Setelah mendengarkan penjelasan dari Abah, Mas Brian terlihat sangat gelisah,apa yang Mas Brian dengar dari Abah itu cukup mengusik ketenangannya, apalagi semenjak hari pernikahannya dengan Alma dan Humaira masuk rumah sakit Mas Brian belum pernah menemui kedua orang tuanya, Mas Brian masih menyimpan kekecewaan terhadap orang tuanya itu. Mas Brian segera menghubungi orang kepercayaannya sekaligus pengacara pribadinya Pak Heri. "Assalamualaikum Pak Heri...." "Waallaikum salam Pak Brian, apakah ada hal yang mendesak..." "Maaf.. apakah saat ini Pak Heri lagi sibuk?" "Untuk hari ini dan besok saya tidak sibuk, saya istirahat saja di rumah, apakah Pak Brian butuh sesuatu." "Iya betul sekali, Pak Heri kalau bisa besok kita ketemuan di Malang ada yang harus saya bicarakan dengan Pak Heri ini sangat penting menyangkut keselamatan istri dan kedua anak ku." "Baiklah.. kalau memang penting kenapa bukan hari ini saja tidak perlu menunggu sampai besok,kalau itu berhubungan dengan keselamat
Mendengar kata kata Al Jazair, Mas Brian mukanya semakin pucat, sambil mengepalkan kedua tangannya."Dasar anak nakal bukannya bantuin Ayah untuk membujuk Bunda...eh malah memperkeruh suasana saja awas ya.. nanti ayah kasih pelajaran kamu..."Al Jazair bukan takut mendengarkan kata kata Mas Brian,tapi malah semakin menggila menggoda Mas Brian."Siapa takut....saya mau hubungi Om Rendi dulu ah agar dia bersiap siap melamar Bunda, sebentar lagi kan Bunda dapat gelar baru 'janda kembang' seperti kata Ayah lagian ayah juga sudah punya istri baru Tante Alma, Bunda mau nggak...kalau Om Rendi jadi ayah baru untuk kakak ,adik dan juga dede bayi yang belum lahir, kalau saya mau pakai banget malah, sejarah kan Om Rendi itu tajir, dan ganteng lagi walaupun ayah lebih ganteng sedikit sih." Al Jazair memainkan tangannya di atas Notebooknya seolah-olah menghubungi Bang Rendi lewat panggilan video, melihat tingkah Al Jazair Mas Brian tambah murka,terlihat dari mukanya Mas Brian yang tadinya pucat kin
"Bunda... tidak marah kan sama saya" Al Jazair duduk di samping aku di atas kasur, sambil kedua tangannya memijat punggungku. "Iya Bunda tidak marah.. tapi lain kali tidak boleh menggoda ayah seperti tadi, kamu tidak kasian liat Ayah marah marah terus,lama kelamaan Ayah bisa sakit darah tinggi dan stroke, memangnya adik mau ayah seperti itu, ingat bukan hanya sama Ayah, tapi sama orang lain juga kamu tidak boleh usil ,dan menggodanya secara berlebihan, nanti menimbulkan keributan." "Iya Bunda... saya tidak akan mengulanginya lagi, saya tidak mau ayah jatuh sakit, saya sangat menyayangi ayah dan Bunda sama kakak juga, tadi itu saya sengaja menggoda ayah,bunda maafin saya ya... karena secara tidak sengaja saya mendengar Bunda sama ayah ngobrol kalau sebenarnya ayah sudah menceraikan Tante Alma, sekali lagi maafin saya ya Bunda..." "Tidak apa-apa,terus sekarang bagaimana perasaan adik setelah tau ayah sudah berpisah dengan Tante Alma." "Saya senang sekali, berarti ayah tidak akan pe
"Mas... kenapa kamu senyum senyum sendiri seperti orang gila saja."sejak Al Jazair keluar dari kamar, Mas Brian senyum senyum terus. "Emangnya salah ya kalau Mas senyum, atau jangan bilang kalau Bunda lagi kepincut berat dengan senyuman saya, Bunda saya masih waras tidak gila, saya hanya lagi senang saja." "Percaya diri amat, kenapa sih Mas harus melibatkan Al Jazair ada di antara permasalahan kita, nggak lucu kan masa iya Mas minta bantuan Al Jazair agar aku memaafkan kesalahan Mas." Aku perhatikan Mas Brian menggaruk kepalanya yang tidak gatal hanya untuk mengalihkan rasa gugupnya. "Mau bagaimana lagi saya sudah berulang kali minta maaf sama Bunda, tapi tidak pernah Bunda respect,tapi Bunda sudah maafin semua kesalahan saya kan." "Emangnya tadi Mas dengar aku mengatakan kalau Aku sudah memaafkan semua kebohongan yang mas telah lakukan sama aku, tidak kan.." "Saya tidak dengar sih, bunda mengatakan kalau sudah memaafkan semua kesalahan saya, tapi kan.. Bunda sudah tau kalau say
"Dulu sewaktu Bunda masih kuliah, kebetulan ada Iven lomba menembak yang di adakan oleh salah satu instansi keamanan yang ada di negeri ini, secara kebetulan waktu itu Bunda juga baru mengikuti kegiatan latihan menembak, hanya untuk uji nyali Bunda coba mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba itu, dan mengikuti lomba itu bukan hanya puluhan orang akan tetapi ratusan orang,yah namanya juga hanya sekedar, boleh dibilang ikut meramaikan Iven itu saja, Bunda tidak pernah berharap untuk mendapatkan juara, pada hari pertama dan kedua pelaksanaan lomba menembak Bunda bisa masuk 10 besar, pencapaian yang sangat luar biasa Bunda juga tidak menyangka akan bisa masuk 10 besar, padahal yang ikut lomba itu banyak yang berasal dari berbagai aparat keamanan, ada yang dari kepolisian, ada yang dari TNI AD,AU da AL, tapi banyak yang berguguran, hingga tibalah hari penentuan dari 10 besar akan dicari yang masuk 3 besar,nama Bunda ada di antara 3 besar dan juga Om Rendi,dan waktu itu Bunda adalah satu s
Pak Airlangga adalah orang yang sangat ambisius dan materialistis, dia akan melakukan segala upaya untuk mendapatkan semua keinginannya. "Papa.. Mama ingin tau gimana kabarnya Brian dan keluarganya sekarang ini semenjak pernikahannya dengan Alma Brian tidak pernah lagi ke rumah sini,dan juga bagaimana dengan perkembangan perusahaannya apakah sudah pulih kembali atau malah sebaliknya" "Perusahaannya Brian saat ini belum pulih betul, sama dengan perusahaan papa juga belum ada kemajuan yang sangat signifikan." "Terus bagaimana dengan pernikahannya dengan Alma apakah berjalan dengan baik dan juga bagaimana dengan kondisi perusahaannya Pak Darsono sekarang ini." "Menurut informasi yang Papa dengar, perusahaannya Pak Darsono sudah pailit, Pak Darsono sudah menjual semua aset pribadinya untuk membayar sebagian gaji karyawan perusahaannya, dan juga membayar sisa cicilan bank yang belum lunas, Pak Darsono sekarang tinggal di Bogor dan membuka showroom mobil, sementara Alma sudah cerai den
Begitu sampai di kantor Pak Airlangga langsung menuju ruangan kerjanya, dia menghubungi putranya Pak Rian Airlangga lewat saluran telepon kantor, untuk segera menemuinya, Pak Airlangga akan menanyakan perkembangan perusahaan belakang ini.Tok.tok.Ceklek Terdengar suara ketukan pintu disusul dengan Bunyi pintu terbuka dari luar, tanpa melihat siapa yang masuk pak Airlangga sudah hafal, itu pasti Rian anaknya yang menjabat sebagai manager keuangan di perusahaan ini."Silahkan duduk Nak..""Iya terimakasih pa..,ada apa sampai papa memanggil Rian ke sini.""Maaf Nak kalau papa sudah mengganggu waktu kerja kamu, Papa hanya mau tau bagaimana perkembangan keuangan perusahaan belakangan ini, apakah sudah ada investor yang mau bekerja sama dengan perusahaan kita.""Maafkan Rian pa... untuk sementara ini belum ada investor yang mau bekerja sama dengan perusahaan kita,dan juga dana operasional perusahaan sangat minim, papa harus segera atasi masalah ini, kalau tidak...bisa mengakibatkan kerugi
Selesai menemui Mas Rian, Ratih langsung menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya, dan secara perlahan lahan meninggalkan area parkir perusahaan tempat kerja suaminya.Ratih memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang, kurang lebih 20 menit dia sudah memasuki halaman rumahnya, sebelum memasuki rumahnya, Ratih melirik jam yang melingkar di tangannya,ini sudah jam 1 siang.Selepas pulangnya Ratih, Mas Rian segera menemui papanya Pak Airlangga untuk menyerahkan sejumlah uang yang di transfer oleh Ratih tadi walaupun jumlahnya tidak seberapa, tapi bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana operasional perusahaan papanya sekarang ini.Melihat pintu ruangan kerja Pak Airlangga terbuka, Mas Rian langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu lebih dulu."Assalamualaikum pa...""Waallaikum salam Rian...ada apa, kenapa kamu tiba tiba datang menemui papa.""Maaf pa... Rian sudah mengganggu waktu kerja papa,ini pa.. tadi Ratih sudah mentransfer uang sebanyak 300 juta ke nomor rekeningnya Rian,in
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men