Share

Extra part 27 (bagian 2)

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ohh ... ternyata bisu," kata lelaki itu seraya mengangguk kepala.

"Saya pamit kerja ya, Non," pamit lelaki itu lalu pergi begitu saja tanpa meminta maaf pada Dara.

"Mbak, ayo! Aku gak sabar pengen berenang nih," ajak Gaia lalu memberikan semua barangnya tadi pada Dara dan gadis itu pergi begitu saja.

"Bocah ini asal nyuruh-nyuruh aja," gerutu Dara dalam hati lalu mengikuti Gaia yang berlari sangat gesit.

"Mbak Dara diam disitu aja, aku mau berenang dulu," perintah Gaia menunjuk tempat duduk, Dara mengangguk sebagai jawaban.

Gaia sangat asik berenang, bahkan seperti ia lupa jika Dara tengah menunggu. Sudah sejam gadis itu berada di air. Dia mulai gelisah, berusaha meminta Gaia agar jangan berenang lagi, Dara terus mengikuti ke mana Gaia sampai tak sengaja malah wanita itu tercebur.

"Dara!" pekik Mona kala melihat Dara terkejut ke kolam.

"Mas! Tolong bantuin Dara, dia gak bisa berenang," pinta Mona pada suaminya, ia langsung mengambil alih Ghibran.

Arka lekas berlari lalu menyeburk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pujiwati
dasar dara gk tau diri bgt sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 28 (bagian 1)

    "Eh, kamu ganti baju aja ya. Ini Mas Arka telepon, takut mau minta tolong," pamit Mona, wanita itu langsung pergi, Dara menoleh memandang kepergian temannya. Dara langsung bergegas mencari pakaiannya lalu melangkah ke kamar mandi. Lagi-lagi wanita itu terpesona dengan kemewahan design ruangan ini. Dengan semangat empat lima, ia mulai melakukan ritual membersihkan dirinya.Wanita itu memejamkan mata, menikmati aroma sabun cair yang ia tuangkan ke bathup. Tanpa sadar dia terlelap, bahkan memimpikan telah menjadi istri kedua Arka. Perempuan tersebut sangat menikmati, dimanjakan oleh lelaki yang disukai. Suara gedoran pintu dan teriakan merusak bunga tidur Dara, perempuan tersebut terkejut. "Ishh ... siapa sih! Ganggu aja," geram Dara dalam hatinya lalu lekas memakai pakaian dan membuka pintu. "Kirain aku kamu kenapa-napa Ra!" Napas Mona terengah-engah membuat Dara mengeryitkan kening dan memiringkan kepala. "Mandi aja lama! Kalau jadi pembantu itu harus gerak cepet!" hardik Arka deng

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 28 (bagian 2)

    "Sudah, gak papa. Kamu ayo duduk dan makan," seru Mona. Dara menoleh ke arah melirik Mona lalu mengangguk sebagai jawaban. Wanita itu mendudukan bokong di kursi, sedangkan Gaia menatap kesal ke arahnya. "Ayo dimakan! Biar nanti habis ini aku yang bawain makanan buat Mas Arka," lontar Mona lagi. "Mama! Lagian ngapain ngajak Mbak Dara ikut makan di sini. Kan, ini acara family time sedangkan Mbak Dara bukan keluarga kita," cetus Gaia dengan nada kesal, ia memasukan dengan kasar makanan ke mulutnya. "Gak boleh ngomong gitu, Sayang," tegur Mona."Udah mendingan kita makan aja," tutur Mona lagi. Wanita itu mulai menyiapkan makanan di piring. Ia langsung melahap hidangan yang ada. Padahal pikirannya tengah berkelana ke mana-mana memikirkan sang suami. "Ahh ... Mama gak asik," gerundel Gaia pelan, masih terdengar oleh Mona.(Maaf, acara kalian berantakan gara-gara aku,)Dara menyodorkan handphone, agar ketikannya dibaca oleh Mona. Gaia yang melihat itu menggeram."Makan aja bisa gak sih

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 29 (bagian 1)

    "Mas." Mona memanggil suaminya kala ia membuka pintu kamar. Terlihat lelaki itu tengah memandangi wajah pulas Ghibran. Wanita tersebut perlahan mendekat dan memegang bahu sang suami. "Ayo, kita bicara jangan deket Ghibran, takut dia terbangun," ajak Arka, lelaki itu menggenggam tangan istrinya lalu menarik pelan lengan Mona. "Kamu udah selesai makannya?" tanya Arka. Lelaki itu melepaskan genggaman tangannya dan memilih melihat pemandangan. Mereka tengah berada di teras kamar. "Sudah, Mas," balas Mona, Arka mengangguk sebagai jawaban. "Mas, aku ambilin makanan ya," ucap Mona membuat Arka melirik sebentar sang istri."Aku ambilin ya," kata Mona. Wanita itu akhirnya memilih pergi mengambil makanan. Arka mengembuskan napas, kala melihat kepergian sang istri. Akhirnya dia memilih duduk di kursi dan memejamkan mata."Mas, ini makanannya, ayo kamu makan, pasti perut kamu keroncong," lontar Mona, ia ikut duduk di samping suaminya. Arka yang memejamkan mata perlahan membuka perlahan.

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 29 (Bagian 2)

    ***Tak terasa kini sudah memasuki waktu salat subuh. Mona baru saja terbangun karena alarm di ponselnya berbunyi. Ia bergegas bangkit dari tidur, lalu lekas membangunkan sang suami."Mas, bangun! Udah subuh nih, ayo kita sholat," ajak Mona. Wanita itu menggoncang tubuh suaminya, membuat Arka yang terlelap bangun. Lelaki tersebut mengerjapkan mata lalu memandang sang istri."Sebentar, Sayang. Kamu mandi aja dulu gih!" perintah Arka. Mona mengembuskan napas, akhirnya turun dari ranjang. Menuruti perkataan sang suami."Mas, ayo bangun! Aku udah selesai mandi, sekarang kamu harus mandi. Aku mau bangunin Gaia," teriak Mona. Wanita itu berteriak di telinga suaminya, membuat lelaki tersebut terkejut. Ia langsung bangkit duduk dengan mata membulat. Menatap kesal sang istri, yang menampakan wajah memamerkan senyuman memperlihatkan gigi dengan netra mengerjap-ngerjap. "Aku ke kamar Gaia dulu," pamit Mona. Arka mengembuskan napasnya, ia turun dari ranjang lalu melangkah menuju kamar mandi.

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 30 (bagian 1)

    Kini mereka tengah berada di taman, Dara membantu membawa barang bawaan. Senyuman dibibir Gaia selalu terukir. Gadis itu sangat bahagia, bahkan ia mengajak berfoto terlebih dahulu."Mama, nanti kita harus cuci foto ini," pinta Gaia. Gadis kecil itu menyodorkan hasil jepretan. Ia sangat gembira, lalu meminta agar Dara menggelar tikar. "Bagus banget, kamu sangat pinter mengambil foto," puji Mona. Gaia semakin melebarkan senyuman. Sedangkan Arka baru saja balik dari kedai makanan. Memang dia tadi sesampai di sini langsung pergi mencari sesuat u untuk dimakan. "Makanan sudah datang," kata itu meluncur dari bibir Arka. Lelaki tersebut memamerkan paper bag yang berisi makanan. Arka lekas duduk di karpet lalu menaruh bawaannya. Sedangkan Gaia langsung melihat hidangan yang dibawa sang Papa. "Wah ... ini kebanyakan makanan kesukaan Gaia," ucap gadis itu. "Memang, ini spesial buat kamu, putri Papa," balas Arka. Gaia langsung memeluk tubuh Arka, sampai lelaki itu hendak terjatuh. Berun

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 30 (bagian 2)

    "Papa, Gaia pengen jajan ice cream, boleh ya," tutur Gaia.Arka langsung menoleh memandang anak pertamanya. Lelaki tersebut langsung melihat jam di pergelangan tangan. "Boleh, ayo Papa antar!" kata Arka. Lelaki itu bangkit dari duduk bersilanya. Lalu menunduk memandang Gaia yang masih terdiam seraya mengerucutkan bibir. "Kamu kenapa lagi, katanya mau beli ice cream," lontar Arka. Ia berjongkok memandang Gaia yang masih memasang bibir cemberut. Gadis tersebut terlihat menghela napas dan memandang Papanya dengan kesal. "Gaia bisa beli sendiri, Pah. Gaia kan sudah besar, masa masih harus diantar," ungkap gadis itu. Arka mengangguk paham, lelaki itu akhirnya duduk lagi. Merogoh dompet dan memberikan uang pada Gaia. Melihat kejadian itu, Mona melotot ke arah suaminya. "Ahhh ... makasih, Papa," ucap Gaia. Gadis kecil tersebut sangat bahagia, ia bangkit lalu mengecup pipi Arka. Dan bergegas pergi melangkah, Mona langsung mendekati suaminya."Kenapa Mas biarin Gaia pergi sendiri," uca

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 31 (bagian 1)

    "Ayo Gaia, kita harus kasih tau Mamamu," ajak Atha. Memegang bahu Gaia, kala gadis itu memandang kepergian Papanya yang menaiki ambulan membawa Dara dalam gendongan.Gaia mendongak lalu mengangguk. Ia melangkah dengan pelan, tubuhnya bahkan masih gemetar. "Biar Kakak gendong, kamu kasih tau aja dimana Mamamu berada," ucap Atha.Lelaki tersebut langsung menggendong Gaia. Gadis itu menunjuk di mana sang Mama berada. Kala sampai, Gaia meminta turun lalu menangis memeluk leher Mona dari belakang."Kamu kenapa, Gaia? Kenapa nangis," lontar Mona kebingungan."Mbak Dara, Mah!" ucap Gaia.Gadis itu berkata sambil terus menangis, Mona jadi bingung dan tegang. Memang perasaannya dari tadi gelisah."Dara kenapa, Gaia. Coba ngomong yang jelas," pinta Mona. "Wanita itu tertabrak mobil karna menyelamatkan Gaia," ucap Atha."Apa! Sekarang Dara gimana keadaannya," pekik Mona.Wanita itu mengeluarkan nada terkejut, ia bangkit dari duduknya sambil menggendong Gihbran. Tatapan ia layangkan pada Atha,

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 31 (bagian 2)

    Mona yang ini meminta kejelasan atas ucapan Arka yang akan mewujudkan keinginan Dara. Tak jadi kala seorang dokter keluar dari ruangan, wanita itu langsung mendekat ke arah dokter tersebut. "Dok, apa Dara baik-baik saja?" tanya Mona. Ia sangat tak sabaran, Arka memegang tangannya. Dokter itu mengulas senyum, dia memandang mereka berdua. "Allhamdulillah, Bu Dara sudah melewati masa kritis," balas dokter tersebut. Mereka berdua langsung mengucapkan syukur. Dokter itu pamit dan akan segera memindahkan Dara ke ruangan lain."Apa maksud Mas yang ingin mewujudkan keinginan Dara?" tanya Mona. Baru saja Arka hendak menjawab, ia memandang Mona dengan tatapan aneh. "Apa yang kamu lihat, Mas! Bukannya jawab ih," geram Mona. Terlihat Arka menghela napas. "Dimana anak-anak kita, Mon?" lontat Arka. Mona membulatkan matanya, ia langsung melihat sekeliling. "Astagfirullah, anakku dimana ya," pekik Mona. Dia langsung berlari mencari para buah hatinya. Arka mengikuti langkah sang istri. "Ka

Bab terbaru

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 43 (bagian 2)

    Beberapa tahun berlalu, anak perempuan Mona kini beranjak dewasa, ia berusia tujuh belas tahun. Sedangkan putranya sembilan tahun. Sepasang suami istri itu kini menjemput Ghibran."Jangan suka bolos dong, Sayang. Momy pusing selalu dipanggil ke sekolah gara-gara kelakuan kamu," nasihat Mona. Ghibran hanya menganggukan kepala, lelaki itu malah memainkan ponselnya. Arka yang melihat dari kaca geram, ia menghentikan kendaraan roda empat dan menatap kesal ke arah Ghibran. "Ghibran! Kamu denger gak sih kata Momy, kalau dinasihatin itu dengerin! Jangan sambil main handphone," omel Arka. Ghibran yang mendengar omelan Papanya itu langsung memasukan benda pipih tersebut ke saku. Ia segera menundukan kepala kala melihat tatapan tajam Arka. "Ghibran dengerin kok, Dad." Arka yang mendengar sahutan dengan nada malas itu membuat ia geram. Lelaki tersebut turun, lalu membuka pintu belakang. "Ayo turun! Kamu pulang jalan," sentak Arka. Mona yang mendengar itu membulatkan mata, sedangkan Ghibr

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 43 (bagian 1)

    Sorenya Dara benar diantarkan pindah oleh Amel, bahkan wanita itu terkejut karena semuanya telah disiapkan. Kini hanya Dara dan Annisa yang berada di kontrakan. Mona telah pergi bersama Gaia, Ghibran di gendongannya, pulang pakai taksi. Annisa merapikan semuanya, sedangkan Dara melihat sekeliling. Kontrakan ini sudah dibiayai beberapa bulan, kalau sudah sembuh dan melakukan operasi lagi. Ia berencana melamar kerja diluar. "Mendingan kamu istirahat aja, lumayan capek juga kan sampai sini," seru Annisa. Perempuan itu kini tengah memasukkan bahan makanan ke dalam kulkas pekerjaan jadi bertambah, Anisa berdoa semoga Dara tidak mengerjainya. Dara menganggu, dia perlahan menuju kamar dan berbaring di ke ranjang. "Ahh ... tempat ini sangat kecil sekali, jauh berbeda sama kediamannya. Tapi ... udah dikasih tempat aja allhamdulillah." Dara berkata dalam hatinya, ia memejamkan mata lalu terlelap. Sedangkan Annisa sibuk memasak dan merapikan barang. Dia mengembuskan napas lalu langsung du

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 42 (bagian 2)

    Setelah mengatakan itu, Mona langsung membuka pintu. Lalu matanya melihat kedua asisten. "Tenang aja, kalian bisa lakuin pekerjaan lagi. Aku mau menyelesaikan urusanku dulu," ucap Mona lembut. Setelah mendapatkan anggukan, Mona langsung menutup pintu lagi. Tatapan itu tajam bak pisau yang baru diasah. Dara yang mendapatkan itu, mendadak nyalinya menciut. "Aku menyayangimu, aku menganggapmu sebagai saudara. Tapi inikah balasanmu, hendak merebut suamiku!" sinis Mona. Mona mencengkram bahu Dara dengan kuat, melampiaskan kekesalannya. Lalu ia mengembuskan napas menetralkan kemarahan dan kekecewaan pada sang teman. "Sudahlah, yang penting Mas Arka gak melirik sedikitpun. Tapi tetap saja! Hati ini hancur gara-gara kamu melakukan hal itu," ungkap Mona. Dara juga ikut menitihkan air mata, ia menepis tangan Mona yang memegang bahunya. Wanita itu langsung mengambil buku dan pulpen di laci lalu menulis sesuatu dan memberikan kepada Mona, kemudian mengempaskan bokong ke ranjang karena kaki

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 42 (bagian 1)

    Arka menghela napas kala mendengar dengkuran halus sang istri. Ia memilih tidak ambil pusing dam ikut menjelajah alam mimpi. Sedangkam di kamar Dara, wanita itu terus memikirkan apa yang dikatakan Mona. "Apa dia tau?" Dara bertanda pada dirinya sendiri, karena frustasi menjambak rambut. "Ahh ... ini membuat gue pusing, apa yang harus dilakukan." Wanita itu terus memonolog, ia menjatuhkan tubuh ke kasur. Memikirkan perkataan Mona. Dia sangat frustasi, berkali-kali memukul kasur karena pusing. " Ah ... ini sangat memusingkan, kalau dia tahu kenapa masih bersikap baik." Dara terus bergelut dengan pikirannya tanpa sadar telah lelah karena kelelahan. Waktu berlalu begitu cepat pagi tiba. Kini mereka tengah sarapan bersama, sesekali Dara melirik Mona terlihat wanita itu biasa saja. "Dara Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu," lontar Mona. Mendengar perkataan Mona, Dara langsung memandang dia lalu mengangguk sebagai jawaban. "Setelah sarapan, kita bicara di kamar kamu," ucap Mona.

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 41 (bagian 2)

    Acara itu akhirnya selesai, yang mendekorasi halaman ini telah pulang. Begitu pula Atha, kini semua tengah beristirahat di ruang tengah."Aku mau nidurin Ghibran dulu, lihat matanya udah berat banget. Tadi berisik jadi dia gak bisa tidur," tutur Mona.Mona bangkit dari duduknya, ia tengah menimang Ghibran. Gaia dan Arka mengangguk mengiyakan. "Mama, Pah, aku juga mau bobo. Ngantuk banget nih," celetuk Gaia.Arka bangkit lalu melangkah mengikuti sang anak."Sini Papa anter," sahut Arka.Gaia menoleh menandang sang Papa. Ia mengeryitkan alis karena merasa aneh dengan tingkah lelaki itu. "Tumben," celetuk Gaia.Mona yang mendengar itu tertawa."Takut kamu iri sama Ghibran, makanya Papa menggantikan Mamamu buat antar putri kecil ini," ujar Arka.Arka berjongkok, ia mengusap kepala Gaia dengan sayang."Apaan sih, Pah. Aku juga ngerti dong, akukan sekarang seorang Kakak," ujar Gaia.Gaia langsung mempautkan bibirnya, ia menatap kesal sang Papa.Sedangkan Mona yang hendak pergi tak jadi, i

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 41 (bagian 1)

    Annisa juga terkejut melihat isi rumah. Ia langsung berlari dan berteriak memanggil penghuni rumah ini."Dewi ... Nyonya Mona, Tuan Arka! Gaia, kalian di mana." Annisa terus berlari mencari semua orang, meninggalkan Dara yang tertatih.Kala sampai di dekat halaman, saat hendak berteriak lagi. Tangannya di tarik seseorang, membuat ia terkejut dan hendak memekik tetapi mulutnya langsung dibekam."Jangan teriak, ini aku," bisik Dewi. Annisa langsung menoleh melirik Dewi, sedangkan wanita itu lekas melepaskan bekamannya. "Kalau nanti aku jantungan gimana!" omel Annisa dengan nada pelan. Dewi meletakan jari telunjuk di bibir, lalu ia menarik Annisa agar mengikutnya bersembunyi. Kala mendengar suara langkah kaki ke arah halaman. Wanita itu mengetik sesuatu di ponselnya dan ditunjukan pada Annisa. [Kita bakal kasih kejutan sama Dara, kita bakal keluar dan teriak suprise gitu. Kami semua udah pada ngumpet pada kalian datang. Isi rumah berantakan itu kami sengaja.] Annisa menganggukkan k

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 40 (bagian 2)

    Annisa yang membaca itu langsung berjongkok, ia memegang lengan Dara."Aku mohon, Dara. Jangan buat aku dipecat oleh Tuan Arka, kalau aku gak kerja bagaimana nanti ...." Ucapan Annisa terhenti kala Dara menepis pegangan tangan wanita itu. Terlihat Dara menghela napas lalu mengetik sesuatu. [Berdiri! Kamu membuat aku seperti orang jahat.]Annisa menggeleng kala Dara menyodorkan handphone agar ia membacanya. Dara mengepalkan tangan lalu mengetik sesuatu lagi. [Iya-iya aku gak bakal lapor, ayo cepat bangun! Bikin malu aja.] Setelah membaca ketikan itu, Annisa langsung mengulas senyum. Ia bangkit dan menghapus jejak air mata. "Jangan pulang dulu, Dara. Kita jalan-jalan, udah lama bukan gak jalan-jalan gini," celetuk Annisa. Dara yang mendengar itu memandang Annisa. "Emang gak bosen di rumah terus," lanjut Annisa. Dara mengangguk mengiyakan, ia langsung mengecek saldonya dan mengulas senyum. Bergegas melangkah diikuti Annisa. Wanita itu langsung memesan taksi, Annisa yang melihat i

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 40 (bagian 1)

    "Kamu mau coba-coba bohongin aku, ya!" omel Mona pelan.Tangan wanita itu bergerak mencubit pinggang sang suami. Membuat Arka mengaduh, sedangkan Gaia menutup mulut agar tidak menertawakan Papanya. "Aku gak bohongin kamu, kok. Kamu, kan yang ngomong sendiri," sahut Arka. Arka membela dirinya, sedangkan Atha yang melihat adegan itu hanya tersenyum kecil. Ia mengajak Gaia untuk berkeliling dan meninggalkan sepasang suami istri ini. Mona hanya melirik kesal Arka, ia langsung melangkah pergi kala Dewi memanggil. "Iya, Dew. Sebentar," sahut Mona. Kala melangkah pergi, Mona menjulurkan lidah meledek sang suami. Sedangkan Arka hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu."Istriku, istriku. Kenapa semakin kesini semakin menggemaskan sih," gumam Arka.Lelaki itu akhirnya melangkah untuk melihat-lihat keadaan."Semoga Dara sadar deh, dan tau diri. Dia masih aja ngejar-ngejar suami temannya sendiri, padahal Mona begitu baik sama dia," batin Arka berseru.Sedangkan Atha dan Gaia, mereka te

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 39 (bagian 2)

    "Ayo Dara," ajak Annisa. Dara yang mendengarnya melengos, ia langsung melangkah meninggalkan Annisa. "Kita mau ke mana kira-kira, Dara?" tanya Annisa. Dara melirik kesal Annisa. Ia menghentikan langkahnya lalu mengetik sesuatu. [Kamu berisik, banget! Kita cari tukang bubur kacang hijau.]Annisa memutarkan bola mata, dan mengangguk. Mereka berjalan menuju tempat yang biasa Dara membeli.Sesampai di sana, keduanya langsung memesan kala sampai."Dara, kamu bawa uang gak? Aku kelupaan bawa dompet nih, soalnya," ucap Annisa. Dara membulatkan matanya kala mendengar ucapan Annisa. Ia langsung mengambil ponsel untuk meminta uang pada Arka. Kala melihat benda pipih itu, bertepatan suara notifikasi pesan masuk.[Aku sudah meminta Mas Arka mengirim uang ke akun dana, kamu. Cek deh,] Wanita tersebut langsung memanyunkan bibirnya, ia lekas mengecek aplikasi yang disebutkan Mona. Terlihat dia menghela napas, dan menaruh ponselnya ke saku."Huh ... padahal tadi kesempatan aku mengirim pesan sa

DMCA.com Protection Status