Home / Romansa / Malam Pertama Dengan Kakak Ipar / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Malam Pertama Dengan Kakak Ipar : Chapter 101 - Chapter 110

124 Chapters

Extra part 32 (bagian 1)

"Lebay, tapi makasih udah bantuin kami, apalagi mengantar dan menjaga istri dan anakku tadi," ujar Arka. Lelaki itu langsung duduk di kursi, sedangkan Gaia dengan sigap memberikan nursing cover. "Kamu membawanya, sayang?" tanya Mona.Wanita itu langsung memakai apron menyusui dan mulai memberikan asi pada Ghibran. "Gak Mah, Kak Atha yang tadi ngajak balik ke mobil buat ambil peralatan buat Ghibran," sahut Gaia. Mona mengangguk paham. Sedangkan Arka dan Atha tengah berbincang. "Tolong antar istri dan anakku ke rumah Mama," pinta Arka. Mona langsung menoleh ke arah suaminya. Ia menggeleng tanda tak setuju. "Aku gak mau, Mas. Biarin aku jagain Dara di sini," tolak Mona. Arka mengembuskan napas, ia menoleh memandang istri dan anaknya. Terlihat wajah mereka menampilkan riak memohon."Dengarkan aku, gak baik anak-anak terlalu lama di rumah sakit, Mon. Biar aku saja yang jagain Dara, percaya sama aku, nanti kalau ada sesuatu aku bakal kabarin. Sekarang kamu dan anak-anak kita nginep
Read more

Extra part 32 (bagian 2)

Jam kini menunjuk angka lima pagi, Arka telah bangun dari tidur. Sesuai perkataan lelaki itu, dia menjaga Dara. Memilih bangkit dari kursi dan melangkah menuju toilet untuk berwudhu.Arka mulai melakukan tugasnya sebagai umat muslim, dilanjutkan mengaji. Sedangkan Dara, ia terbangun karena suara Arka. Wanita itu mengerjap-ngerjapkan mata."Ada Mas Arka," batin Dara berseru.Arka selesai mengaji, menoleh ke brankar. Mereka akhirnya saling pandang, Arka yang melihat Dara telah sadar langsung mendekat. "Allhamdulillah, kamu udah sadar. Aku panggil dokter dulu ya," ucap Arka. Dara yang hendak menghentikan Arka, tak ada tenaga. Tubuhnya masih terasa lemas. Dokter datang dan langsung memeriksa Dara. Sehabis itu berbincang dengan Arka. "Makasih, Dok," seru Arka. Dokter itu mengangguk lalu berpamitan. Kini tinggal mereka berdua di ruangan. Arka mengambilkan segelas air putih dan sedotan. Menyodorkan ke bibir wanita itu. "Udah, gak usah terimakasih, ini tugasku karena kamu menyelamatka
Read more

Extra part 33 (bagian 1)

"Jangan besar kepala! Aku hanya akan mewujudkan keinginanmu agar bisa bicara," tegur Arka.Lelaki itu menyentil kening Dara. Bersamaan seseorang yang membuka pintu."Assalamu'alaikum." Dara dan Arka langsung menoleh, senyuman terukir di bibir lelaki itu."Allhamdulillah, kamu udah sadar, Dara," seru Mona.Mona langsung melangkah mendekati Dara. Wanita itu memeluk erat tubuh sang teman membuat Dara menepuk-nepuk punggung Dara."Mama, udah pelukannya. Kasian tuh Mbak Dara," tegur Gaia.Mona yang menyadari kesalahannya langsung melepaskan dekapan. Ia terus mengulas senyuman di bibir, tangan wanita itu memegang bahu sang teman."Makasih ya, Mbak. Kamu udah nolongin aku," lontar Gaia. Gadis itu mendekat dan memegang tangan Dara. (Iya, gak papa. Kamu gak papa kan?)Perempuan itu menyodorkan ponsel Arka lalu setelah Gaia menerima. Dia memegang puncuk kepala gadis tersebut. Ia mengulas senyum, membuat Gaia menitihkan air mata kala membaca ketikan itu."Maaf Mbak, gara-gara menolong Gaia. M
Read more

Extra part 33 (bagian 2)

Waktu berlalu begitu cepat, akhirnya Dara diperbolehkan pulang. Hanya masih harus kontrol ke rumah sakit. Ia sangat bahagia, kini tinggal menunggu Arka menjemputnya. Gaia di sini menunggu bersama Mona. Ghibran dititipkan ke adzkia sang Nenek. "Kamu seperti bahagia banget, senyumanmu sangat cantik," puji Mona. Dara menoleh memandang temannya. Ia meraih handphone dan mengetik sesuatu. (Pasti aku senang, apalagi akan segera pulang. Aku bosan disini terus, apalagi makanannya,) Mona tersenyum kecil kala membaca ketikan Dara. Mereka terus berbincang walau Dara harus mengetik terus. Dan Gaia, gadis itu fokus menulis pekerjaan rumahnya. "Ahh ... aku sangat bingung," keluh Gaia. Keluhan Gaia membuat Mona menoleh begitu pula Dara. "Aku bantu Gaia dulu ya, kamu mendingan tiduran aja sambil menunggu Mas Arka datang," bisik Mona. Dara menganggyk sebagai jawaban, senyuman kecil terus terukir. Ia sangat bahagia diperlakukan baik seperti itu, bak ratu yang selalu dilayani. "Apa yang membuat
Read more

Extra part 34 (bagian 1)

Seminggu berlalu kini Dara dirawat di rumah. Arta dan Mona begitu telat dan bergantian merawat wanita tersebut. Dara merasa bak Ratu karena keinginannya cukup chat dan sepasang sejoli itu akan berusaha mewujudkan."Ghibran nangis, Dar. aku ke sana dulu ya, jangan lupa minum obatnya habis makan," seru Mona.Dara mendongak memandang Mona lalu mengangguk sebagai jawaban. Setelah kepergian wanita itu, Dara langsung mengulas senyum sumringah. Bergegas meraih handphone untuk mengirim pesan pada Arka. [Mas, belikan aku buah-buahan,] Setelah mengirim pesan tersebut, ia langsung meminum obat dan mulai bersandar di kasur. "Ahh ... moga aja kedekatan kami ini bisa sampai membuat dia menaruh hati padaku. Terus setelah sembuh kami akan menikah, batin Dara berseru. Getar handphone menandakan pesan masuk, ia lekas mengecek benda pipih tersebut. Dia langsung mengerucutkan bibir kala membaca balasan Arka. [Aku sedang bekerja, kenapa gak pesen online aja sendiri. Tapi sudahlah, aku sudah pesankan
Read more

Extra part 34 (bagian 2)

Mona hanya terkekeh mendengar perkataan sang suami. Setelah mereka sibuk berbincang, akhirnya sambungan itu terputus karena Arka harus melakukan pekerjaan lagi. "Kenapa aku rasa kalau Dara berusaha mendekati Mas Arka," gumam Mona."Mama, Gaia laper!" teriak gadis tersebut. Terlihat Gaia sudah mengganti pakaian, ia mengucek-ucek mata. Gadis tersebut duduk di kursi dan melihat hidangan di atas meja makan. Mona langsung menoleh memandang anaknya."Ya udah, makan aja kali Gaia. Kenapa segala teriak-teriak gitu," gerutu Mona. Wanita itu mendekati anaknya dan mengusap lembut rambut Gaia. Yang diceramahi hanya memamerkan gigi seraya memandang sang Mama. "Gaia kangen disuapin, Mama," tutur gadis tersebut. Mona mengulas senyum menanggapi perkataan anak pertamanya. Ia langsung mengambil piring dan menyendokkan makanan favorit sang putri."Ayo makan putri kecilku, jangan lupa baca doa," lontar Mona. Mona langsung duduk di samping sang anak. Gaia terus tersenyum sumringah. Sehabis membaca d
Read more

Extra part 35 (bagian 1)

Gaia bergegas mendekati Mamanya lalu memegang tangan Mona. "Mah, jangan terlalu capek. Mendingan Mama istirahat aja, biar Gaia yang cuci dan anterin buah ini," seru gadis tersebut."Maaf ngerepotin kamu, Sayang. Iya sih, Mama belum istirahat dari jam dua," balas Mona. Ia memandang anaknya, Gaia yang mendengar itu membulatkan mata."Kenapa bangun malam banget, Mah." Gadis itu langsung mematikan keran dan menarik lengan Mona dan memerintahkan sang Mama untuk duduk.Gaia langsung melakukan apa yang ia katakan. Mona melihat itu mengulas senyum, dia terus memanjatkan syukur dalam hati."Udah selesai, Mah. Biar aku yang bawain ke Mbak Dara ya. Mama istirahat aja," celetuk Gaia."Mama istirahat saja, biar Gaia yang kerjain," tutur gadis tersebut. Mona bangkit lalu mengambil pisau buah. Ia menaruh di piring bawaan Gaia. "Kalau gitu Mama ke kamar dulu ya, kamu juga jangan lupa ke kamar ambil hadiahnya," lontar Mona."Aku sayang, Mama. Mama jangan terlalu capek," ucap Gaia. Gadis itu meny
Read more

Extra part 35 (bagian 2)

Gaia langsung melangkah ke kamarnya, mengambil ponsel di ruangan itu. Ia mengetik-ngetik benda pipih tersebut buat menelepon sang Papa."Papa, kenapa gak diangkat sih," gerundel Gaia. Gadis itu terus menelepon Arka. Ia pantang menyerah, setelah sepuluh kali panggilan akhirnya sang Papa menjawab telepon tersebut. "Ada apa, Gaia? Kalau pengen sesuatu cukup kirim chat aja. Papa lagi rapat nih," sembur Arka dengan lembut."Mama sakit, Pah," balas Gaia.Arka yang mendengar lekas masuk ke ruang rapat lagi. Lalu memberitahu Kean agat ia yang memimpin. "Kean, tolong handle rapat ini ya. Atau nanti lanjut lewat video call saja, Mona sedang sakit soalnya," bisik Arka. "Siap, semoga istri Tuan cepat sembuh," balas Kean.Lelaki itu membalas dengan perkataan formal. Karena sekarang berada di ruang rapat. Mendengar jawaban Kean, Arka menepuk bahu temannya itu lalu pamit pergi."Rapat ini akan dilanjutkan oleh sekertaris, saya. Saya pamit dulu karna putri saya memberitahu jika istri saya sakit,"
Read more

Extra part 36 (bagian 1)

Mona mengulas senyum mendengar jawaban suaminya. Arka langsung mendaratkan kecupan di kening sang istri. "Aku mencintaimu," bisik Arka pelan.Suara pintu berdecit membuat kedua manusia itu menoleh ke arah bilik mandi. Terlihat Gaia yang baru saja keluar dari sana lalu mendekati orang tuanya."Ahh ... akhirnya lega juga," kata Gaia dengan tangan mengusap perut."Ngapain juga kamu sampe nahan BAB gitu, lain kali gak boleh ya! bahaya tau," tegur Arka.Gaia yang mendapatkan teguran hanya mengulas seringai saja. Ia memilih naik ke ranjang lalu mengompres Mona lagi. "Allhamdulillah, udah gak terlalu panas lagi," ucap Gaia bersyukur.Mona dan Arka saling pandang. Mereka sangat senang melihat anak-anaknya. Sesuatu terlihat ke ingatan Mona, ia langsung menanyakan handphone. "Mana handphoneku?" tanya Mona."Ngapain nanya handphone sih, Mah. Mendingan kamu fokus ke kesembuhanmu aja dulu," omel Arka.Gaia mengangguk setuju, Mona langsung menghela napas kala mendengar perkataan suaminya."Ahh .
Read more

Extra part 36 (bagian 2)

"Ya sudah, sekarang mulai kerja aja. Saya mau sarapan dulu," pamit Arka. Lelaki itu langsung pergi, padahal Dara tengah mengetik sesuatu. Dengan kesal ia membanting ponsel dan menatap sinis ke arah manusia yang akan merawatnya."Boleh minta nomor ponselmu, biar gampang kita komunikasinya," pinta wanita itu dengan lembut. Tatapan marah Dara masih wanita itu layangkan. Dengan gerakan kesal ia mengambil handphonenya dan menunjuk nomor whatsapp pada perempuan tersebut. "Terimakasih, saya memanggilmu apa ya?" tanya wanita tersebut. Mendengar perkataan perempuan itu, senyuman terukir di bibir Dara. Ia mulai mengetik sesuatu dan menunjukan kepada wanita tersebut. [Nyonya, panggil aku Nyonya Dara,] "Nyonya, memang dia siapanya keluarga Tuan? Ahh sudahlah, ngapain juga mikirin itu. Yang penting kerja dan mendapatkan gaji," batin wanita itu. Yang akan menjaga Dara memang usianya hanya beda beberapa tahun dari Arka. "Siap Nyonya, nama saya Annisa. Apa Nyonya butuh sesuatu," seru Anni
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status