Home / Romansa / Malam Pertama Dengan Kakak Ipar / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Malam Pertama Dengan Kakak Ipar : Chapter 81 - Chapter 90

124 Chapters

Extra part 22 (bagian 1)

"Dasar! Main nyuruh-nyuruh aja, iya sih dia istri Bos tapi tetap aja umurnya masih dibawah gue," dumel Wita masih terdengar oleh Mona membuat wanita itu menghela napas. "Kenapa gak boleh sih, Mon, tangan aku gak kotor kok," ujar Aurel sendu. "Memang kamu bisa gendong Ghibran sedangkan tanganmu itu membawa rantang. Mendingan kasih dulu bekalnya ke Mas Kean, lalu kamu bisa ketemu kami lagi dan bisa gendong Ghibran," jelas Mona membuat Aurel mengangguk dan cengengesan. "Eh iya, ya, aku sampe lupa bawa bekel nih. Ya udah aku ke ruangan Mas Kean dulu ya," pamit Aurel yang dibalas anggukan Mona, wanita itu langsung berlalu pergi. Mona memutuskan menunggu sang teman, ia mengajak anaknya bercanda. Kaki wanita itu mulai terasa lemas, dia memilih untuk duduk di kursi. Beberapa menit kemudian, terlihat Aurel yang melambaikan tangan."Maaf, kamu pasti nunggu lama, ya," lontar Aurel yang dibalas anggukan Mona. "Ishhh ... bilang enggak, napa! Malah ngangguk segala, aku jadi merasa bersalah, ka
Read more

Extra part 22 (bagian 2)

"Dih, manja! Udah tua juga," goda Mona tetapi ia melakukan apa yang dipinta suaminya. "Manjanya cuma ke istri, ya gak papa," balas Arka memamerkan giginya lalu melahap makanan yang disuapkan oleh Mona. "Iyain aja deh, biar seneng," jawab Mona membuat Arka terkekeh malah membuat ia tersedak. "Haduh, hati-hati, Mas! Ini minum," ucap Mona menaruh sendok lalu mengambil botol minuman dan menyodorkan ke suaminya. "Udah nih, ayo suapin lagi, tapi biar aku yang gendong Ghibran, pasti kamu pegel banget," pinta Arka dibalas anggukan Mona, lalu wanita itu langsung memyerahkan anaknya dan leluasa menyuapi sang suami. "Cie ... disuapin niye," goda Kean kala pria itu membuka pintu ruangan atasanya membuat Arka dan Mona menoleh. "Apaan sih, Kean! Gak sopan banget langsung masuk aja," sembur Arka kesal karna momennya terganggu oleh pria yang merangkak menjadi sekertarisnya itu. "Kalau gak gini, gak bakal nemu momen begini," lontar Kean lalu tertawa kala melihat Arka mendengkus. "Mas! Jangan g
Read more

Extra part 23 (bagian 1)

"Ih ... kamu ini, padahal aku mau pamer ke Kean tau," keluh Arka pelan, membuat Kean tertawa dan Mona langsung menoleh memandang suaminya. "Pamer apaan sih, gak jelas banget deh. Mendingan kamu makan yang banyak aja, Mas!" perintah Mona lalu wanita itu bangkit mendekati Aurel yang tengah menimang Ghibran. Kedua wanita itu kini fokus ke arah bayi kecil tersebut. Bahkan mereka mengabaikan para suaminya. Kean merengut begitu pula Arka. "Duh, istri-istri kita berpaling nih. Mereka malah fokus ke Ghibran," dumel Kean membuat Arka menoleh lalu mengangguk mengiyakan. "Ghibran lebih menawan dari kita, sampai-sampai mereka mengabaikan kita ini," lanjut Arka lalu melirik jam, ia memekik terkejut. "Haduh! Gue lupa belum kasih tau Atha jemput Gaia," pekik Arka spontan membuat Ghibran terkejut lalu menangis. "Pelankan suaramu, Mas! Mendingan ayo cepat telepon Atha, minta tolong dia jemput anak kita," lontar Mona memandang kesal suaminya, ia bahkan sampai menegur lelaki itu.Arka langsung mel
Read more

Extra part 23 (bagian 2)

"Kamu dari mana aja sih, Kakak sampe keliling cariin kamu sampe ke orang gila gini. Rambut sama pakaian acak-acakan," cerocos Atha dengan napas masih terengah-engah membuat Gaia melirik badan Atha dari atas sampai bawah. "Hahaha ... memang mirip orang gila, Ka! Tapi ini versi pakaian bagus gak compang - camping," sembur Gaia membuat Atha mengerucutkan bibirnya tanda ia merajuk dan kesal. "Hei! Kakak itu udah tua, jangan kebanyakan merajuk gitu, nanti cepet keriputan lho," tutur Gaia membuat Atha mendengkus lalu lelaki itu memilih menggenggam jemari sang gadis lalu menariknya perlahan agar mengikuti langkah dia."Ayo ah cepet! Kakak laper nih. Belum makan siang, tadi Papamu ngechat pas Kakak baru makan sedikit makanan di kantin," ujar Atha lalu masuk ke mobil kala Gaia juga sudah di dalam kendaraan tersebut. "Gadis kecil! Kenapa kamu selalu lupa pake sabun pengaman," desis Atha kala melihat Gaia memainkan ponsel kala masuk ke mobil, lelaki itu langsung memakaikan sabun pengaman memb
Read more

Extra part 24 (bagian 1)

Keluarga kecil itu pulang dari kantor jam sebelas. Gaia masih terlelap di mobil sedangkan Mona memilih menjaga anakanya. Senyuman lega terukir kala sampai kediaman. "Kamu gendong Ghibran ya, biar Mas yang gendong Gaia," lontar Arka yang dibalas anggukan Mona, wanita itu sudah keluar mobil dan membenarkan selimut di tubuh Ghibran agar tak kedinginan. "Ayo Sayang, buka pintu," perintah Arka kala melihat istrinya tengah mencari kunci di tas."Sebentar, Mas. Kuncinya belum ketemu, sabar napa," jawab Mona yang disambut helaan napas Arka, lelaki itu telah memakaikan jas miliknya ke sang anak gadis. Suara pintu terbuka membuat kedua manusia itu mendongak. Dara yang membukakan benda itu langsung menyodorkan kertas pada Mona. Lekas wanita tersebut terima dan bergegas masuk ke kediaman karna hawa dingin sangat menusuk. "Untung kamu bukaan pintu, Ra. Diluar dingin banget sumpah," celoteh Mona kala melihat Dara tengah mengunci pintu. Dara berbalik memandang Mona lalu wanita itu menunjuk kert
Read more

Extra part 24 (bagian 2)

"Makasih mau bantuin, tapi gak papa. Mas Arka pengen buatanku bekalnya, katanya kangen," seru Mona seraya mencubit pipi Dara membuat wanita itu memekik kaget tanpa suara. "Sorry ... sakit ya," kata Mona mengusap pipi Dara, wanita itu mengangguk sebagai jawaban."Ayo kita masak! Keburu pada bangun nanti," ucap Mona yang dibalas anggukan lagi oleh Dara, mereka langsung melakukan tugas masing-masing. "Bilang aja gak mau kasih tau makanan kesukaan Mas Arka, ketauan banget takut tersaingi," cibir Dara dalam hati sesekali melirik sinis Mona yang fokus memasak seraya bersenandung. Jam sudah menunjuk angka enam, makanan telah terhidangkan. Mona bergegas menuju kamar sang suami untuk membangunkan pria tersebut. Beruntung Ghibran masih terlelap di kasurnya. Ia segera mengguncang tubuh Arka."Mas ... ayo bangun! Makanan udah siap," ucap Mona pelan, takut membangunkan sang buah hati yang nyenyak sekali."Eughhh ... apa sih, Sayang. Mas masih ngantuk nih," kata itu keluar dari bibir Arka yang m
Read more

Extra part 25 (Bagian 1)

Mona mengantarkan Gaia dan Arka ke luar rumah. Ia segera menghentikan lambaian tangan kala sudah tak terlihat kendaraan roda empat milik suaminya. Wanita itu teringat jika ingin melihat apa yang ditulis oleh Dara, bergegas masuk ke kediaman lalu menuju bak sampah dan mengambil lembaran kertas tersebut. "Akhirnya ketemu juga, duh tempat sampahnya bau banget!" keluh Mona seraya menutup hidung. "Apa ya kira-kira yang Dara tulis, ishh ... aku kenapa jadi curiga gini sama temen sendiri," gumam Mona pelan, ia masih memegang kertas itu lalu memilih duduk di kursi untuk menenangkan detak jantung yang tiba-tiba berpacu begitu cepat. Baru saja Mona hendak membaca kertas itu, suara tangisan membuat ia menghentikan kegiatannya. Wanita tersebut langsung bangkit, lalu menatap Ghibran yang berada dalam gendongan Dara. Tanpa sadar menaruh kertas di meja, Dara mengembuskan napas kala melihat Mona belum membaca tulisannya. "Sayangnya Mama, udah bangun ya," tutur Mona ia mengambil Ghibran dari gendo
Read more

Extra part 25 (bagian 2)

***Malam tiba Mona tersenyum kala melihat Arka baru saja pulang dan turun dari kendaraan roda empat. Wanita itu lekas membuka pintu lalu menyambut suaminya. "Mas," panggil Mona wanita itu lagi-lagi tersenyum kala sang suami mengecup keningnya."Sini Ghibran aku gendong," pinta Arka lalu mengambil Ghibran dari gendongan sang istri."Harusnya Mas mandi dulu gih!" perintah Mona tapi mendapatkan kecupan di pipi oleh Arka."Apaan sih, Mas! Untuk cuma ada Dara, kalau ada Gaia bisa-bisanya dia godain kita lagi," sembur Mona dibalas kekehan Arka."Iya-iya, maaf. Ya udah ayo ke dalam," ajak Arka yang dibalas anggukan Mona."Ayo Ra! Kita makan bareng," seru Mona yang dibalas anggukan Dara, wanita itu terkejut kala melihat Arka mencium Mona dan ia tau lelaki tersebut sengaja melakukannya."Aku mau mandi dulu, Sayang," lontar Arka yang dibalas anggukan Mona, mereka beralih menuju kamar."Ngapain kamu ngikut sampe sini, kamu tinggal tunggu di ruang makan aja. Huh ... makanya jangan ngelamun," om
Read more

Extra part 26 (bagian 1)

"Papa rese, udah ah ayo kita makan!" balas Gaia lalu berbalik dan mulai melangkah pergi. "Untung kamu keluar udah berpakaian, Mas," ucap Mona memandang suaminya lalu mereka segera melangkah bersamaan menuju ruang makan. "Huh, kan, aku denger suara Gaia, Sayang. Ya pasti aku keluar udah berpakaian dong, gak cuma pake handuk," sahut Arka yang dibalas anggukan Mona. "Sini Ghibran, biar aku gendong. Pasti kamu pegel. Lumayan juga tadi aku mandinya,"seru Arka yang langsung mengambil alih menggendong sang buah hati. Sesampai di ruang makan, mereka langsung duduk. Ghibran yang terlelap di gendongan Arka di taruh ke ayunan. Mereka akhirnya melahap makan, sesekali Gaia menceritakan keseharian di sekolah. Keluarga yang begitu harmonis, membuat Dara yang melihat merasa iri melihat kebahagiaan sang teman. "Mah, Pah. Gaia langsung ke kamar ya, mau ngerjain tugas nih," pamit Gaia kala gadis kecil itu telah mencuci tangan lalu mendekati tempat dimana sang orang tua duduk. "Iya, Sayang. Semanga
Read more

Extra part 26 (bagian 2)

"Sial! Cara ini gak berhasil, gimana caranya biar Mas Arka tergoda, huh ...," gerutu Dara dalam hati, wanita itu memilih menghempaskan bobotnya di kasur."Pokoknya gue harus cari cara lain," geram Dara menendang meja membuat ia sedikit mengaduh karena merasakan sakit di kakinya. Dara memilih memejamkan mata tanpa mengganti pakaian. Jam kini menunjuk angka dua dini hari. Wanita itu terbangun dan tak bisa tertidur lagi akhirnya memilih keluar tak lupa memakai jubah. Kala sampai di dapur, ia melihat Arka yang tengah meneguk air putih membuat dia tersenyum sumringah lalu lekas melepaskan jubah dan berlari memeluk Arka."Sayang, ada apa?" tanya Arka mengusap tangan Dara yang melingkar di pinggangnya, ia memandang jemari itu lalu membulat kala tak merasakan apapun di jari wanita yang memeluknya. "Lepaskan!" hardik Arka kala mengetahui jika yang memeluknya bukan sang istri, karna Mona selalu memakai cincin mahar yang ia berikan. "Kamu gak sopan, ya! Maen asal peluk aja! Kalau Mona lihat d
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status