada mama." Rendi menceritakan semua kejadian menimpa Humairah dan keluarganya sekarang ini dan juga permintaan Abah Malik untuk melindungi Humairah dan kedua anaknya.Terlihat Tante Inda mengangguk anggukkan kepalanya, berusaha mencerna semua penjelasan anak semata wayangnya itu. Di saat Rendi terdiam sejenak setelah menceritakan semua yang menjadi beban pikirannya belakang ini kepada mamanya, Pak Hermawan yang sedari tadi ingin bergabung dengan mereka berdua tidak jadi masuk ke dalam kamarnya Rendi, Pak Hermawan untuk sesaat merasa tertegun dan kaget dengan apa yang di dengarkan barusan. Tanpa sepengetahuan Rendi dan Tante Inda Pak Hermawan sudah ber
Read more
Bab 146
'Dasar orang tua tidak berperasaan, tidak tau apa kalau anaknya ini lagi jomblo dan kesepian,bisa bisanya mereka saling melemparkan tatapan mesra, tidak ingat umur, mereka berdua sebenarnya sayang nggak sih sama saya,atau kehadiran saya di dunia ini hanya sebagai bonus saja' batin Rendi lagi merutuki kelakuan kedua orangtuanya. Mendengar perkataan anak laki lakinya itu dengan sengaja mengusir mereka berdua, Pak Hermawan dan Tante Inda langsung keluar dari kamarnya Rendi dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.Rendi dengan jelas mendengar suara sang mama yang masih merecoki Pak Hermawan. "Ini semua gara gara Papa... mama itu masih kangen sama Rendi,dia itu sangat jarang pulang ke sini eh..pas lagi Rendi pulang papa malah mengacaukan semuanya, Mama itu masih mau ngobrol dengan anak kesayangan saya pa.. kenapa sih papa suka menggangu pembicaraan kami berdua, memangnya papa tidak kangen sama sekali pada Rendi...hiks..hiks."Tante Inda tidak bisa menyembunyikan kek
Read more
Bab 147
Desahan panjang yang keluar dari bibirnya mereka berdua, Pak Hermawan dan Tante Inda baru saja menyelesaikan permainan panas mereka,pak Hermawan jatuh terkulai lemas karena kehabisan tenaga setelah menggempur istrinya secara habis habisan.Terukir senyum indah penuh kepuasan di bibirnya mereka berdua, secara pelan pak Hermawan merengkuh tubuh sang istri ke dalam pelukannya.Rendi yang sempat tertidur, kaget bangun karena kehausan, Rendi melihat teko air minum yang biasanya tersedia di dalam kamarnya terlihat kosong, dengan gontai Rendi menyeret langkah kakinya menuruni anak tangga menuju dapur, Rendi melewati pintu kamar kedua orang tuanya samar terdengar suara mereka berdua lagi bercerita."Ma.... maafkan papa ya,sudah sering papa membuahi rahim mama,tapi tidak dengan berhasil selalu gagal, kita berdua sudah berobat kesana kemari bahkan kita sudah berobat sampai ke luar negeri, tapi hasilnya nihil, kita di takdirkan hanya memiliki Rendi saja, Papa tau kalau Mama selama ini merasa kes
Read more
Bab 148
"Bunda istirahat saja di kamar pagi ini saya yang akan menyiapkan sarapan untuk kita semua."Mas Brian tidak mau melihat aku kecapean, apalagi sekarang ini aku lagi dalam kondisi hamil. "Iya mas... makasih ya sudah mau bantu aku untuk menyiapkan sarapan pagi." "Sudah.. tidak apa-apa,ini juga bukan pekerjaan berat,yah.. paling paling rasa masakan yang saya masak tidak seenak masakan Bunda,okey... tidak apa-apa kan saya tinggal sendiri." Mas Brian sembari mengulas senyumannya. "Iya... tidak apa apa.." Mas Brian menyeret langkah kakinya untuk keluar dari kamar untuk ke dapur.Dengan sigap Mas Brian mengutak-atik dapurnya ummi Salamah, kadang terdengar denting sendok beradu keras dengan peralatan dapur lainnya, kurang lebih 20 menit Mas Brian telah mempersiapkan beberapa menu untuk sarapan pagi ini. Mas Brian pagi ini menyiapkan sarapan nasi bakar isi ikan tuna dengan tambahan lauk ikan cakalang fufu Suir saos pedis,ada juga beberapa gelas susu hangat dan air putih,sabagai pelengkap hi
Read more
Bab 149
Yang terjadi di Jakarta lain lagi, setelah menunaikan shalat subuh dua rakaat Rendi langsung menuruni tangga menuju lantai dasar, Rendi menyeret langkah kakinya menuju dapur,di sana sudah ada asisten rumah tangga yang tengah mempersiapkan semuanya bahan untuk sarapan pagi kami hari ini. "Bi... hari ini biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi, saya minta ijin untuk meminjam dapurnya dulu ya." "Tidak usah den Rendi, biarkan bibi saja yang siapkan, tidak enak sama bapak dan ibu." "Tidak apa-apa bi..ayo bibi silahkan lanjutkan pekerjaan yang lainnya." Rendi mulai meracik semua bumbu dan bahan yang akan di gunakan untuk membuat menu sarapan pagi mereka hari ini. Rendi sengaja membuat mie spaghetti,dan juga mie goreng, Rendi sengaja memasak lebih, dia menyiapkan untuk semua orang yang berada di rumahnya. Kurang lebih 20 menit Rendi berkutat dengan semua peralatan dapur, akhirnya selesai juga, Rendi menata semua menu makan yang telah di masak di atas meja makan, tidak lupa juga Ren
Read more
Bab 150
Usai membereskan meja makan dan membersihkan semua piring kotor bekas kami gunakan tadi dan juga semua peralatan dapur,aku kembali meletakkan semuanya tertata dengan rapi di tempatnya yang semula. Aku kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.Hm..akhirnya selesai juga, untuk menghilangkan kepenatan aku kembali meluruskan badan dengan rebahan di atas kasur, karena sejak aku hamil, seringkali aku merasakan pegal di bagian punggung dan pinggang rasanya sangat tidak nyaman. Tiba-tiba aku rasakan ada orang yang memijat punggungku secara perlahan dan rasanya sangat nyaman sekali,hmm... nyamannya,tanapa melihat siapa pelakunya aku sudah bisa menebaknya, Mas Brian. "Bunda... sebentar jam berapa ke kantor, rencananya saya sama Abah mau keluar." "Hmm.. sekitar jam 10an baru aku ke kantor,aku ingin istirahat sejenak, entah kenapa akhir-akhir ini tubuhku sering kali terasa lelah,dan juga maunya tidur terus." "Bunga...itu mungkin bawaan hamil,oke untuk memastikan keseh
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
37
DMCA.com Protection Status