Pak Airlangga adalah orang yang sangat ambisius dan materialistis, dia akan melakukan segala upaya untuk mendapatkan semua keinginannya. "Papa.. Mama ingin tau gimana kabarnya Brian dan keluarganya sekarang ini semenjak pernikahannya dengan Alma Brian tidak pernah lagi ke rumah sini,dan juga bagaimana dengan perkembangan perusahaannya apakah sudah pulih kembali atau malah sebaliknya" "Perusahaannya Brian saat ini belum pulih betul, sama dengan perusahaan papa juga belum ada kemajuan yang sangat signifikan." "Terus bagaimana dengan pernikahannya dengan Alma apakah berjalan dengan baik dan juga bagaimana dengan kondisi perusahaannya Pak Darsono sekarang ini." "Menurut informasi yang Papa dengar, perusahaannya Pak Darsono sudah pailit, Pak Darsono sudah menjual semua aset pribadinya untuk membayar sebagian gaji karyawan perusahaannya, dan juga membayar sisa cicilan bank yang belum lunas, Pak Darsono sekarang tinggal di Bogor dan membuka showroom mobil, sementara Alma sudah cerai den
Begitu sampai di kantor Pak Airlangga langsung menuju ruangan kerjanya, dia menghubungi putranya Pak Rian Airlangga lewat saluran telepon kantor, untuk segera menemuinya, Pak Airlangga akan menanyakan perkembangan perusahaan belakang ini.Tok.tok.Ceklek Terdengar suara ketukan pintu disusul dengan Bunyi pintu terbuka dari luar, tanpa melihat siapa yang masuk pak Airlangga sudah hafal, itu pasti Rian anaknya yang menjabat sebagai manager keuangan di perusahaan ini."Silahkan duduk Nak..""Iya terimakasih pa..,ada apa sampai papa memanggil Rian ke sini.""Maaf Nak kalau papa sudah mengganggu waktu kerja kamu, Papa hanya mau tau bagaimana perkembangan keuangan perusahaan belakangan ini, apakah sudah ada investor yang mau bekerja sama dengan perusahaan kita.""Maafkan Rian pa... untuk sementara ini belum ada investor yang mau bekerja sama dengan perusahaan kita,dan juga dana operasional perusahaan sangat minim, papa harus segera atasi masalah ini, kalau tidak...bisa mengakibatkan kerugi
Selesai menemui Mas Rian, Ratih langsung menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya, dan secara perlahan lahan meninggalkan area parkir perusahaan tempat kerja suaminya.Ratih memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang, kurang lebih 20 menit dia sudah memasuki halaman rumahnya, sebelum memasuki rumahnya, Ratih melirik jam yang melingkar di tangannya,ini sudah jam 1 siang.Selepas pulangnya Ratih, Mas Rian segera menemui papanya Pak Airlangga untuk menyerahkan sejumlah uang yang di transfer oleh Ratih tadi walaupun jumlahnya tidak seberapa, tapi bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana operasional perusahaan papanya sekarang ini.Melihat pintu ruangan kerja Pak Airlangga terbuka, Mas Rian langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu lebih dulu."Assalamualaikum pa...""Waallaikum salam Rian...ada apa, kenapa kamu tiba tiba datang menemui papa.""Maaf pa... Rian sudah mengganggu waktu kerja papa,ini pa.. tadi Ratih sudah mentransfer uang sebanyak 300 juta ke nomor rekeningnya Rian,in
Tidak menunggu terlalu lama, terdengar bunyi suara notifikasi pesan masuk di handphonenya Pak Airlangga, dengan segera dia membuka pesan yang diharapkan itu.("Bos...pak Brian sekarang tidak ada di kediamannya, Pak Brian lagi berada di Malang bersama dengan istri dan kedua anaknya, teman teman saya sedang mencari tau keberadaannya di Malang bos.")("Pantau terus keberadaannya Brian dan selalu informasi kepada saya.")("Baik bos... untuk informasi selanjutnya, besok baru saya sampaikan kepada bapak.")("Oke.. saya tunggu informasi dari kalian.")Itulah informasi yang dia terima dari orang kepercayaannya, kalau sekarang ini Brian dan keluarganya sedang berada di Malang,di kampung halamannya Humaira.Sudah kepalang tanggung pak Airlangga tidak mau kehilangan semua yang di milikinya saat ini, 'jalan satu satunya saya harus menghabisi nyawa mereka semua, tunggu saja tanggal mainnya Brian aku pastikan kamu, Humaira dan kedua anak kalian itu akan aku segera habisi' pak Airlangga bergumam sen
Kebetulan hari ini adalah akhir pekan,aku hanya duduk diam bermalas-malasan saja di dalam kamar aku enggan sekali turun dari kasur aku juga tidak paham dengan kondisi tubuhku sekarang ini,aku gampang sekali kelelahan, hingga membuat diriku malas melakukan aktivitas di luar rumah, untuk mengusir rasa bosan aku memainkan game online yang ada di aplikasi handphoneku. Almeera dan Al Jazair sedang nonton film kartun kesukaan mereka yang lagi tayang di salah satu stasiun televisi,di sana ada Abah dan Ummi yang menemani mereka berdua. Karena terlalu fokus dengan game online yang ada di aplikasi handphoneku,aku tidak menyadari kehadirannya Mas Brian, sepertinya dia baru saja selesai mandi,di ujung rambutnya masih meneteskan sisa sisa air yang belum sempat dia bersihkan, itu sudah menjadi kebiasaannya, Mas Brian tidak pernah mau menggunakan handuk jubah mandi dia lebih suka menggunakan handuk biasa katanya lebih praktis cukup di lilit saja di pinggang. Bagi sebagian wanita melihat pandangan
Mas Brian belum sempat melangkah kakinya keluar dari rumah,tiba tiba terdengar bunyi suara notifikasi pesan masuk di handphonenya, Mas Brian segera melihat siapa yang telah mengirimkan pesan.("Assalamualaikum Pak... Saya otw menuju ke Malang, insya Allah 2 jam lagi kita akan bertemu di tempat yang bapak telah tentukan.)("Waallaikum salam Pak... Oke saya akan menunggu di sana 15 menit sebelum Pak Heri sampai, terimakasih")("Sama sama Pak... tidak apa-apa kalau bapak sampai terlambat, saya dapat memaklumi keadaan bapak.")("Oke... sampai jumpa di sana, assalamualaikum...")(" Waallaikum salam... sampai jumpa juga.")Mas Brian langsung memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya, setelah membalas pesan dari Pak Heri.Ditempat yang berbeda Rendi juga sedang menerima telepon dari orang kepercayaannya yang sedang mengawasi rumah tempat tinggalnya Humaira dan anak anaknya."Selamat pagi bos,maaf saya mengganggu waktunya bos sejenak.""Langsung saja... apakah ada sesuatu yang m
Melihat Abah hendak berdiri untuk memanggil Humaira, Mas Brian segera menghentikan langkah Abah, Mas Brian juga melihat kekhawatiran yang mendalam dari muka Abah, membuat Mas Brian bertanya tanya ada apa ini sebenarnya.tolob "Abah mau kemana..." "Saya mau memberitahukan kepada Humaira agar dia tidak boleh keluar dari rumah." "Abah... tidak usah kesana biarkan anak-anak saja yang panggil, tolong ceritakan ada apa sebenarnya Abah."sambil menunggu penjelasan dari Abah, Mas Brian menyuruh salah satu anaknya untuk memanggil Humaira untuk bergabung bersama dengan mereka di ruang keluarga. "Kakak tolong panggilkan Bunda dikamar, bilang sama Bunda kalau lagi di tunggu sama kakek,ayo buruan ya." "Iya Ayah...." "Terimakasih banyak ya Nak..." "Iya sama sama Ayah."Almeera setengah berlari menuju ke kamar untuk memanggil Humaira, melihat pintu kamar terbuka, Humaira langsung masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Almeera melihat Bundanya lagi memainkan game online yang ada di aplikasi handp
Setelah mendengar semua penjelasan dari Abah,aku langsung berdiri melangkah menuju ke kamar,dan meninggalkan Mas Brian yang masih tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar, kepalaku tiba tiba terasa pusing memikirkan semua masalah yang kami hadapi, sebegitu bencinya kah kedua orang tua Mas Brian terhadapku dan juga kepada kedua buah hatiku, kesalahan apa yang telah kami lakukan hingga mereka tega mau menghabisi nyawaku dan nyawa anak anak ku, secara perlahan lahan aku merebahkan tubuh di atas kasur untuk meregangkan otot-otot tubuhku yang sangat tegang terutama bagian kepala, agar terasa lebih ringan. 'Ya Tuhan apa yang harus saya lakukan sekarang ini, untuk melindungi orang orang yang sangat saya cintai saja tidak bisa saya lakukan,ajustru orang lain yang melakukan semua itu betapa tidak bertanggung jawabnya diri ini, mulai sekarang saya harus selalu berada di samping Humairah dan kedua anak anak ku, agar saya bisa menjaga mereka dengan segenap jiwa ragaku.' Mas Brian bergumam d
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men