Home / Pernikahan / Takdir Cinta Humairah / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 101 - Chapter 110

363 Chapters

Bab 101

Aroma udang goreng krispi keluar dari boks makanan yang sudah dibuka satu persatu tertata rapi di atas meja makan,menguar kemana-mana membuat indra penciuman siapa saja tergelitik. Tanpa mengeluarkan suara dan tenaga untuk memanggil kedua buah hatiku itu,indra penciuman mereka sendirilah yang menuntun langkah keduanya menuju ke meja makan. "Kakak...adik...ayo makan ini semua makanan kesukaan kalian berdua sengaja kakek pesan dari restoran." "Iya kakek... waow enak enak semua ini, kakak...ayo jangan biarkan cacing cacing yang ada di dalam perut kakak itu meronta karena terlalu lama tidak di kasih makan.he..he.."anak laki lakiku itu sangat girang sekali sambil terkekeh melihat semua makanan yang ada di depan matanya. "Iya adik... perut kakak sudah keroncongan minta di isi.."Almeera juga tidak mau kalah dengan Al Jazair. Sebelum menyantap makanan yang ada di depan kami semua terlebih dahulu membaca doa itu sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada k
Read more

Bab 102

Abah sama Ummi sudah masuk istirahat duluan kedalam kamar, tinggallah Mas Brian dan kedua anaknya. Abah sama Ummi selalu memperhatikan kualitas waktu istirahatnya dan menjaga asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh mereka berdua, aga tidak gampang jatuh sakit, karena di usia mereka sekarang ini cukup rentan terhadap berbagai macam jenis penyakit. Satu hal yang mas Brian yang pelajari dari kehidupan keluarga Abah dan Ummi, mereka berdua selalu saling memperhatikan, saling menghargai satu sama lainnya dan cinta mereka tidak lekang dimakan waktu dan usia sampai sekarang ini. Usia Abah Malik sudah memasuki kepala angka 6 tapi beliau masih cekatan dalam mengurus beberapa bisnis yang Abah geluti, walaupun Abah sama Ummi dari kampung tapi pendidikan mereka berdua itu cukup mencengangkan Abah sama Ummi bertitel sarjana.makanya Abah punya beberapa bisnis sementara ummi hanya mengurus keluarga saja Abah tidak mengizinkan ummi bekerja. Walaupun Abah sama ummi memiliki banyak penghasilan,tapi m
Read more

Bab 103

Ceklek. Mas Brian membuka pintu dari luar dan menutupnya kembali, dia melangkah masuk menjatuhkan bobot tubuhnya diatas tempat tidur, Mas Brian melihat aku lagi duduk sandaran di sisi tempat tidur sambil memainkan game online yang ada di handphone. "Bunda... kenapa belum tidur, apakah tubuh Bunda masih ada yang sakit, atau sengaja tungguin Mas karena kangen."Mas Brian sengaja mensejajarkan tubuhnya denganku, Mas Brian juga mengerlingkan sebelah matanya untuk menggodaku "Tubuhku sudah sehat, siapa juga yang tungguin Mas,aku itu belum mengantuk karena siang tadi aku tidur cukup lama kurang lebih 3 jam, Mas saja yang kepedean." "Begitu ya.. berarti Mas saja dong yang kangen dan rindu berat sama Bunda." Mas Brian sengaja merapat tubuhnya kepadaku tanpa membuang waktu Mas Brian merengkuh tubuhku kedalam pelukannya. Jantungku berdebar kencang, seperti mau copot dari tempatnya, bukan hanya itu mukaku sudah merona merah seperti buah tomat,karena Mas Brian tiba tiba saja mencium tengkukku
Read more

Bab 104

Bulu kudukku meremang seketika, alam bawah sadarku juga bereaksi secara spontan, secara naluri aku berusaha untuk menolak perlakuan Mas Brian,tetapi sepertinya naluriku kalah dari reaksi tubuh ini, secara spontan merespon dengan cepat atas semua perlakuan Mas Brian. 'Di bagian sisi lain hatiku masih menyimpan rasa sakit atas semua kebohongan yang kamu lakukan mas, akan tetapi di sisi lainnya aku menginginkan sentuhan sentuhan lembut dan penuh hasrat darimu Mas' ada apa dengan diriku ini. "Bunda... saya tau mungkin secara naluri Bunda menolak semua yang saya lakukan sama Bunda,tapi tubuh Bunda justru berkehendak lain, Bunda...tolong jangan abaikan saya...."Mas Brian semakin mempererat pelukannya"Bunda... saya sangat menginginkan Bunda saat ini, saya mohon Bunda... "suara Mas Brian semakin serak seperti lagi menahan beban berat yang ada dalam dirinya. Aku hanya bisa pasrah dan diam, tidak tau apa yang harus aku lakukan,aku berusaha membalik tubuh untuk berhadapan langsung dengan Mas
Read more

Bab 105

Aku keluarkan semua bahan yang ada di dalam kulkas,menu sarapan pagi hari ini, yang seperti biasanya,nasi goreng seafood lengkap,di tambah dengan telur omelette, ayam goreng mentega dan ikan gurame goreng biasa. Kurang lebih 20 menit aku berperang dengan berbagai peralatan dapur, akhirnya selesai juga hidangan yang aku masak,aku tata semua atas meja makan, tidak lupa aku juga menyiapkan susu hangat untuk menemani sarapan pagi kami hari ini. Aroma nasi goreng yang menguar kemana-mana, mengecoh indra penciuman siapa saja yang menghirup, Almeera dan Al Jazair sudah berlari menghampiri meja makan, mereka sudah duduk di kursi meja makan yang tersedia,aku melangkah untuk memanggil Abah sama Ummi tapi baru beberapa langkah aku sudah berpapasan dengan mereka berdua, rupanya Abah sama Ummi sudah mencium aroma masakan yang aku sajikan,aku mempersilahkan Abah sama Ummi untuk duduk di kursi meja makan,aku lanjutkan langkah kakiku untuk memanggil Mas Brian yang sedari tadi belum keluar dari kama
Read more

Bab 106

Aku mempersilahkan Abah sama Ummi dan juga kedua buah hatiku itu untuk meninggalkan meja makan,aku membereskan meja makan dari semua piring kosong bekas kami pakai makan, Mas Brian juga ikut membantuku mengangkat semua piring kosong yang telah aku susun dan membawanya ke wastafel dapur untuk segera aku bersihkan, tidak memakan waktu terlalu lama semu piring dan peralatan dapur bekas aku pakai memasak tadi, sudah bersih semua dan sudah tertata rapi kembali ke tempatnya semula, ini semua berkat bantuan dari Mas Brian akhirnya cepat selesai. "Mas.. makasih ya.." "Iya sama-sama... tidak apa apa mulai sekarang Mas tidak akan membuat Bunda kelelahan, selagi saya berada di rumah, kecuali olahraga di atas tempat tidur, saya tidak jamin untuk yang satu itu."Mas Brian masih saja menggodaku, dia sengaja mengerlingkan sebelah matanya kearahku, sambil tersenyum sumringah. "Terserah Mas aja deh."aku malas berdebat kalau aku ladeni perkataan Mas Brian,itu tidak akan ada habisnya. Aku lihat Abah
Read more

Bab 107

Almeera sudah siap dengan semua perlengkapan latihannya, Almeera melangkah mendekati kami berdua. "Ayah... Bunda... kakak mau pamit berangkat latihan dulu ya." "Iya nak... hati hati ya jangan terlalu memforsir tenaga ya pada saat latihan, ingat jangan sampai cidera, kalau Bunda boleh tau di mana tempat latihannya, jauh nggak dari sini." "Iya Bunda... kakak latihan di tempatnya Om Irfan, untuk jarak tempat latihannya dengan rumah ini, untuk lebih jelasnya kakak tidak tau pasti, nanti kalau sudah sampai di tempat latihannya kakak akan hubungi Ayah sama Bunda. Assalamualaikum.. Ayah.. Bunda.." "Waallaikum salam.. Nak..."Almeera menyalami kami berdua aku sama mas Brian secara bergantian mencium pucuk kepalanya Almeera,aku sama Mas Brian juga turut mengantar Almeera sampai dia berada di halaman depan rumah,disana Irfan sudah menunggunya, sepertinya Abah tadi keluar ngobrol dengan Irfan dan menyuruh Irfan untuk menggunakan mobil saja sebagai kendaraan mereka menuju tempat latihan, Abah
Read more

Bab 108

Setelah mendengarkan penjelasan dari Abah, Mas Brian terlihat sangat gelisah,apa yang Mas Brian dengar dari Abah itu cukup mengusik ketenangannya, apalagi semenjak hari pernikahannya dengan Alma dan Humaira masuk rumah sakit Mas Brian belum pernah menemui kedua orang tuanya, Mas Brian masih menyimpan kekecewaan terhadap orang tuanya itu. Mas Brian segera menghubungi orang kepercayaannya sekaligus pengacara pribadinya Pak Heri. "Assalamualaikum Pak Heri...." "Waallaikum salam Pak Brian, apakah ada hal yang mendesak..." "Maaf.. apakah saat ini Pak Heri lagi sibuk?" "Untuk hari ini dan besok saya tidak sibuk, saya istirahat saja di rumah, apakah Pak Brian butuh sesuatu." "Iya betul sekali, Pak Heri kalau bisa besok kita ketemuan di Malang ada yang harus saya bicarakan dengan Pak Heri ini sangat penting menyangkut keselamatan istri dan kedua anak ku." "Baiklah.. kalau memang penting kenapa bukan hari ini saja tidak perlu menunggu sampai besok,kalau itu berhubungan dengan keselamat
Read more

Bab 109

Mendengar kata kata Al Jazair, Mas Brian mukanya semakin pucat, sambil mengepalkan kedua tangannya."Dasar anak nakal bukannya bantuin Ayah untuk membujuk Bunda...eh malah memperkeruh suasana saja awas ya.. nanti ayah kasih pelajaran kamu..."Al Jazair bukan takut mendengarkan kata kata Mas Brian,tapi malah semakin menggila menggoda Mas Brian."Siapa takut....saya mau hubungi Om Rendi dulu ah agar dia bersiap siap melamar Bunda, sebentar lagi kan Bunda dapat gelar baru 'janda kembang' seperti kata Ayah lagian ayah juga sudah punya istri baru Tante Alma, Bunda mau nggak...kalau Om Rendi jadi ayah baru untuk kakak ,adik dan juga dede bayi yang belum lahir, kalau saya mau pakai banget malah, sejarah kan Om Rendi itu tajir, dan ganteng lagi walaupun ayah lebih ganteng sedikit sih." Al Jazair memainkan tangannya di atas Notebooknya seolah-olah menghubungi Bang Rendi lewat panggilan video, melihat tingkah Al Jazair Mas Brian tambah murka,terlihat dari mukanya Mas Brian yang tadinya pucat kin
Read more

Bab 110

"Bunda... tidak marah kan sama saya" Al Jazair duduk di samping aku di atas kasur, sambil kedua tangannya memijat punggungku. "Iya Bunda tidak marah.. tapi lain kali tidak boleh menggoda ayah seperti tadi, kamu tidak kasian liat Ayah marah marah terus,lama kelamaan Ayah bisa sakit darah tinggi dan stroke, memangnya adik mau ayah seperti itu, ingat bukan hanya sama Ayah, tapi sama orang lain juga kamu tidak boleh usil ,dan menggodanya secara berlebihan, nanti menimbulkan keributan." "Iya Bunda... saya tidak akan mengulanginya lagi, saya tidak mau ayah jatuh sakit, saya sangat menyayangi ayah dan Bunda sama kakak juga, tadi itu saya sengaja menggoda ayah,bunda maafin saya ya... karena secara tidak sengaja saya mendengar Bunda sama ayah ngobrol kalau sebenarnya ayah sudah menceraikan Tante Alma, sekali lagi maafin saya ya Bunda..." "Tidak apa-apa,terus sekarang bagaimana perasaan adik setelah tau ayah sudah berpisah dengan Tante Alma." "Saya senang sekali, berarti ayah tidak akan pe
Read more
PREV
1
...
910111213
...
37
DMCA.com Protection Status