Home / Romansa / Malam Pertama Dengan Kakak Ipar / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Malam Pertama Dengan Kakak Ipar : Chapter 91 - Chapter 100

124 Chapters

Extra part 27 (bagian 1)

Kini mereka semua berada dalam mobil. Celotehan Gaia menjadi suasana ramai. Sedangkan Dara hanya diam, bagaimana bisa ikut berbincang jika ia saja hanya seorang tunawicara kadang rasa sedih hinggap dihati."Ayoo kita happy-happy," pekik Gaia membuat Arka menoleh dan menatapnya sekilas. "Hehehe ... maaf, Pah. Habisnya kegirangan sih aku," ucap Gaia menyeringai dan membuat Arka mengembuskan napas kasar. "Pelankan suaramu, kasihan, nanti adikmu kaget lho," nasehat Arka yang dibalas anggukan semangat Gaia."Oh iya, Ra! Kamu pake dong handphone yang aku beliin. Masa gak pernah dipake sih," gerutu Mona memandang kesal ke arah Dara yang menggaruk kepalanya. (Nanti aku pake, kok.) Dara menyodorkan tulisannya pada sang teman. Membuat Mona yang membaca deretan kata itu mengembuskan mata dan memutarkan bola mata. "Jangan nanti, pokoknya mulai hari ini pake handphonemu. Jangan cuma pake pas jauh aja, mendingan pake juga sekarang biar kamu gak ribet bawa kertas dan pulpen itu," seru Mona yang
Read more

Extra part 27 (bagian 2)

"Ohh ... ternyata bisu," kata lelaki itu seraya mengangguk kepala."Saya pamit kerja ya, Non," pamit lelaki itu lalu pergi begitu saja tanpa meminta maaf pada Dara. "Mbak, ayo! Aku gak sabar pengen berenang nih," ajak Gaia lalu memberikan semua barangnya tadi pada Dara dan gadis itu pergi begitu saja. "Bocah ini asal nyuruh-nyuruh aja," gerutu Dara dalam hati lalu mengikuti Gaia yang berlari sangat gesit."Mbak Dara diam disitu aja, aku mau berenang dulu," perintah Gaia menunjuk tempat duduk, Dara mengangguk sebagai jawaban. Gaia sangat asik berenang, bahkan seperti ia lupa jika Dara tengah menunggu. Sudah sejam gadis itu berada di air. Dia mulai gelisah, berusaha meminta Gaia agar jangan berenang lagi, Dara terus mengikuti ke mana Gaia sampai tak sengaja malah wanita itu tercebur. "Dara!" pekik Mona kala melihat Dara terkejut ke kolam."Mas! Tolong bantuin Dara, dia gak bisa berenang," pinta Mona pada suaminya, ia langsung mengambil alih Ghibran.Arka lekas berlari lalu menyeburk
Read more

Extra part 28 (bagian 1)

"Eh, kamu ganti baju aja ya. Ini Mas Arka telepon, takut mau minta tolong," pamit Mona, wanita itu langsung pergi, Dara menoleh memandang kepergian temannya. Dara langsung bergegas mencari pakaiannya lalu melangkah ke kamar mandi. Lagi-lagi wanita itu terpesona dengan kemewahan design ruangan ini. Dengan semangat empat lima, ia mulai melakukan ritual membersihkan dirinya.Wanita itu memejamkan mata, menikmati aroma sabun cair yang ia tuangkan ke bathup. Tanpa sadar dia terlelap, bahkan memimpikan telah menjadi istri kedua Arka. Perempuan tersebut sangat menikmati, dimanjakan oleh lelaki yang disukai. Suara gedoran pintu dan teriakan merusak bunga tidur Dara, perempuan tersebut terkejut. "Ishh ... siapa sih! Ganggu aja," geram Dara dalam hatinya lalu lekas memakai pakaian dan membuka pintu. "Kirain aku kamu kenapa-napa Ra!" Napas Mona terengah-engah membuat Dara mengeryitkan kening dan memiringkan kepala. "Mandi aja lama! Kalau jadi pembantu itu harus gerak cepet!" hardik Arka deng
Read more

Extra part 28 (bagian 2)

"Sudah, gak papa. Kamu ayo duduk dan makan," seru Mona. Dara menoleh ke arah melirik Mona lalu mengangguk sebagai jawaban. Wanita itu mendudukan bokong di kursi, sedangkan Gaia menatap kesal ke arahnya. "Ayo dimakan! Biar nanti habis ini aku yang bawain makanan buat Mas Arka," lontar Mona lagi. "Mama! Lagian ngapain ngajak Mbak Dara ikut makan di sini. Kan, ini acara family time sedangkan Mbak Dara bukan keluarga kita," cetus Gaia dengan nada kesal, ia memasukan dengan kasar makanan ke mulutnya. "Gak boleh ngomong gitu, Sayang," tegur Mona."Udah mendingan kita makan aja," tutur Mona lagi. Wanita itu mulai menyiapkan makanan di piring. Ia langsung melahap hidangan yang ada. Padahal pikirannya tengah berkelana ke mana-mana memikirkan sang suami. "Ahh ... Mama gak asik," gerundel Gaia pelan, masih terdengar oleh Mona.(Maaf, acara kalian berantakan gara-gara aku,)Dara menyodorkan handphone, agar ketikannya dibaca oleh Mona. Gaia yang melihat itu menggeram."Makan aja bisa gak sih
Read more

Extra part 29 (bagian 1)

"Mas." Mona memanggil suaminya kala ia membuka pintu kamar. Terlihat lelaki itu tengah memandangi wajah pulas Ghibran. Wanita tersebut perlahan mendekat dan memegang bahu sang suami. "Ayo, kita bicara jangan deket Ghibran, takut dia terbangun," ajak Arka, lelaki itu menggenggam tangan istrinya lalu menarik pelan lengan Mona. "Kamu udah selesai makannya?" tanya Arka. Lelaki itu melepaskan genggaman tangannya dan memilih melihat pemandangan. Mereka tengah berada di teras kamar. "Sudah, Mas," balas Mona, Arka mengangguk sebagai jawaban. "Mas, aku ambilin makanan ya," ucap Mona membuat Arka melirik sebentar sang istri."Aku ambilin ya," kata Mona. Wanita itu akhirnya memilih pergi mengambil makanan. Arka mengembuskan napas, kala melihat kepergian sang istri. Akhirnya dia memilih duduk di kursi dan memejamkan mata."Mas, ini makanannya, ayo kamu makan, pasti perut kamu keroncong," lontar Mona, ia ikut duduk di samping suaminya. Arka yang memejamkan mata perlahan membuka perlahan.
Read more

Extra part 29 (Bagian 2)

***Tak terasa kini sudah memasuki waktu salat subuh. Mona baru saja terbangun karena alarm di ponselnya berbunyi. Ia bergegas bangkit dari tidur, lalu lekas membangunkan sang suami."Mas, bangun! Udah subuh nih, ayo kita sholat," ajak Mona. Wanita itu menggoncang tubuh suaminya, membuat Arka yang terlelap bangun. Lelaki tersebut mengerjapkan mata lalu memandang sang istri."Sebentar, Sayang. Kamu mandi aja dulu gih!" perintah Arka. Mona mengembuskan napas, akhirnya turun dari ranjang. Menuruti perkataan sang suami."Mas, ayo bangun! Aku udah selesai mandi, sekarang kamu harus mandi. Aku mau bangunin Gaia," teriak Mona. Wanita itu berteriak di telinga suaminya, membuat lelaki tersebut terkejut. Ia langsung bangkit duduk dengan mata membulat. Menatap kesal sang istri, yang menampakan wajah memamerkan senyuman memperlihatkan gigi dengan netra mengerjap-ngerjap. "Aku ke kamar Gaia dulu," pamit Mona. Arka mengembuskan napasnya, ia turun dari ranjang lalu melangkah menuju kamar mandi.
Read more

Extra part 30 (bagian 1)

Kini mereka tengah berada di taman, Dara membantu membawa barang bawaan. Senyuman dibibir Gaia selalu terukir. Gadis itu sangat bahagia, bahkan ia mengajak berfoto terlebih dahulu."Mama, nanti kita harus cuci foto ini," pinta Gaia. Gadis kecil itu menyodorkan hasil jepretan. Ia sangat gembira, lalu meminta agar Dara menggelar tikar. "Bagus banget, kamu sangat pinter mengambil foto," puji Mona. Gaia semakin melebarkan senyuman. Sedangkan Arka baru saja balik dari kedai makanan. Memang dia tadi sesampai di sini langsung pergi mencari sesuat u untuk dimakan. "Makanan sudah datang," kata itu meluncur dari bibir Arka. Lelaki tersebut memamerkan paper bag yang berisi makanan. Arka lekas duduk di karpet lalu menaruh bawaannya. Sedangkan Gaia langsung melihat hidangan yang dibawa sang Papa. "Wah ... ini kebanyakan makanan kesukaan Gaia," ucap gadis itu. "Memang, ini spesial buat kamu, putri Papa," balas Arka. Gaia langsung memeluk tubuh Arka, sampai lelaki itu hendak terjatuh. Berun
Read more

Extra part 30 (bagian 2)

"Papa, Gaia pengen jajan ice cream, boleh ya," tutur Gaia.Arka langsung menoleh memandang anak pertamanya. Lelaki tersebut langsung melihat jam di pergelangan tangan. "Boleh, ayo Papa antar!" kata Arka. Lelaki itu bangkit dari duduk bersilanya. Lalu menunduk memandang Gaia yang masih terdiam seraya mengerucutkan bibir. "Kamu kenapa lagi, katanya mau beli ice cream," lontar Arka. Ia berjongkok memandang Gaia yang masih memasang bibir cemberut. Gadis tersebut terlihat menghela napas dan memandang Papanya dengan kesal. "Gaia bisa beli sendiri, Pah. Gaia kan sudah besar, masa masih harus diantar," ungkap gadis itu. Arka mengangguk paham, lelaki itu akhirnya duduk lagi. Merogoh dompet dan memberikan uang pada Gaia. Melihat kejadian itu, Mona melotot ke arah suaminya. "Ahhh ... makasih, Papa," ucap Gaia. Gadis kecil tersebut sangat bahagia, ia bangkit lalu mengecup pipi Arka. Dan bergegas pergi melangkah, Mona langsung mendekati suaminya."Kenapa Mas biarin Gaia pergi sendiri," uca
Read more

Extra part 31 (bagian 1)

"Ayo Gaia, kita harus kasih tau Mamamu," ajak Atha. Memegang bahu Gaia, kala gadis itu memandang kepergian Papanya yang menaiki ambulan membawa Dara dalam gendongan.Gaia mendongak lalu mengangguk. Ia melangkah dengan pelan, tubuhnya bahkan masih gemetar. "Biar Kakak gendong, kamu kasih tau aja dimana Mamamu berada," ucap Atha.Lelaki tersebut langsung menggendong Gaia. Gadis itu menunjuk di mana sang Mama berada. Kala sampai, Gaia meminta turun lalu menangis memeluk leher Mona dari belakang."Kamu kenapa, Gaia? Kenapa nangis," lontar Mona kebingungan."Mbak Dara, Mah!" ucap Gaia.Gadis itu berkata sambil terus menangis, Mona jadi bingung dan tegang. Memang perasaannya dari tadi gelisah."Dara kenapa, Gaia. Coba ngomong yang jelas," pinta Mona. "Wanita itu tertabrak mobil karna menyelamatkan Gaia," ucap Atha."Apa! Sekarang Dara gimana keadaannya," pekik Mona.Wanita itu mengeluarkan nada terkejut, ia bangkit dari duduknya sambil menggendong Gihbran. Tatapan ia layangkan pada Atha,
Read more

Extra part 31 (bagian 2)

Mona yang ini meminta kejelasan atas ucapan Arka yang akan mewujudkan keinginan Dara. Tak jadi kala seorang dokter keluar dari ruangan, wanita itu langsung mendekat ke arah dokter tersebut. "Dok, apa Dara baik-baik saja?" tanya Mona. Ia sangat tak sabaran, Arka memegang tangannya. Dokter itu mengulas senyum, dia memandang mereka berdua. "Allhamdulillah, Bu Dara sudah melewati masa kritis," balas dokter tersebut. Mereka berdua langsung mengucapkan syukur. Dokter itu pamit dan akan segera memindahkan Dara ke ruangan lain."Apa maksud Mas yang ingin mewujudkan keinginan Dara?" tanya Mona. Baru saja Arka hendak menjawab, ia memandang Mona dengan tatapan aneh. "Apa yang kamu lihat, Mas! Bukannya jawab ih," geram Mona. Terlihat Arka menghela napas. "Dimana anak-anak kita, Mon?" lontat Arka. Mona membulatkan matanya, ia langsung melihat sekeliling. "Astagfirullah, anakku dimana ya," pekik Mona. Dia langsung berlari mencari para buah hatinya. Arka mengikuti langkah sang istri. "Ka
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status