Tidak menunggu terlalu lama, terdengar bunyi suara notifikasi pesan masuk di handphonenya Pak Airlangga, dengan segera dia membuka pesan yang diharapkan itu.("Bos...pak Brian sekarang tidak ada di kediamannya, Pak Brian lagi berada di Malang bersama dengan istri dan kedua anaknya, teman teman saya sedang mencari tau keberadaannya di Malang bos.")("Pantau terus keberadaannya Brian dan selalu informasi kepada saya.")("Baik bos... untuk informasi selanjutnya, besok baru saya sampaikan kepada bapak.")("Oke.. saya tunggu informasi dari kalian.")Itulah informasi yang dia terima dari orang kepercayaannya, kalau sekarang ini Brian dan keluarganya sedang berada di Malang,di kampung halamannya Humaira.Sudah kepalang tanggung pak Airlangga tidak mau kehilangan semua yang di milikinya saat ini, 'jalan satu satunya saya harus menghabisi nyawa mereka semua, tunggu saja tanggal mainnya Brian aku pastikan kamu, Humaira dan kedua anak kalian itu akan aku segera habisi' pak Airlangga bergumam sen
Kebetulan hari ini adalah akhir pekan,aku hanya duduk diam bermalas-malasan saja di dalam kamar aku enggan sekali turun dari kasur aku juga tidak paham dengan kondisi tubuhku sekarang ini,aku gampang sekali kelelahan, hingga membuat diriku malas melakukan aktivitas di luar rumah, untuk mengusir rasa bosan aku memainkan game online yang ada di aplikasi handphoneku. Almeera dan Al Jazair sedang nonton film kartun kesukaan mereka yang lagi tayang di salah satu stasiun televisi,di sana ada Abah dan Ummi yang menemani mereka berdua. Karena terlalu fokus dengan game online yang ada di aplikasi handphoneku,aku tidak menyadari kehadirannya Mas Brian, sepertinya dia baru saja selesai mandi,di ujung rambutnya masih meneteskan sisa sisa air yang belum sempat dia bersihkan, itu sudah menjadi kebiasaannya, Mas Brian tidak pernah mau menggunakan handuk jubah mandi dia lebih suka menggunakan handuk biasa katanya lebih praktis cukup di lilit saja di pinggang. Bagi sebagian wanita melihat pandangan
Mas Brian belum sempat melangkah kakinya keluar dari rumah,tiba tiba terdengar bunyi suara notifikasi pesan masuk di handphonenya, Mas Brian segera melihat siapa yang telah mengirimkan pesan.("Assalamualaikum Pak... Saya otw menuju ke Malang, insya Allah 2 jam lagi kita akan bertemu di tempat yang bapak telah tentukan.)("Waallaikum salam Pak... Oke saya akan menunggu di sana 15 menit sebelum Pak Heri sampai, terimakasih")("Sama sama Pak... tidak apa-apa kalau bapak sampai terlambat, saya dapat memaklumi keadaan bapak.")("Oke... sampai jumpa di sana, assalamualaikum...")(" Waallaikum salam... sampai jumpa juga.")Mas Brian langsung memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya, setelah membalas pesan dari Pak Heri.Ditempat yang berbeda Rendi juga sedang menerima telepon dari orang kepercayaannya yang sedang mengawasi rumah tempat tinggalnya Humaira dan anak anaknya."Selamat pagi bos,maaf saya mengganggu waktunya bos sejenak.""Langsung saja... apakah ada sesuatu yang m
Melihat Abah hendak berdiri untuk memanggil Humaira, Mas Brian segera menghentikan langkah Abah, Mas Brian juga melihat kekhawatiran yang mendalam dari muka Abah, membuat Mas Brian bertanya tanya ada apa ini sebenarnya.tolob "Abah mau kemana..." "Saya mau memberitahukan kepada Humaira agar dia tidak boleh keluar dari rumah." "Abah... tidak usah kesana biarkan anak-anak saja yang panggil, tolong ceritakan ada apa sebenarnya Abah."sambil menunggu penjelasan dari Abah, Mas Brian menyuruh salah satu anaknya untuk memanggil Humaira untuk bergabung bersama dengan mereka di ruang keluarga. "Kakak tolong panggilkan Bunda dikamar, bilang sama Bunda kalau lagi di tunggu sama kakek,ayo buruan ya." "Iya Ayah...." "Terimakasih banyak ya Nak..." "Iya sama sama Ayah."Almeera setengah berlari menuju ke kamar untuk memanggil Humaira, melihat pintu kamar terbuka, Humaira langsung masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Almeera melihat Bundanya lagi memainkan game online yang ada di aplikasi handp
Setelah mendengar semua penjelasan dari Abah,aku langsung berdiri melangkah menuju ke kamar,dan meninggalkan Mas Brian yang masih tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar, kepalaku tiba tiba terasa pusing memikirkan semua masalah yang kami hadapi, sebegitu bencinya kah kedua orang tua Mas Brian terhadapku dan juga kepada kedua buah hatiku, kesalahan apa yang telah kami lakukan hingga mereka tega mau menghabisi nyawaku dan nyawa anak anak ku, secara perlahan lahan aku merebahkan tubuh di atas kasur untuk meregangkan otot-otot tubuhku yang sangat tegang terutama bagian kepala, agar terasa lebih ringan. 'Ya Tuhan apa yang harus saya lakukan sekarang ini, untuk melindungi orang orang yang sangat saya cintai saja tidak bisa saya lakukan,ajustru orang lain yang melakukan semua itu betapa tidak bertanggung jawabnya diri ini, mulai sekarang saya harus selalu berada di samping Humairah dan kedua anak anak ku, agar saya bisa menjaga mereka dengan segenap jiwa ragaku.' Mas Brian bergumam d
Rendi kembali mengaktifkan handphonenya, karena tadi selama dia berada di udara Rendi menonaktifkan handphonenya, secara bersamaan terdengar suara notifikasi panggilan masuk di handphonenya, Rendi segera menerimanya. "Selamat pagi bos... posisi dimana sekarang." "Pagi juga, saya sudah berada di Malang baru saja mendarat, bagaimana ada informasi baru." "Untuk saat ini belum ada perkembangan yang sangat signifikan, hanya saja barusan kami melihat ada sebuah mobil yang keluar dari area rumahnya Pak Malik, sepertinya Pak Brian suaminya ibu Humairah lagi ada kepentingan untuk menemui seseorang di luar rumah." "Oke.. tolong suruh salah satu orang dari kalian yang berada di situ untuk mengikuti kearah mana mobilnya Pak Brian menuju dan dengan siapa dia bertemu, jangan lupa kabari saya secepatnya." "Oke bos.." Rendi telah memutuskan sambungan teleponnya, tanpa membuang waktu Rendi langsung mengemudikan mobil yang telah di sediakan oleh anak buahnya.Rendi segera menuju ke restorannya Hum
"Bagaimana kabarnya Pak Brian dan juga keluarganya." "Alhamdulillah...kami sehat semua, bagaimana juga kabarnya Pak Heri." "Alhamdulillah sehat seperti yang bapak lihat saat ini,oh ya apa yang perlu saya lakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang tengah bapak hadapi sekarang ini." "Iya Pak, saya bingung dengan banyaknya masalah yang tengah melanda keluarga kecilku saat ini, saya harus mulai dari mana hahh." Mas Brian berusaha tenang agar dia bisa menceritakan semua permasalahan yang tengah mereka hadapi saat ini. "Ceritakan saja siapa tau saya bisa memberikan solusinya." "Aha..ini semua berawal dari kekacauan yang di lakukan oleh anak laki-laki saya Al Jazair, hingga berbuntut panjang sampai sekarang ini, sepertinya papa saya sudah mengetahui siapa dalang dari semua kekacauan yang terjadi di perusahaannya,dan sekarang ini papa tengah mengawasi keberadaan Humairah dan anak anak saya,ini hanya praduga saya saja kalau sebenarnya yang papa incar itu bukan istri dan anak a
"Coba bapak ceritakan saja siapa tau saya bisa kasih solusinya, apakah ini ada hubungannya dengan perasaan bapak kepada ibu Humairah,maaf ini hanya tebakan saya saja sepertinya hubungan bapak dengan ibu Humairah tidak berjalan sebagai mestinya, masih ada jurang pemisah antara bapak dengan ibu Humairajh sampai detik ini." "Hmm gimana ya, betul sekali tebakannya Pak Heri hubungan saya dengan Humaira saat ini tidak berjalan sebagai mana mestinya Humaira sampai detik ini tidak mau saya dekati bahkan dia sudah mengancam saya untuk berpuasa sampai dengan selesai melahirkan, ini sangat menyiksa batin saya, apakah pak Heri tau bagaimana caranya untuk meluluhkan hati wanita." "Oh begitu ya... kalau menurut saya itu bapak harus berjuang lebih keras lagi agar ibu mau mengerti perasaan bapak, atau...."Pak Heri belum menyelesaikan omongannya,tiba tiba terhenti karena kemunculan Rendi secara mendadak. Rendi yang mendengar semua pembicaraan Brian dengan pak Heri barusan cukup membuat hatinya terg